Dorong Pariwisata Daerah, Sekda Provinsi Kaltim: Hospitality Harus Terus Ditingkatkan

Kalimantan Timur tengah fokus mengembang berbagai event dan festival untuk menggerakkan wisatawan agar berkunjung ke daerah tersebut.

oleh Wuri Anggarini diperbarui 10 Jul 2023, 15:03 WIB
Sekda Provinsi Kalimantan Timur, Dra. Sri Wahyuni, M.PP dalam sesi Diskusi Lintas Generasi di Festival yang digelar pada hari Minggu, (09/07/2023) di The Dome, Senayan Park, Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta Mengembangkan potensi pariwisata daerah menjadi salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menggerakkan roda ekonomi nasional pasca pandemi. Terlebih, banyak daerah di tanah air yang memiliki potensi besar menjadi destinasi wisata Bali baru. Misalnya saja Kalimantan Timur yang menyimpan daya Tarik keindahan alam, kuliner, hingga budaya yang memikat. 

Di tengah tren pariwisata yang semakin positif di tahun 2023 ini, Kalimantan Timur tengah fokus mengembang berbagai event dan festival untuk menggerakkan wisatawan agar berkunjung ke daerah tersebut. Namun, promosi wisata juga harus didukung dengan strategi yang tepat dan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk terus mendorong perkembangan wisatanya. 

Hadir dalam sesi talkshow Festival 6 yang mengusung tema Diskusi Lintas Generasi: Geliat Industri Hiburan dan Pariwisata Pasca Pandemi, Sekda Provinsi Kalimantan Timur, Dra. Sri Wahyuni, M.PP mengungkapkan berbagai strategi sedang dilakukan oleh pemerintah provinsi demi mengembangkan sektor yang satu ini. Salah satunya adalah meningkatkan hospitality yang jadi poin penting untuk membuat wisatawan tak hanya berkunjung saja, tapi juga mau bercerita dan datang kembali.

2 dari 3 halaman

Komitmen untuk Terus Tingkatkan Sumber Daya Manusia

Sekda Provinsi Kalimantan Timur, Dra. Sri Wahyuni, M.PP dalam sesi Diskusi Lintas Generasi di Festival yang digelar pada hari Minggu, (09/07/2023) di The Dome, Senayan Park, Jakarta.

“Hospitality harus dilakukan terus-menerus karena industri tumbuh terus. Tentu sumber daya manusia harus ditingkatkan. Terkait itu, kita selalu mengalokasikan kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan SDM pariwisata, seperti pelatihan, sertifikasi, lalu yang tak kalah penting bagaimana melibatkan masyarakat,” ungkap Sri Wahyuni dalam event tersebut. 

Menurut Sri, hospitality tak hanya perlu dimiliki oleh pelaku industri pariwisata, tapi juga masyarakat daerah yang berhubungan secara tak langsung dengan wisatawan. 

“Hospitality bagi pelaku industri pariwisata mungkin awarenessnya lebih baik karena langsung berhubungan dengan tingkat pendapatan yang akan diterima. Tapi masyarakat yang tidak berhubungan langsung tapi bisa berdampak juga harus disentuh. Nah kita coba melalui memberdayakan masyarakat wisata, memberdayakan lewat komunitas yang terkait kegiatan wisata,” lanjutnya.

3 dari 3 halaman

Desa Wisata Jadi Perhatian

Sekda Provinsi Kalimantan Timur, Dra. Sri Wahyuni, M.PP dalam sesi Diskusi Lintas Generasi di Festival yang digelar pada hari Minggu, (09/07/2023) di The Dome, Senayan Park, Jakarta.

Menurut Sri, pemberdayaan masyarakat bisa dilakukan lewat banyak hal, seperti desa wisata, kelompok sadar wisata, termasuk influencer. 

“Ini menjadi pintu masuk kita untuk mereka menjadi suara bagi pemerintah daerah supaya berwisata nyaman, apa saja yang harus disiapkan masyarakat setempat,” ungkap Sri. 

Ia juga mengungkapkan bahwa saat ini desa wisata tengah menjadi perhatian utama. “Karena ketika ada desa wisata, maka akan tumbuh homestay. Ketika homestay tumbuh, masyarakat akan merasa memiliki destinasi wisatanya karena sebagai pemilik, otomatis akan menjadi pelayan yang baik untuk wisatawan,” jelas Sri. 

Tren desa wisata dan pokdarwis sendiri tengah tumbuh dengan baik di Kalimantan Timur, sehingga ia mengungkapkan bahwa pemerintah provinsi terus mendorong kepala desa dan BPD agar memiliki kesadaran untuk itu. 

“Bahkan sekarang ada semacam kompetisi, ada kebanggaan dari kepala desa kalau dia bisa menyelenggarakan event dan bisa mendatangkan masyarakat dari luar,” lanjutnya. 

Di sisi lain, masyarakat yang dikunjungi otomatis akan berinteraksi dengan masyarakat luar. “Ketika berinteraksi itulah proses pembelajaran hospitality akan makin bertumbuh,” pungkasnya. 

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya