Armitha Seha Safitri WNI Asal Malang Meninggal Kecelakaan di Australia, Jenazah Akan Dipulangkan ke Indonesia

Kepastian waktu meninggalnya WNI pemegang WHV asal Malang, Armitha Seha Safitri, korban kecelakaan mobil di negara bagian Australia Selatan baru diperoleh per Rabu 12 Juli 2023.

Oleh ABC Australia diperbarui 13 Jul 2023, 13:21 WIB
WNI pemegang visa Working Holiday (WHV) yang berasal dari Malang, Armitha Seha Safitri menjadi korban kecelakaan mobil di kawasan Australia Selatan. (Koleksi pribadi)

, Adelaide - Warga negara Indonesia (WNI) asal Malang, Armitha Seha Safitri yang menjadi korban kecelakaan mobil di negara bagian Australia Selatan dinyatakan meninggal dunia pada Selasa, 11 Juli 2023 waktu setempat.

Kepastian waktu meninggalnya Mitha baru diperoleh ABC Indonesia per Rabu 12 Juli 2023.

"Untuk waktu yang ditentukan oleh pihak rumah sakit adalah 12.10 [siang]," ujar Gloria Ukyana, salah satu teman Mitha yang mendampinginya di rumah sakit."Tapi untuk pelepasan alat bantu pernapasan pada Armitha baru dilaksanakan pada pukul 17.50 karena ada satu dan lain hal yang harus kami urus."

WNI Armitha, akrab disapa Mitha, merupakan pemegang Working Holiday Visa (WHV) tahun pertama yang tiba di Australia pada September 2022.

Menurut Gloria, setelah melalui proses 'coronial' atau mengurus dokumen untuk mengetahui alasan kematian, jenazah Mitha akan disemayamkan pada Jumat, 14 Juli 2023.

Menurut informasi, jenazah Mitha akan dipulangkan ke Indonesia sesuai dengan permintaan keluarga besarnya.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak keluarga Mitha masih menunggu pemberian visa untuk bisa datang ke Australia.

Penggalangan Dana Tembus A$54.000 (Rp540 Juta)

Sejak kecelakaannya diketahui, komunitas Indonesia di Adelaide, di antaranya adalah IndoPeduliAdelaide dan Masyarakat Islam Indonesia Australia Selatan (MIIAS) menggalang dana untuk Mitha.

Pendiri IndoPeduliAdelaide, Eni Mosel, mengatakan sejak penggalangan dana dimulai hari Sabtu (09/07), dana yang terkumpul sudah mencapai lebih dari A$54,000 (Rp540 juta).

Dana tersebut sudah dipakai untuk membiayai aplikasi visa keluarga Mitha dan kini dialokasikan untuk proses pemulangan dan pemakamannya.

Mewakili pihak keluarga Mitha, Gloria yang sudah mengenalnya selama sekitar 11 tahun mengucapkan terima kasih atas dukungan dari masyarakat.

Namun ia berpesan agar masyarakat dapat menjaga perasaan pihak keluarga Armitha Seha Safitri yang sedang merasa kehilangan.

"Mohon untuk tidak berspekulasi yang tidak-tidak karena kami kan juga berusaha menjaga perasaan keluarga [Mitha] juga," katanya."Karena kan keluarga dan orangtua [Mitha] kan juga pasti sedang ... mengalami masa yang sulit karena kehilangan anak, jadi jangan ditambah dengan berita-berita yang tidak benar di luar sana."

 

 

 

2 dari 3 halaman

Polisi Masih Menyelidiki Penyebab Kecelakaan

ilustrasi polisi melakukan penyelidikan. (iStockphoto)

Mitha menjadi korban kecelakaan mobil di Jalan Raya Karoonda di antara daerah Wynarka dan Chapman Bore yang terjadi pada Jumat, 7 Juli pukul 08.20 pagi.

Menurut keterangan polisi, Mitha yang mengendarai mobil sedan Hyundai kemudian langsung diterbangkan ke Rumah Sakit Flinders Medical Centre "dalam kondisi kritis."

Kecelakaan tersebut juga melibatkan pengemudi mobil 'Nissan ute' laki-laki berusia 63 tahun, yang dibawa ke rumah sakit dengan "cedera yang tidak mengancam nyawa."

ABC Indonesia sudah menghubungi pihak kepolisian Australia Selatan untuk mengetahui konsekuensi hukum bagi pengemudi tersebut atas meninggalnya Mitha.

"Kami tidak dapat memberikan informasi lebih lanjut mengenai kondisi kecelakaan karena masalah tersebut masih dalam proses penyelidikan," bunyi pernyataan juru bicara South Australia Police (SAPol).

Polisi mengatakan Mitha merupakan korban tewas ke-66 yang terjadi di jalan Australia Selatan sejauh ini. Jumlah kematian tersebut lebih banyak dari tahun lalu, yakni sebanyak 40 jiwa.

 

3 dari 3 halaman

Mimpi Besar untuk ke Australia

Ilustrasi bendera Australia (pixabay)

Berita tentang kondisi Mitha sampai ke Indonesia, hingga terdengar oleh Desak Kerti, yang dulu pernah mempekerjakannya di Bali.

Sebelum berangkat ke Australia, Mitha sempat bekerja di perusahaan pariwisata bernama Alas Harum bersama tim Marketing dan Komunikasi di sana.

Desak mengaku terkejut ketika mendengar bahwa Mitha sempat kritis akibat kecelakaan yang dialaminya.

Ia mengenang Mitha sebagai seorang yang "rajin dan memiliki motivasi tinggi" dan sempat memintanya untuk bertahan di perusahaan tersebut, hingga menawarkan kenaikan gaji.

"Waktu bisnis kami sudah mulai ramai lagi [setelah COVID], kami mau mempertahankan dia di Bali, tapi Mitha nya enggak mau, dia mau ke Australia," kata Desak kepada Natasya Salim, wartawan ABC Indonesia.

"[Mitha] masih muda. Dia semangat sekali. Saya tahu dia punya mimpi yang besar, dan tujuannya ke Australia kan untuk masa depan yang lebih bagus."Dia mau berjuang, dia fight untuk dirinya, cuman enggak tahu, Tuhan berkata lain."

Sejak mendengar tentang aksi penggalangan dana untuk Mitha, Desak aktif menyebarkannya ke teman-temannya baik yang di Indonesia maupun Australia.

"Minta bantu [partisipasi] dalam open donation supaya biayanya cukup buat dia [Mitha] pulang ke Indonesia, paling enggak berkumpul sama keluarganya," kata Desak.

"Doa yang terbaik buat Mitha. Perjuangannya sampai di sana, mimpinya untuk sampai ke Australia sudah tercapai, tetapi berakhir di sana."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya