Survei PDB: Jokowi Jauh Lampaui Megawati

Sebanyak 77,90% masyarakat menyukai Jokowi. Sedangkan Megawati hanya memperoleh 57,82% saja.

oleh Rochmanuddin diperbarui 17 Jul 2013, 18:54 WIB
Nama Jokowi kembali diunggulkan sebagai salah satu kandidat calon presiden. Berdasarkan survei Pusat Data Bersatu (PDB), Gubernur DKI Jakarta bernama lengkap Joko Widodo ini unggul sebagai capres yang paling disukai masyarakat. Bahkan angkanya jauh melampaui Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Dalam kategori capres yang paling disukai, Jokowi berada di urutan pertama," ujar peneliti PDB, Agus Herta S, di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (17/7/2013).

Berdasarkan hasil survei ini, lanjut Agus, sebanyak 77,90% masyarakat menyukai Jokowi. Sedangkan Megawati hanya memperoleh 57,82% saja. "Jika dilihat popularitas Megawati, maka dapat disimpulkan 1 dari 2 orang yang kenal Megawati tidak suka terhadap sosok Megawati."

Berada di bawah Jokowi, yakni mantan wakil presiden Jusuf Kalla (JK). Dengan dukungan sebanyak 59,29%, JK menempati posisi ke 2 capres yang paling disukai masyarakat. Sementara itu sejumlah politisi berada di bawah JK berturut-turut, mereka yakni Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan 58,75%, Megawati dengan 57,82%, Ketua Umum Partai Hanura sebanyak 46,35%, Ketua Umum Partai Golkar Abu Rrizal Bakrie sebanyak 40,75%.

Kemudian disusul Ketua Umum PAN Hatta Radjasa dengan perolehan sebanyak 31,42%, Menteri BUMN Dahlan Iskan 23,44%, Chairul Tanjung 20,08%, mantan Ketua MK Mahfud MD 18,50%, Ketua DPR Marzuki Alie 10,12, politisi Demokrat Pramono Edhie 6,67%, Menkopolhukam Djoko Suyanto 5,86%. Sementara Gita Wirjawan 4,19%, Tri Rismaharini 2,39% dan politisi Demokrat Irman Gusman 1,71%.

Survei digelar dari 11 Juni sampai 18 Juni 2013 dengan menggunakan metode wawancara tatap muka dengan kuisioner terstruktur yang dilakukan di kediaman responden. Wawancara dilakukan terhadap 1.200 responden dari 30 provinsi seluruh Indonesia dengan margin of error sebesar 2,8 persen.

Usia responden minimum 17 tahun atau sudah menikah dan dipilih secara acak (probability sampling). Cara penarikan sampel acak bertingkat mencakup semua kecamatan, 10 responden setiap kelurahan atau desa. (Ndy/Ism)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya