Tambang Bawah Tanah Freeport Boleh Dibuka Kembali

PT Freeport Indonesia (PTFI) telah diizinkan untuk membuka kembali tambang bawah tanah yang dikelola perseroan mulai pekan depan.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 05 Jul 2013, 14:39 WIB
PT Freeport Indonesia (PTFI) telah diizinkan untuk membuka kembali tambang bawah tanah yang dikelola perseroan mulai pekan depan. Namun, ada sejumlah syarat yang harus ditempuh perusahaan tambang asal Amerika Serikat (AS) tersebut agar tambang tersebut bisa kembali beropersi.

Direktur Jenderal Mineral Batubara Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Thamrin Shite mengatakan, izin itu diberikan berdasarkan berdasarkan hasil evaluasi tim Independen. "Tim independen sih menyatakan sudah boleh dibuka," kata Thamrin, di kantornya, Jakarta, Jumat (5/7/2013).

Namun, tim independen yang terdiri dari beberapa instansi dan lembaga ahli tersebut memberikan syarat jika tambang bawah tanah milik perusahaan tambang Amerika tersebut ingin kembali melakukan kegiatan produksi.

"Tapi ada term of condition dengan syarat-syarat harus dimonitoring dengan alat ini," ungkapnya.

Namun, untuk membuka kembali tambang bawah tanah pemerintah tidak hanya menggunakan hasil evaluasi tim independen. Pemerintah juga akan memutuskan berdasarkan hasil investigasi dari inspektur tambang.

"Kita kombinasikan dengan hasil inspektur tambang kita. Jadi itu boleh tapi dia harus punya kriteria yang harus dilakukan," tuturnya.

Menurut dia, hasi evaluasi dari tim Independent hanya untuk masukan ke pemerintah. Sedangkan pemerintah harus mempertimbangkan banyak aspek. Karena itu pemerintah harus menunggu hasil rapat dengan Inspektur Tambang dan diperkirakan minggu depan tambang bawah tanah Freeport yang ditutup karena ada musibah runtuhnya pusat pelatihan Big Gozzan bisa kembali dibuka.

"Inspektur tambang kita ada. Kita harus hati-hati. Walaupun kecelakaannya dibawah tanah. Kita juga ingin itu harus aman. Mudah-mudahan minggu depan sudah itulah. Nanti kita rapat lagi antara inspektur tambang," pungkasnya.

Sekadar informasi, sebanyak 38 pekerja Freeport berada di dalam kelas fasilitas pelatihan bawah tanah saat atap runtuh pada Selasa 14 Mei 2013, pukul 07.30 WIT.

Anggota tim tanggap darurat telah berhasil menyelamatkan 10 pekerja, namun tak bisa menyelamatkan 28 orang lainnya yang terkubur di bawah puing-puing reruntuhan.

Freeport memproduksi bijih mineral sebanyak 220 ribu ton per hari, yang terdiri 140 ribu ton dari tambang terbuka dan 80 ribu ton berasal dari tambang tertutup. (Pew/Ndw)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya