Minahasa Kembangkan Stevia untuk Pasar Korea Selatan

Kepala Karantina Pertanian Manado Yusuf Patiroy menjelaskan, data Balai Karantina Pertanian Manado, pada tahun 2022 mencatat volume ekspor Stevia sebanyak 11,8 ton dengan nilai sebesar Rp361 juta.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 28 Mei 2023, 08:00 WIB
Pengembangan tanaman Stevia di Desa Tondegesan, Kecamatan Tompaso, Kabupaten Minahasa, Sulut.

Liputan6.com, Minahasa - Tenaga Ahli Menteri Pertanian, Syarif Burhanuddin menyebutkan Kabupaten Minahasa potensial dikembangkan untuk komoditi Stevia. Ini disampaikan dalam kunjungan ke lokus pengembangan tanaman Stevia di Desa Tondegesan, Kabupaten Minahasa, Sulut, Kamis (25/5/2023).

“Lahan yang digunakan untuk pengembangan komoditas ini tidak bermasalah, hal ini yang menjadi garansi bagi investor untuk menanamkan investasinya untuk pengembangan Stevia di Minahasa,” ujar Syarif.

Syarif mengatakan, kebijakan pemerintah saat ini adalah bagaimana meningkatkan ekspor hingga tiga kali lipat dari sebelumnya. Salah satunya dengan mendorong potensi komoditas baru untuk diekspor.

“Harapannya Stevia dapat menjadi produk emerging yang mampu mendorong peningkatan ekspor,” ujarnya.

Kepala Karantina Pertanian Manado Yusuf Patiroy  menjelaskan, data Balai Karantina Pertanian Manado, pada tahun 2022 mencatat volume ekspor Stevia sebanyak 11,8 ton dengan nilai sebesar Rp361 juta.

“Pada tahun ini PT Gagah Perkasa Indokor, selaku pengembang Stevia akan memulai ekspor komoditas ini secara massif,” ujarnya.

Yusup mengatakan, keberadaan Karantina Pertanian di sini sebagai wujud implementasikan surat keputusan Menteri Pertanian untuk mengawal petani dan perusahaan yang akan melakukan ekspor.

"Jadi kalau sebelumnya tugas kita (Karantina Pertanian Manado) hanya di hilir, di pelabuhan dan bandara untuk memperlancar arus barang yang akan diekspor, tapi sekarang kita punya tugas tambahan ke hulu," katanya.

Direktur PT Gagah Perkasa Indokor, Gloria Gracia Debora Siwi optimistis kolaborasi dengan petani Stevia di Kabupaten Minahasa akan memberikan dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan.

“Potensi sudah direncanakan, dan pasti akan ada dampak bagi petani di tahun 2028 mendatang. Awal pengembangan tanaman Stevia di Minahasa baru tiga hektare, dan ke depan diperkirakan bisa mencapai 50 hektare,” ujarnya.

Gloria mengatakan, ketika pengembangan tanaman Stevia ini semakin maju, petani yang tergabung dalam kelompok tani akan mendapatkan manfaat kesejahteraannya meningkat. Hal itu juga akan memberikan nilai tambah bagi pemerintah daerah dan pemerintah pusat karena komoditi ini nantinya akan diekspor ke Korea Selatan.

“Perusahaan akan memberikan kemudahan-kemudahan bagi petani mulai dari penyediaan bibit, pupuk hingga harga,” ujarnya.

Di Minahasa ada beberapa daerah yang juga telah dikembangkan tanaman Stevia seperti di Desa Tountimomor, Sonder dan Tondegesan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya