Bantu Korban Gempa, Tim Inasar Tiba di Turki

Tim Indonesia Search and Rescue (Inasar) yang membawa bantuan kemanusiaan untuk korban bencana gempa Turki telah tiba di Adana, Turki pada Minggu (12/2/2023).

oleh Winda Nelfira diperbarui 12 Feb 2023, 20:45 WIB
Petugas memasukkan logistik bantuan untuk korban gempa bumi Turki ke dalam pesawat Hercules C-130 TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (11/2/2023). TNI Angkatan Udara menyiapkan dua pesawat yaitu jenis Boeng 737 dan pesawat Hercules C-130 yang akan mengangkut logistik dan petugas untuk membantu proses operasi SAR korban gempa di Turki. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Tim Indonesia Search and Rescue (Inasar) yang membawa bantuan kemanusiaan untuk korban bencana gempa Turki telah tiba di Adana, Turki pada Minggu (12/2/2023). Tim tiba pukul 09.50 waktu setempat.

Setibanya di Turki, tim Inasar disambut oleh dua petugas yang berada di Posko Reception and Departure (RDC) Bandara Adana. Tim Inasar juga bertemu duta besar yang ada di Aksoy sebelum bertolak ke Hatay.

"Setelah mendapatkan briefing dari duta besar di Aksoy Hotel Adana, tim bergerak menuju Hatay," demikian berdasarkan keterangan resmi Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), dikutip Minggu (12/2/2023).

Melalui Basarnas, Indonesia mengirim tim Inasar yang berjumlah 47 orang ke Turki. Mereka diberangkatkan dari Bandara Halim Perdana Kusuma pada Sabtu 11 Februari 2023.

Tim Inasar ini membawa misi kemanusiaan, di mana tim Inasar akan membantu operasi pencarian dan pertolongan atau search and rescue (SAR) di sana.

Mereka membawa misi kemanusiaan, membantu urban SAR korban bencana gempa dengan magnitude 7,8 yang mengguncang negara Distrik Pazarcik Provinsi Kahramanras pada hari Senin 6 Februari 2023.

Gempa juga berdampak di sejumlah provinsi lainnya di Turki yaitu Matalya, Hatay, Adiyaman. Osmaniye, Diyarbakir, Sanliurfa, Gaziantep, Kilis, dan Adana.

2 dari 2 halaman

Update Korban Gempa Turki: 28 Ribu Orang Tewas

Warga dan tim penyelamat mencari korban dan orang yang selamat di antara puing-puing bangunan yang runtuh setelah gempa bumi di desa Besnaya, provinsi Idlib Barat Laut Suriah perbatasan dengan Turki, pada Senin 6 Februari 2022. Tim penyelamat di Turki dan Suriah menerjang cuaca yang sangat dingin, gempa susulan, dan bangunan yang runtuh, saat mereka menggali korban yang tertimbun oleh gempa bumi yang menewaskan lebih dari 5.000 orang. (OMAR HAJ KADOUR/AFP)

Korban tewas akibat bencana gempa bumi di Turki terus meningkat hingga mendekati 30 ribu korban jiwa. Berdasarkan laporan AP News, Minggu (12/2/2023), korban jiwa akibat gempa Turki sudah tembus 28 ribu orang.

Pencarian korban masih terus berlanjut dan regu penolong dari berbagai negara sudah tiba di Turki, termasuk dari Jerman dan Korea Selatan.

Seorang anak bayi berusia tujuh bulan juga berhasil ditolong oleh regu penolong. Media Turki NTV bahkan melaporkan ada bayi laki-laki bernama Hamza yang ditemukan selamat di Antakya meski tertimbun selama 140 jam.

Ada juga wanita muda berusia 20 tahun bernama Melisa Ulku yang ditolong dari reruntuhan setelah 132 jam terjebak. Polisi di Kahramanmaras sempat meminta masyarakat tidak bersorak atau bertepuk tangan agar tidak mengganggu kinerja para tim di lapangan.

Pakar menyebut bahwa survivor bisa selamat hingga sepekan atau lebih. Namun, harapan semakin memudar. Tim penyelamat menggunakan kamera thermal untuk mendeteksi para korban yang tertimbun tetapi tak kuat lagi berteriak tolong.

Gempa ini terutama berdampak di daerah Gaziantep dan Kahramanmaras. Pusat gempa juga tak jauh dari kota Aleppo di Suriah yang juga terdampak parah.

Bangunan-bangunan yang runtuh juga dilaporkan menyebabkan jutaan orang kehilangan tempat tinggal mereka. 

Tak semua penyelamatan berakhir bahagia. Seorang perempuan bernama Zeynep Kahraman meninggal di rumah sakit setelah upaya evakuasi yang dilakukan tim penyelamat Jerman selama 50 jam.

"Penting agar keluarga bisa mengucapkan selamat tinggal, agar mereka bisa melihat satu sama lain sekali lagi, agar mereka bisa memeluk satu sama lain lagi," ujar salah satu anggota tim penyelamat Jerman kepada media TV negaranya.

Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan telah mengakui bahwa kerusakan infrastruktur menyulitkan respons pertolongan. Ia turut berkata gempa yang terjadi pada 6 Februari 2023 itu adalah yang terparah abad ini.

Infografis Gempa Dahsyat dan Mematikan di Turki. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya