Saham GOTO Terdepak dari Jajaran Kapitalisasi Pasar Terbesar, Analis Sebut Tak Bebani IHSG

Saham GOTO yang sempat alami ARB berkali-kali, menjadi pemberat laju IHSG.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 30 Des 2022, 13:33 WIB
Paparan publik penawaran umum perdana saham (IPO) PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, Selasa (15/3/2022) (Foto: PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk)

Liputan6.com, Jakarta - Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menjadi buah bibir pelaku pasar belakangan ini. Hal itu menyusul kinerja saham GOTO yang amblas, setelah periode lock up berakhir pada 30 November 2022.

Sejak saat itu, saham GOTO terus merosot dan berkutat di bawah level 100. Bahkan, GOTO kini tak lagi menghuni jajaran 10 saham emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Analis menilai kondisi ini menjadi sinyal positif untuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Lantaran, saham GOTO yang sempat alami ARB berkali-kali, menjadi pemberat laju IHSG. Equity Research Analyst PT Henan Putihrai Sekuritas, Jono Syafei mengakui, dampak GOTO ke IHSG memang signifikan mengingat bobotnya yang cukup besar sebagai salah satu saham dengan kapitalisasi pasar yang besar.

"Jika GOTO keluar dari saham kapitalisasi besar tentu pergerakan saham GOTO nanti tidak terlalu berpengaruh signifikan ke IHSG karena akan digantikan saham lain yang market cap nya besar,” kata Jono kepada Liputan6.com, Selasa (27/12/2022).

Senada, Investment Analyst dari Infovesta Capital Advisory, Fajar Dwi Alfia turut mengamini ada sentimen positif untuk IHSG usai GOTO terdepak dari jajaran big caps.

Di sisi lain, Fajar mencermati kinerja GOTO masih akan mengalami tekanan. “Ke depan, saham ini masih akan mengalami tekanan, di tengah upaya perseroan yang masih sulit untuk memperbaiki kinerja keuangan secara bottom line. Sehingga ke depan tidak akan membebani IHSG terlalu signifikan,” kata dia.

Pada perdagangan hari ini, 27 Desember 2022, saham GOTO berhasil naik 8,54 persen ke posisi 89 pada penutupan sesi I. Saham GOTO dibuka pada posisi 82 dan bergerak pada renang 82—90. Namun sejak secata year to date, saham GOTO telah terkoreksi 76,70 persen.

Seiringan dengan itu, kapitalisasi pasar GOTO juga ikut menyusut dari Rp 400,31 triliun saat pertama kali melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), menjadi Rp 105,41 triliun. Sehingga GOTO harus rela geser dari jajaran 10 saham emiten kapitalisasi pasar terbesar di BEI.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

2 dari 4 halaman

10 Saham Emiten Kapitalisasi Pasar Terbesar di BEI pada 26 Desember 2022

Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Berikut 10 saham emiten kapitalisasi pasar terbesar di BEI pada Senin, 26 Desember 2022 dikutip dari data BEI:

1.PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai Rp 1.047 triliun

2.PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) senilai Rp 740 triliun

3.PT Bayan Resources Tbk (BYAN) senilai Rp 686 triliun

4.PT Bumi Resources Tbk (BUMI) senilai Rp 464 triliun

5.PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) senilai Rp 371 triliun

6.PT Astra International Tbk (ASII) senilai Rp 229 triliun

7.PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) senilai Rp 215 triliun

8.PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) senilai Rp 181 triliun

9.PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) senilai Rp 172 triliun

10.PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) Rp 122 triliun

 

3 dari 4 halaman

Volume Transaksi Bursa Sepekan

Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, data perdagangan BEI selama periode 19 sampai dengan 23 Desember 2022 mayoritas ditutup mengalami perubahan.

Rata-rata volume transaksi Bursa mengalami perubahan sebesar 36,63% menjadi 18,105 miliar saham dari 28,569 miliar saham pada penutupan pekan lalu.

Melansir keterangan BEI, Sabtu (24/12/2022), rata-rata nilai transaksi harian Bursa pekan ini mengalami perubahan sebesar 30,40% menjadi Rp10,576 triliun dari Rp 15,194 triliun pada sepekan sebelumnya.

Perubahan terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa sebesar 11,84%, yaitu menjadi 916.894 transaksi selama sepekan dari 1.040.018 transaksi padasepekan sebelumnya.

Sedangkan, peningkatan terjadi pada kapitalisasi pasar Bursa sebesar 0,76%menjadi Rp 9.401,658 triliun dari Rp 9.330,781triliun pada pekan sebelumnya.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami perubahan sebesar 0,17% menjadi 6.800,673 dari level 6.812,193 pada pekan sebelumnya.

Investor asing pada hari ini mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp773,72 miliardan sepanjang tahun 2022 investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp63,969 triliun.

 

4 dari 4 halaman

Obligasi

Ilustrasi Obligasi (Photo created by rawpixel.com on Freepik)

Pada Senin, 19 Desember 2022, obligasi berkelanjutan III Indah Kiat Pulp & Paper Tahap III Tahun2022 dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II Indah Kiat Pulp & Paper Tahap III Tahun 2022 yang diterbitkan oleh PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. mulai dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) untuk obligasi dan sukuk adalahidA+ (Single A Plus) dan idA+(sy) (Single A Plus Syariah). Bertindak sebagai Wali Amanat dalamemisi ini adalah PT Bank KB Bukopin Tbk.

Masih pada hari yang sama, Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Bali Towerindo Sentra Tahap I Tahun 2022 yang diterbitkan oleh PT Bali Towerindo Sentra Tbk. mulai dicatatkan di BEI.

Hasil pemeringkatan dari Pefindo dan PT Fitch Rating Indonesia untuk Sukuk ini adalah idA-(sy) (Single A Minus Syariah)dan A-(idn) (sy) (Single A Minus Syariah). Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PTBank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.

Dengan pencatatan ini maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 512 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp452,48 triliun dan USD47,5 juta, diterbitkan oleh 125 emiten.

Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 179 seri dengan nilai nominal Rp5.181,55 triliun dan USD438,31 juta. EBA sebanyak 10 emisi senilai Rp3,07 triliun.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya