Sentimen Suku Bunga The Fed Mereda, Rupiah Menguat ke 15.115 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada awal perdagangan Selasa menguat seiring ekspektasi pasar akan berakhirnya pengetatan moneter di Amerika Serikat (AS)

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Mar 2023, 10:17 WIB
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada awal perdagangan Selasa menguat seiring ekspektasi pasar akan berakhirnya pengetatan moneter di Amerika Serikat (AS)

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada awal perdagangan Selasa menguat seiring ekspektasi pasar akan berakhirnya pengetatan moneter di Amerika Serikat (AS).

Rupiah pada Selasa pagi naik 48 poin atau 0,32 persen ke posisi 15.115 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.163 per dolar AS.

"Hari ini masih akan tetap stabil, dengan ada peluang untuk menguat," kata ekonom Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto dikutip dari Antara, Selasa (28/3/2023).

Rully mengatakan potensi penguatan kurs rupiah dipengaruhi dari sisi global, di mana indeks dolar AS melemah karena ekspektasi akan segera berakhirnya pengetatan moneter di AS.

Federal Reserve AS (The Fed) pada Rabu (22/3/2023) menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin seperti yang diharapkan, tetapi mengambil sikap hati-hati terhadap prospek karena gejolak sektor perbankan. Namun, Ketua The Fed Jerome Powell tetap membuka pintu untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut jika perlu.

Pasar memperkirakan sekitar 55 persen peluang Fed mempertahankan suku bunga pada pertemuan berikutnya pada Mei dan mengantisipasi penurunan suku bunga pada awal Juli.

 

2 dari 2 halaman

Prediksi Rupiah

Petugas menata mata uang rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Kamis (5/1/2023). Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup turun 0,22 persen atau 34 poin ke Rp15.616,5 per dolar AS. Hal tersebut terjadi di tengah penguatan indeks dolar AS 0,16 persen ke 104,41. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pernyataan The Fed mengatakan pihaknya berada di ambang menghentikan kenaikan suku bunga, tetapi Powell dalam konferensi persnya mengatakan bank sentral akan melakukan "cukup" untuk menjinakkan inflasi dan meningkatkan prospek kenaikan suku bunga lebih lanjut jika diperlukan.

Sementara di sisi lain, Eropa dan United Kingdom masih akan lebih lama melakukan pengetatan moneter, karena inflasi masih sangat tinggi. Inflasi di United Kingdom 10,4 persen, di Uni Eropa 8,5 persen per Februari 2023, sementara inflasi AS enam persen year on year (yoy).

"Sementara dari dalam negeri, kondisi cukup stabil, dengan inflasi yang masih terjaga," ujarnya.

Rully memprediksi rupiah bergerak di kisaran 15.115 per dolar AS hingga 15.170 per dolar AS.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya