Miris, 68 Persen Orang Indonesia Tak Mampu Akses Pangan Sehat dan Bergizi

Sebanyak 68 persen penduduk Indonesia tidak mampu mengakses pangan sehat dan bergizi.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Mar 2023, 14:30 WIB
Aktivitas perdagangan di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Jumat (20/4). Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengklaim harga pangan terkendali. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Ekonomi Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bustanul Arifin mengungkapkan sebanyak 68 persen penduduk Indonesia tidak mampu mengakses pangan sehat dan bergizi.

Dia menjelaskan kemampuan penduduk untuk mengkonsumsi sayur dan buah sangatlah kecil. Padahal, ekspor dan impor sayur dan buah Indonesia terbilang relatif kecil dibandingkan negara Vietnam dan Thailand.

"Menurut saya ini amat sangat serius, bagaimana pola makan kita, kebanyakan makan beras sekitar 60 persen komposisinya, jadi dengan makan beras yang terlalu banyak tekanan terhadap produks juga tinggi. Masa kita luas begini gak bisa ekspor, sudah tidak produksi, tidak makan pula," ujar Bustanul dalam acara diskusi publik Bersama Ekonom Senior INDEF, Jakarta, Kamis (2/3).

Selain itu, Bustanul mengatakan, Beban Gizi Ganda (DBM) yakni perubahan sistem pangan yang mengarah pada pengolahan pangan olahan tidak sehat tetapi murah. Hal ini akan memberikan dampak kepada anak-anak yang mengkonsumsinya, sehingga yang terjadi adalah gizi buruk.

Dalam studi The Lancer menunjukkan bahwa Indonesia paling banyak mengalami beban gizi ganda. "Nyaris seluruh provinsi mengalami menderita balita stunting dan dewasa 18 tahun gemuk pada saat yang bersamaan," terang dia.

Dia pun meminta kepada pemerintah untuk membuat penguatan kelembagaan pangan baik struktur maupun agritural dan diharuskan juga memakai peraturan presiden, jangan hanya menggunakan peraturan badan pangan saja.

Kemudian peningkatan kualitas gizi, juga harus diperkuat dengan penguatan pangan lokal dan sumber karbohidrat lain mudah disimpan dan dimobilisasi dan diperdagangkan secara efisien.

2 dari 3 halaman

Kemendag Jamin Harga Bahan Pangan Jelang Ramadan Terkendali

Para pedagang menjalankan aktivitas rutin jual beli sayur mayur di pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Rabu (7/4/2021). Semua bahan pangan seperti cabai dan bawang akan stabil jelang puasa Ramadan dan Lebaran Idul Fitri 2021. (merdeka.com/Imam Buhori)

Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Suhanto berkomitmen harga pangan jelang ramadan dan lebaran tahun ini bisa terkendali.

"Dari sisi pemerintah, dalam hal ini Kemendag, Badan Pangan Nasional, dan Kementerian Pertanian menjaga Ramadan dan Lebaran ini (harga) bahan pokok tidak naik," kata Suhanto, kepada awak media saat ditemui di Bandar Lampung, Rabu (1/3/2023).

Sebelumnya, kata Suhanto sempat ada isu kenaikan harga kebutuhan pokok. Namun, berkat upaya Kemendag memenuhi pasokan, maka hal itu bisa teratasi sehingga harga kebutuhan pokok kembali stabil.

"Kemarin memang mulai ada isu kenaikan, tapi alhamdulillah Kemendag kerja keras tidak mengubah kebijakan tapi kita memenuhi pasokan," ujarnya.

Lebih lanjut, Suhanto pun berharap stabilitas harga kebutuhan pokok bisa terjaga hingga dua minggu ke depan. Disisi lain, curah hujan dibeberapa daerah kerap terjadi sempat menjadi ke khawatiran karena bisa berdampak pada produksi sejumlah kebutuhan pokok, salah satunya cabai.

"Biasanya cabai kalau hujannya deras terus, panennya kurang," ujar Suhanto.

 

3 dari 3 halaman

Terus Intervensi

Aktivitas pedagang di pasar Senen, Jakarta, Jumat (23/12/2022). Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono menjelaskan, menghadapi Natal 2022 dan Tahun Baru 2023, Pemprov DKI Jakarta terus meningkatkan sinergi untuk menjaga ketahanan pangan. Dia pun memastikan bahwa pasokan kebutuhan pangan yang berkualitas untuk masyarakat Jakarta dalam kondisi stabil, serta harga pangan tetap terjaga dan terjangkau oleh masyarakat Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kendati demikian, pihaknya memastikan akan terus berupaya melakukan intervensi terhadap produk-produk industri lainnya guna menjaga persediaan kebutuhan pokok.

Disamping itu, terkait minyak goreng curah, Plt Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kasan menegaskan pasokan untuk Minyakkita aman menjelang ramadhan.

"331 ribu ton sudah dipasok minyak curah. InsyaAllah, Maret mereka lebih besar," pungkas Kasan.

INFOGRAFIS JOURNAL_Konflik Ukraina dan Rusia Ancam Krisis Pangan di Indonesia? (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya