PAM Mineral Bakal Akuisisi Tambang Nikel Senilai Rp 140 Miliar

Direktur Utama PAM Mineral Ruddy Tjanaka menuturkan, pihaknya akan mengakuisisi 50 persen saham perusahaan tambang nikel, yakni Sumber Mineral Abadi.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 15 Sep 2023, 09:45 WIB
PT PAM Mineral Tbk (NICL) bakal akuisisi saham PT Sumber Mineral Abadi (SMA). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT PAM Mineral Tbk (NICL) bakal akuisisi saham PT Sumber Mineral Abadi (SMA) sebanyak 50 persen. 

Direktur Utama PAM Mineral Ruddy Tjanaka menuturkan, pihaknya akan  akuisisi 50 persen saham perusahaan tambang nikel, yakni SMA. Nilai transaksi tersebut maksimal Rp 140 miliar. 

"Perjanjian Pembelian Saham Baru Bersyarat pada  12 September 2023 oleh Perseroan dan PT Sumber Mineral Abadi," ujar dia dalam keterbukaan informasi, dikutip Jumat (15/9/2023). 

Berdasarkan PPSBB, PAM Mineral akan membeli saham baru SMA sebesar-besamya 50 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor pada SMA. Penyelesaian PPSBB tergantung pada pemenuhan atas seluruh kondisi prasyarat oleh SMA yang paling lambat wajib dipenuhi paling lambat pada 29 Desember 2023 

Adapun tanggal penyelesaian merupakan tanggal efektif dari transaksi pembelian saham baru SMA oleh Perseroan. 

"Dengan ditandatanganinya PPSBB dapat dianggap sebagai komitmen Perseroan dalam melakukan pembelian saham baru SMA oleh Perseroan," ujar dia. 

Dengan demikian, ia menyebut, tidak terdapat informasi atau fakta atau kejadian penting lainnya yang material yang dapat mempengaruhi harga efek Perseroan serta kelangsungan usaha Perseroan yang belum diungkapkan kepada publik.

 

2 dari 3 halaman

Kinerja 2022

Petugas kebersihan bekerja di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Transaksi bursa agak surut dengan nyaris 11 miliar saham diperdagangkan sebanyak lebih dari 939.000 kali. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, emiten produsen nikel, PT PAM Mineral Tbk (NICL) berhasil meraup penjualan pada akhir 2022 sebesar Rp 1,13 triliun atau meningkat tajam sebesar 170 persen dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 419 miliar. 

Sementara dari sisi laba usaha, PAM Mineral mencatatkan peningkatan yang signifikan sebesar 208 persen dari sebesar Rp 59,4 miliar menjadi sebesar Rp 183 miliar. Bahkan, laba bersih perseroan mengalami peningkatan sebesar 230 persen dari sebesar Rp 45,5 miliar menjadi sebesar Rp 150 miliar pada 2022.

Dari sisi neraca, total aset NICL mencatatkan pertumbuhan sebesar 44 persen dari Rp 417 miliar menjadi sebesar Rp 600 miliar pada 2022. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh peningkatan ekuitas sebesar 43 persen dari sebesar Rp 347 miliar menjadi sebesar Rp 497 miliar. 

Sedangkan dari sisi utang, PAM Mineral tidak membukukan peningkatan utang kepada pihak ketiga yang signifikan. Perseroan pun tidak memiliki utang bank.

Direktur Utama PAM Mineral Ruddy Tjanaka mengatakan, pihaknya bersyukur apa yang telah dipersiapkan dan diusahakan pada 2022. Perseroan mencapai kinerja yang memuaskan, peningkatan tersebut ditopang terutama oleh kenaikan volume penjualan dan harga nikel dunia.   

"Walaupun tahun 2022 masih terjadi pasca pandemi COVID-19 serta perekonomian dunia yang penuh tantangan, perseroan tetap menjalankan kegiatan operasinya dengan cukup baik. Peningkatan kinerja operasional dan keuangan perseroan ini akan menambah nilai bagi pemegang saham perseroan," ujar dia dikutip Rabu (5/4/2023)..

Selain itu, perseroan berkomitmen untuk terus melakukan eksplorasi berkelanjutan serta menjaga prinsip konservasi mineral melalui optimasi pemanfaatan bijih nikel yaitu memanfaatkan sumberdaya mineral dan melakukan diversifikasi produk. 

 

 

 

3 dari 3 halaman

Diversifikasi Produk

Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Diversifikasi produk dilakukan dengan pembagian berdasarkan persentasi kadar nikel yang terkandung dalam bijih menjadi bijih kadar rendah, bijih kadar menengah dan bijih kadar tinggi (Low Grade, Middle Grade, dan High Grade).

Perseroan melakukan pemanfaatan bijih kadar rendah (low grade) dengan melakukan optimalisasi cut off grade sehingga bijih kadar rendah yang sebelumnya dianggap waste dapat diolah dan dipasarkan.

Ruddy bilang, pada 2023, perseroan akan fokus untuk meningkatkan produksi nikel dari sebelumnya sebesar 2,1 juta ton menjadi sebesar 2,6 juta ton.  

"Kami sudah memperoleh persetujuan RKAB dari ESDM untuk rencana peningkatan produksi kami. Fokus kami ke depannya akan menambah cadangan nikel baik melalui optimalisasikan dari di wilayah IUP perseroan di Morowali maupun wilayah IUP anak perusahaan di Konawe. Selain itu, kami juga akan mencari peluang IUP baru baik secara organic maupun an-organic untuk mendukung rencana perseroan diatas," ujar dia

Ruddy menegaskan, dengan dukungan pemerintah pusat dan daerah terhadap hilirisasi nikel serta partisipasi aktif masyarakat lingkar tambang, perseroan yakin dapat mencapai rencana bisnis yang telah disusun pada tahun ini.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya