Meneropong Prospek Saham Emiten BUMN Karya

Berikut ulasan dari analis mengenai prospek saham emiten BUMN Karya pada 2024.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 22 Des 2023, 09:00 WIB
Dua emiten BUMN karya masih disuspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Bagaimana prospek saham emiten BUMN Karya pada 2024? (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Saham emiten BUMN Karya masih diliputi oleh ketidakpastian yang tinggi pada 2024. Bahkan, ada juga saham BUMN Karya yang belum lama ini digembok oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). 

BEI menghentikan sementara (suspensi) dua saham emiten BUMN karya. Dua emiten pelat merah itu adalah PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Fajar Dwi Alfian menuturkan, saham BUMN Karya untuk tahun depan masih diselimuti oleh ketidakpastian yang tinggi, di antaranya adalah karena pemilihan umum (pemilu) yang masih berlangsung, serta tensi politik yang memanas. Terlebih, ada masalah utang BUMN Karya yang masih belum mereda. 

"Namun terdapat katalis poistif, misalnya dengan asumsi Presiden terpilih akan meneruskan kebijakan pemerintah sebelumnya, seperti pembangunan infrastruktur," kata Fajar kepada Liputan6.com, Jumat  (22/12/2023).

Dengan demikian, Fajar menyarankan wait and see untuk sejumlah saham BUMN Karya. Ini mengingat, ketidakpastian yang membayangi emiten tersebut. 

Sementara itu, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta mengatakan, saham-saham emiten BUMN Karya berpotensi terdongkrak oleh proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Sebab, pasangan calon presiden maupun calon wakil presiden (capres-cawapres) berkomitmen untuk melanjutkan pembangunan di IKN. 

Alhasil, dengan adanya pembangunan jangka panjang tersebut, emiten BUMN Karya bakal mendapatkan kontrak baru setiap tahun. Sehingga, kondisi kinerja keuangannya bakal terkerek. 

 

2 dari 4 halaman

Dibayangi Restrukturisasi Utang

Seorang pria mengambil gambar layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Seiring berjalannya perdangan, penguatan IHSG terus bertambah tebal hingga nyaris mencapai 1,50 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Meski demikian, beberapa emiten BUMN Karya pada 2024 masih berkutat pada restrukturisasi utang hingga arus kas negatif. Terlebih, saham WIKA dan WSKT sedang digembok oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Belum lagi juga WIKA, kemudian juga WSKT pun juga masih di-suspend ya, perdagangan sahamnya ya, sebenarnya terkait dengan dinamika yang terjadi saat ini. Yang paling utama terkait dengan kredit risk default ya, khususnya yang dalamnya WSKT," kata dia. 

Sementara itu, untuk WIKA masih terkait dengan restrukturisasi kredit. Selain itu, kinerja laba masih belum bertumbuh. 

"Sedangkan kalau misalnya untuk PT PP (Persero) Tbk (PTPP) ini misalnya ya, kalau untuk PTPP, syukurlah masih relatif bertumbuh kinerjanya dan juga perdagangan harga sahamnya masih berjalan normal," ujar dia. 

Bagi para investor, ia merekomendasikan akumulasi saham PTPP dengan target harga jangka panjang di level Rp 660 per saham. 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

3 dari 4 halaman

Tunda Bayar Utang, BEI Gembok Perdagangan 2 Saham Emiten BUMN Karya

Pekerja melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Meski terjebak di zona merah, IHSG berhasil mengakhiri perdagangan di level 5.841. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara (suspensi) dua saham emiten BUMN karya. Dua emiten pelat merah itu adalah PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).

Teranyar, WIKA diketahui  telah menunda pembayaran pokok Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap I Tahun 2020 Seri A (SMWIKA01ACN1) yang jatuh tempo pada 18 Desember 2023. Hal tersebut mengindikasikan adanya permasalahan pada kelangsungan usaha Perseroan.

"Dengan mempertimbangkan hal tersebut, Bursa memutuskan untuk melakukan penghentian sementara Perdagangan Efek PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) di seluruh pasar terhitung sejak sesi I perdagangan efek tanggal 18 Desember 2023, hingga pengumuman Bursa lebih lanjut," mengutip keterbukaan informasi BEI, Senin (18/12/2023).

Kondisi itu membuat  PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menurunkan peringkat WIKA dan Obligasi Berkelanjutan yang diterbitkan menjadi idCCC. Pefindo juga menurunkan peringkat Sukuk Mudharabah Berkelanjutan yang diterbitkan WIKA menjadi idCCC(sy). Prospek peringkat perusahaan direvisi menjadi CreditWatch dengan Implikasi Negatif dari sebelumnya prospek negatif.

 

4 dari 4 halaman

Harga Saham

Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Efek utang dengan peringkat idCCC pada saat ini rentan untuk gagal bayar dan tergantung pada kondisi bisnis dan keuangan emiten yang lebih menguntungkan untuk dapat memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas efek utang. Akhiran (sy) mengindikasikan peringkat memenuhi prinsip syariah. Sementara Bursa telah lebih dulu melakukan suspensi atas saham WSKT.

Pada 16 November 2023, Bursa mengumumkan suspensi saham WSKT sebagai buntut penundaan pembayaran bunga Ke-18 Obligasi Berkelanjutan III Waskita Karya Tahap IV Tahun 2019 Seri B (WSKT03BCN4). Ini merupakan perpanjangan suspensi yang sebelumnya telah berlaku sejak Mei 2023.

Melansir data RTI, harga saham WIKA bertengger pada posisi 240 pada perdagangan terakhirnya, Jumat 15 Desember 2023. Dalam satu tahun terakhir, harga saham WIKA terkoreksi 73,77 persen. Sedangkan saham WSKT parkir pada posisi 202 atau susut 56 ,47 persen dalam satu tahun terakhir.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya