Sukses

Serikat Pekerja PLN Demo Minta Pasokan Gas

Produksi gas yang diincar Serikat Pekerja PLN berasal dari Blok Indonesia Deep water Developemen (IDD) di Selat Makassar.

Liputan6.com, Jakarta - Serikat Pekerja PLN meminta Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengalihkan produksi gas yang diekspor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, dengan begitu tidak perlu lagi subsidi untuk listrik. Permintaan tersebut dilakukan dengan melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor SKK Migas, Jalan Gotot Subroto, Jakarta, Selasa (10/6/2014).

Ketua Tim Energi Primer Serikat Pekerja PLN, Jumadis Abda mengatakan, langkah serikat pekerja tersebut dilakukan karena selama ini Indonesia mengekspor gas dengan harga murah, sementera mengimpor minyak dengan harga mahal hal ini membuat beban subsidi membengkak.

"Jadi kalau dapat gas alam murah harganya dibandingkan minyak. Harga minya Rp 11 ribu per liter, harga gas itu Rp 2.500 per liter setara premium  selama ini dijual ke  asing, kami harap dikasih bangsa sendiri, masa Indonesia impor Rp 11 ribu kan besar subsidi," kata Jumadis, saat ditemui disela aksi demo.

Menurutnya, jika produksi gas seluruhnya diserap di dalam negeri maka akan menguntungkan bangsa Indonesia termasuk PLN, Pasalnya selain murah gas merupakan energi yang ramah lingkungan.

Indonesia tidap perlu lagi mengimpor minyak yang harganya mahal dan jika PLN mendapat tambahan gas alam maka bisa menghemat biaya produksi listrik dan PLN tidak lagi disubsidi.

"Gas itu murah, Indonesia jual. Untuk dalam negeri justru impor minyak itu yang bikin bangkrut, kalau dengan gas PLN tidak perlu subsidi listrik," tuturnya.

Untuk tahap awal, produksi gas yang diincar Serikat Pekerja PLN berasal dari Blok Indonesia Deep water Developemen (IDD) di Selat Makassar yang dioperatori oleh Chevron.

"Kami harap seluruh produksi gas harus dipenuhi dalam negeri dulu, tapi sebagian sudah dikontrak,  tahap pertama jangan ekspor gas blok IDD dulu yang cukup besar 1000 mmcfd itu untuk dalam ngeri," pungkasnya. (Pew/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini