Sukses

Perdagangan Non Migas RI dengan China & Jepang Anjlok

Sepanjang sejarah, perdagangan Non Migas Indonesia dengan China dan Jepang tak pernah mengalami defisit.

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja ekspor perdagangan Indonesia ke China dan Jepang sepanjang Januari 2014 terpuruk dengan mencatat defisit cukup besar. Negatifnya perdagangan Indonesia ini dipicu larangan ekspor mineral mentah (ore) yang mulai berlaku awal tahun ini.

Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, Adi Lumaksono menyebut, nilai ekspor perdagangan China di periode awal tahun ini mengalami defisit 22,84% menjadi US$ 1,82 miliar dari US$ 2,36 miliar di Desember 2013.

Sedangkan nilai ekspor perdagangan non Migas ke Jepang merosot 14,22% dari US$ 1,39 miliar pada akhir tahun lalu menjadi US$ 1,19 miliar di Januari ini.

"Ekspor non migas mineral kita ke China berupa biji besi dan bauksit, sementara Jepang, kita ekspor tembaga. Nah itu jadi tidak ada lagi," terang dia saat Konferensi Pers, di kantornya, Senin (3/3/2014).

Melongok sejarahnya, neraca perdagangan non Migas Indonesia dengan China dan Jepang setiap awal tahunnya selalu mencatat surplus. Namun pada kuartal I ini, Indonesia terpaksa mengalami defisit perdagangan.

Pada awal tahun ini, Adi mengatakan, realisasi ekspor perdagangan Indonesia mencapai US$ 14,48 miliar atau susut 5,79% dibanding Januari 2013 sebesar US$ 15,38 miliar.

Dengan adanya larangan ekspor, BPS tak lagi mencatat adanya penurunan ekspor komoditas Minerba. Jika mengacu pada perdagangan akhir tahun lalu, ekspor bijih dan logam Indonesia tercatat anjlok 70,13%. (Fik/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini