Kenaikan BBM, Presiden PKS Hadapi Perbedaan Pendapat dengan Kalem

Perbedaan pendapat PKS dengan partai koalisi dihadapi kalem oleh Presiden PKS, Anis Matta. Menurutnya perbedaan itu wajar dan sering terjadi

oleh Edward Panggabean diperbarui 22 Jun 2013, 03:47 WIB
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta mengatakan perbedaan pendapat dengan partai koalisi di Setgab tak perlu disikapi secara berlebihan. Karena itu, PKS menghadapinya dengan kalem.

Anis mengatakan, tak hanya soal rencana pemerintah menaikan Bahan Bakar Minyak (BBM), perbedaan pendapat kerap terjadi tidak saja soal kenaikan BBM, soal Century pun sering terjadi.

"Menurut saya, perbedaan ini tidak lagi jadi persoalan dalam kultur demokrasi kita. Ini masalah ijtihad. Dua pihak anggap ini kepentingan rakyat. Dalam kasus ini, nothing personal. Tidak ada yang personal. Masalah ini tematik, lebih baik disikapi secara kalem dengan doa," kata Anis Matta saat bertemu dengan perwakilan Media, jelang kenaikan BBM di Jakarta, Jumat (21/6/2013) malam.

Ia menjelaskan, masalah perbedaan pendapat juga terjadi selain masalah BBM dan kasus Century, misalnya tentang UU Keistimewaan Yogyakarta.

Namun, Ia tak menepis ataupun mengamini apakah kedepannya PKS akan kembali berkoalisi dengan partai pemenang pemilu 2014 mendatang, ditengah kegelisahan PKS jelang kenaikan BBM selama ini.

"Ini bukan masalah kapok atau tidak kapok. Mengelola negara Indonesia yang besar tidak mungkin hanya satu kekuatan saja. Jadi partai pemenang pemilu pasti butuh yang lain," ujar dia.

Dalam rapat paripurna di DPR soal pembahasan APBN Perubahan 2013, Fraksi PKS kali ini tidak satu suara dengan partai koalisi. PKS memilih menolak rencana kenaikan BBM. Atas sikap itu pulan, PKS dikritik oleh lawan politiknya. Bahkan, kritikan keras datang dari Partai besutan Presiden SBY, yang bakal mendepak PKS dari koalisi. Tak hanya itu, kader Partai Demokrat pun mengancam akan mencopot 3 menteri PKS di kabinet SBY. (Don/Tnt)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya