Begini Rencana Garuda Indonesia Usai BEI Cabut Suspensi Saham GIAA

BEI mencabut suspensi saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) pada Selasa, 3 Januari 2022. Lalu bagaimana langkah Garuda Indonesia?

oleh Elga Nurmutia diperbarui 03 Jan 2023, 12:38 WIB
Pesawat Airbus A330 Garuda Indonesia mendarat di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda di Blang Bintang, Provinsi Aceh pada 13 Juli 2021. (CHAIDEER MAHYUDDIN / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Suspensi saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) resmi dibuka oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak sesi I perdagangan pada Selasa (3/1/2023).

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjelaskan, pencabutan suspensi saham atas perdagangan efek GIAA tersebut merupakan tindak lanjut dari dirampungkannya tahapan restrukturisasi kinerja Garuda Indonesia pada penutup 2022 lalu, utamanya berkaitan dengan penerbitan instrumen restrukturisasi new sukuk.

"Dibukanya suspensi saham Garuda pada awal tahun kinerja 2023 ini menjadi outlook positif tersendiri atas langkah kami untuk terus mengakselerasikan penguatan fundamental kinerja perusahaan," kata Irfan dalam keterangan resminya, Selasa, 3 Januari 2023.

Menurut ia, dengan landasan kinerja usaha yang semakin solid yang turut didukung oleh cost structure yang semakin lean dan adaptif pascarestrukturisasi, Garuda optimistis dapat memaksimalkan momentum kebangkitan kinerja usaha.

Kebangkitan kinerja tersebut salah satunya akan terus diperkuat melalui peluang pertumbuhan penumpang yang terus menunjukan potensi yang menjanjikan pada 2023 ini khususnya dengan pencabutan status PPKM yang diumumkan pemerintah pada penutup tahun lalu.

"Sejalan dengan pencabutan suspensi saham ini, Garuda memproyeksikan akan memaksimalkan sejumlah outlook rencana strategis korporasi di antaranya melalui penambahan kapasitas alat produksi perusahaan," kata dia.

Irfan mengatakan, pada 2023 ini, Garuda menargetkan dapat mengoperasikan sedikitnya 66 armada di luar armada yang dimiliki sebanyak enam armada. 

 

 

2 dari 4 halaman

Maksimalkan Strategi

Pesawat Garuda terparkir di landasan pacu Terminal 3, Bandara Soekarno Hatta, Banten, Rabu (17/11/2021). Maskapai Garuda Indonesia akan menutup 97 rute penerbangannya secara bertahap hingga 2022 mendatang bersamaan dengan proses restrukturisasi yang tengah dilakukan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain itu, Garuda juga akan terus memaksimalkan strategi pengembangan jaringan berbasis hub strategis, dengan memperkuat konektivitas penerbangan menuju destinasi penerbangan dengan demand penumpang yang tinggi dari sejumlah hub penerbangan strategis di Indonesia diantaranya Jakarta, Denpasar, Makassar hingga Kualanamu (Medan).  

"Upaya tersebut yang turut kami optimalkan dengan memaksimalkan pengoperasian pesawat berbadan besar pada rute penerbangan dengan kinerja positif," ujar dia.

Ia menambahkan, Garuda Indonesia juga akan terus memaksimalkan pertumbuhan pasar umrah sebagai salah satu pangsa pasar yang menjanjikan dengan memaksimalkan aksesibilitas layanan penerbangan langsung umrah dari sejumlah kota besar di Indonesia menuju tanah suci.

Ia menuturkan, lini bisnis kargo juga akan terus diakselerasikan dengan turut memaksimalkan momentum pertumbuhan sektor ekspor nasional.

Komitmen tersebut yang akan diperkuat dengan mengembangan jaringan penerbangan kargo baik untuk charter maupun penerbangan berjadwal dalam mendukung aktivitas direct call ke berbagai negara tujuan ekspor nasional.

"Resmi diperdagangkannya kembali saham GIAA di bursa, tentunya kami harapkan dapat memberikan nilai optimal bagi seluruh pemegang saham, khususnya dengan kinerja saham yang positif sejalan dengan outlook market Garuda ditengah pertumbuhan demand penumpang di tahun 2023 ini", kata Irfan.

Dia menyebutkan, dengan outlook kinerja yang terus menunjukan pertumbuhan yang positif serta progress positif yang dicapai Garuda dalam memperkuat landasan hukum atas berbagai tahapan restrukturisasi.

Tak hanya itu, Garuda Indonesia optimistis pada 2023 akan menjadi momentum Garuda untuk bertransformasi menjadi entitas bisnis yang semakin agile, adaptif, dan berdaya saing serta tentunya terus mengedepankan fokus profitabilitas kinerja usaha.

3 dari 4 halaman

Harga Saham GIAA Usai BEI Buka Suspensi Saham Garuda Indonesia

Pesawat Garuda saat di landasan Terminal 3 Bandara Soekarno - Hatta, Tangerang (8/4/2022). Maskapai penerbangan Garuda Indonesia mencatatkan pertumbuhan frekuensi penerbangan yang semakin positif hingga 30% pada akhir Maret 2022 dibandingkan dengan periode awal Maret 2022. (Liputan6.com)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka suspensi efek PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) di seluruh pasar mulai Selasa, 3 Januari 2023. Lalu bagaimana gerak saham GIAA usai pencabutan suspensi?

Mengutip data RTI, saham GIAA melonjak 7,84 persen ke posisi Rp 220 per saham pada pukul 10.53 WIB. Saham GIAA dibuka stagnan Rp 204 per saham. Saham GIAA berada di level tertinggi Rp 224 dan terendah Rp 190 per saham. Total frekuensi perdagangan 6.821 kali. Total volume perdagangan 1.273.598 saham dan nilai transaksi Rp 28,2 miliar.

Penguatan saham GIAA terjadi di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menghijau. IHSG naik 0,56 persen ke posisi 6.887. Indeks saham LQ45 bertambah 0,73 persen ke posisi 941. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.

Pada perdagangan Selasa siang, IHSG berada di level tertinggi 6.895,29 dan terendah 6.838,57. Sebanyak 263 saham menguat dan 214 saham melemah. 201 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 591.315 kali dengan volume perdagangan 10,7 miliar saham. Nilai transaksi Rp 3,8 triliun.

Secara sektoral, mayoritas sektor saham menghijau kecuali indeks sektor saham keuangan turun 0,22 persen dan sektor saham properti tergelincir 0,58 persen. Sementara itu, sektor saham infrastruktur bertambah 1,6 persen, sektor saham kesehatan melambung 1,43 persen, dan sektor saham transportasi naik 1,44 persen. Selain itu, sektor saham basic mendaki 1,12 persen, sektor saham nonsiklikal menanjak 0,63 persen dan sektor saham teknologi mendaki 0,71 persen. Lalu sektor saham energi menguat 0,40 persen, sektor saham industri bertambah 0,15 persen dan sektor saham siklikal menanjak 0,28 persen.

4 dari 4 halaman

BEI Cabut Suspensi Saham Garuda Indonesia

Ilustrasi maskapai penerbangan Garuda Indonesia saat berhenti di apron Bandara Adi Soemarmo.(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencabut penghentian sementara perdagangan (suspensi) efek PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) di seluruh pasar pada Selasa, (3/1/2023).

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pencabutan suspensi efek PT Garuda Indonesia Tbk dilakukan di seluruh pasar terhitung sesjak sesi pertama, Selasa, 3 Januari 2022.

“Bursa meminta kepada pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan yang disampaikan perseroan,” tulis Kepala Divisi Penilaian Perusahaan 2 BEI Vera Florida dan Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI Pande Made Kusuma.

Setelah dibuka suspensi, saham GIAA melonjak 7,84 persen ke posisi Rp 220 per saham pada pukul 10.37 WIB. Saham GIAA dibuka stagnan Rp 204 per saham. Saham GIAA berada di level tertinggi Rp 224 dan terendah Rp 190 per saham. Total frekuensi perdagangan 5.388 kali dengan volume perdagangan 1.072.394 saham. Nilai transaksi Rp 23,8 miliar.

Adapun pencabutan suspensi itu berdasarkan pada:

1. Surat PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (“Perseroan”) No. GARUDA/JKTDZ/22065/2022 tanggal 30 Desember 2022 perihal Laporan Informasi atau Fakta Material

2. Surat Perseroan No. GARUDA/JKTDZ/22063/2022 tanggal 30 Desember 2022 perihal Penyampaian Keterbukaan Informasi atas Transaksi Material;

3. Surat Perseroan No. GARUDA/JKTDZ/22062/2022 tanggal 30 Desember 2022 perihal Laporan Informasi atau Fakta Material;

4. Surat Perseroan No. GARUDA/JKTDZ/21802/2022 tanggal 25 Oktober 2022 perihal Laporan Informasi atau Fakta Material PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sehubungan dengan pengakhiran Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) Perseroan;

5. Surat Perseroan No. GARUDA/JKTDZ/21780/2022 tanggal 22 Oktober 2022 perihal Laporan Hasil Public Expose Insidentil;

6. Pengumuman Bursa No. Peng-SPT-00011/BEI.PP2/06-2021 tanggal 18 Juni 2021 perihal Penghentian Sementara Perdagangan Efek PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA).

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya