Bersosialisasi Tak Selamanya Baik, Me Time Diperlukan Biar Tetap Waras

Me time ternyata memainkan peran penting dalam kesehatan mental.

oleh Afifah Nur Andini diperbarui 17 Nov 2022, 17:30 WIB
Why do we need a 'Me Time'? (Unsplash.com)

Liputan6.com, Jakarta - Manusia terlahir sebagai makhluk sosial. Banyak penelitian sudah membuktikan bahwa hubungan sosial sangat dibutuhkan manusia untuk kesejahteraan emosional dan fisik. Namun, tak berarti kita harus terus-menerus bersosialisasi.

Waktu menyendiri atau alone time turut memainkan peran penting dalam kesehatan mental. Meski berada di tengah masyarakat memberikan kita manfaat, kegiatan ini juga dapat menyebabkan stres jika dilakukan dalam waktu yang terlalu lama.

Biasanya akan muncul rasa khawatir tentang apa yang dipikirkan orang lain. Tanpa sadar ini akan mengubah perilaku kita demi menghindari penolakan, dan menyesuaikan diri dengan sekitar. 

Perubahan ini tidak selamanya buruk, tapi hal ini bisa menghapus keaslian diri kita yang sebenarnya. Hal inilah yang mendukung alasan setiap orang butuh waktu untuk sendiri.

Waktu sendirian dapat memberi kita kesempatan untuk membebaskan diri dari tekanan sosial dan mengembalikan sosok diri kita yang sebenarnya.

Melansir situs Very Well Mind pada Kamis (17/11), terdapat tiga alasan utama me time sangat dibutuhkan, yaitu untuk melakukan eksplorasi diri, mengasah kreativitas, dan mengisi ulang energi sosial.

Mayoritas orang akan merasa nyaman ketika mereka sedang menghabiskan me time. Kenyamanan ini selanjutnya akan memberikan kita kebebasan untuk menjelajahi minat tanpa ada gangguan.

Dari sini kita bisa mencoba melakukan hal baru juga mempraktikkan metode baru untuk mengekspresikan diri.

Melakukan eksplorasi diri dan melakukan hobi ini selanjutnya mampu meningkatkan kemampuan otak kita untuk berpikir kreatif. Kita tidak perlu mengkhawatirkan apa dipikirkan orang lain dan fokus terhadap diri sendiri.

Di samping itu, menghabiskan waktu me time juga bisa membantu kita, khususnya untuk kepribadian introvert mengisi energi untuk kembali bersosialisasi.

 

 

 

2 dari 4 halaman

Merasa Sensitif dan Mudah Marah Tanda Kita Memerlukan 'Me Time'

Tiga zodiak ini punya masalah untuk hidup sendirian. (Sumber foto: unsplash.com/Anthony Tran)

Waktu me time memberikan dampak yang cukup signifikan untuk kita, walaupun hanya dilakukan selama beberapa menit.

Bagi beberapa orang yang tidak terbiasa melakukan me time, akan sedikit sulit untuk mengetahui kapan mereka butuh waktu sendirian.

Secara umum, terdapat beberapa tanda yang dapat kita perhatikan saat kita membutuhkan waktu untuk menyendiri. Melansir Very Well Mind, tanda-tanda tersebut di antaranya:

1. Merasa mudah marah,

2. Mudah tersinggung dengan hal-hal kecil,

3. Kehilangan minat untuk melakukan sesuatu bersama orang lain,

4. Merasa kewalahan atau overwhelmed,

5. Mengalami kesulitan berkonsentrasi, dan

6. Cemas saat sedang menghabiskan waktu bersama orang lain.

Menghabiskan waktu sendirian bisa membantu kita mengurangi perasaan negatif tersebut.

Meskipun begitu, untuk beberapa kasus orang akan kesulitan melakukan me time. Hal ini disebabkan mereka yang tidak terbiasa sendirian, merasa tertekan dengan pikiran dan perasaan pribadi, dan stigma sosial.

3 dari 4 halaman

Introvert dan Ekstrovert Sama-Sama Membutuhkan Waktu Sendirian

Ilustrasi diri sendiri, mencintai diri sendiri. (Photo by Jackson David on Unsplash)

Tidak semua orang senang dengan kegiatan menyendiri untuk beberapa alasan. Mereka yang tidak terbiasa sendirian akan menemukan kegiatan me time sulit untuk dilakukan, karena mereka terbiasa di kelilingi banyak orang. Jadi, ketika sendirian mereka akan merasa hubungan tersebut terputus.

Ada juga mereka yang tidak ingin sendirian karena ini akan memaksa mereka fokus terhadap diri mereka sendiri.

Pemikiran pribadi dan perasaan yang dirasakan sering kali membuat mereka merasa tidak nyaman. Selain itu, stigma sosial membuat mereka takut disebut sebagai seseorang yang berperilaku antisosial.

Di samping kesulitan-kesulitan tersebut, semua orang pasti membutuhkan waktu sendirian. Banyak orang mungkin berpikir hal ini hanya dibutuhkan oleh kepribadian introvert, mengingat mereka mendapatkan energi dari menghabiskan waktu menyendiri.

Namun, hal ini dibantah melalui studi yang dilakukan psikolog sosial Thuyvy Thi Nguyen, yang mengatakan bahwa introvert dan ekstrovert tidak benar-benar berbeda dalam menikmati kesendirian.

Ini berlawanan dengan kepercayaan populer yang menyebut introvert menikmati kesendirian lebih dari ekstrovert.

4 dari 4 halaman

Antara Kesendirian dan Kesepian

Nyaman dengan diri sendiri/Copyright unsplash.com/Priscilla Du Preez

Satu hal paling kontras yang membedakan antara kesendirian (aloneness) dan kesepian (loneliness) adalah kesepian memiliki dampak buruk terhadap kesehatan mental seseorang.

Perasaan kesepian berkaitan dengan peningkatan tekanan darah, penurunan kognitif yang cepat, gangguan kecemasan sosial, dan peningkatan risiko penyakit Alzheimer.

Hal-hal inilah yang membedakan kesepian dan kesendirian. Saat kesepian ditandai dengan perasaan negatif yang berkaitan dengan isolasi, waktu sendirian memberikan kita kebebasan, inspirasi, dan ketenangan dalam diri sendiri.

Bahkan, ketika kita menghabiskan waktu me time dengan berkualitas, kegiatan ini juga akan memberikan dampak positif terhadap kesehatan emosional dan juga fisik kita.

INFOGRAFIS JOURNAL_ Beberapa Gejala Permasalahan Kesehatan Mental pada Anak (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya