Kasus COVID-19 Naik, Epidemiolog: Masih Terkendali, Terpenting Tingkatkan Vaksinasi dan Prokes

Vaksinasi COVID-19 dan disiplin prokes jadi upaya penting mengendalikan kasus Corona.

oleh Fitri Haryanti HarsonoLiputan6.com diperbarui 12 Jun 2022, 11:00 WIB
Warga yang mengenakan masker berjalan melintasi mural berisi imbauan terkait COVID-19 di Menteng, Jakarta, Kamis (7/10/2021). Pemerintah menyiapkan langkah implementasi prokes 3M, implementasi surveilans 3T, percepatan vaksinasi dan persiapan fasilitas rumah sakit. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Sekitar tiga minggu terakhir terutama beberapa hari ini kasus COVID-19 mengalami peningkatan. Meski masih terkendali, upaya yang bisa dilakukan adalah meningkatkan vaksinasi COVID-19 dan disiplin jalankan protokol kesehatan (prokes).

“Kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia dalam tiga pekan terakhir masih terkendali, yang penting kuncinya adalah peningkatan cakupan vaksinasi dan praktik protokol kesehatan,” kata epidemiolog Pandu Riono.

Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKUI) ini mengatakan bahwa peningkatan cakupan vaksinasi merupakan salah satu kunci untuk mencegah kenaikan kasus COVID-19.

“Kuncinya adalah meningkatkan cakupan vaksinasi sebanyak-banyaknya dan secepat-cepatnya, mulai dosis pertama hingga dosis penguat atau booster,” kata Pandu mengutip dari Antara.

Pandu mengatakan dengan peningkatan cakupan vaksinasi diharapkan dapat meningkatkan imunitas dan proteksi optimal bagi setiap individu.

“Dengan imunitas yang tinggi di tengah masyarakat maka diharapkan dapat menekan angka hospitalisasi dan kematian seperti sekarang ini,” katanya.

Selain itu, sosialisasi dan anjuran protokol kesehatan juga perlu terus ditingkatkan dan diintensifkan guna meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat.

“Sosialisasi mengenai pentingnya memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan harus terus ditingkatkan guna mengingatkan masyarakat mengenai pentingnya protokol kesehatan,” kata Pandu.

 

2 dari 3 halaman

Kenaikan Kasus, Efek Liburan dan Varian Baru

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin meninjau pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Sekolah Ursulin pada Kamis, 25 Maret 2021. (Dok Kementerian Kesehatan RI)

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengungkapan kenaikan kasus terjadi karena libur Lebaran dan kehadiran varian baru. 

"Secara historis, kalau kita lihat kenaikan kasus itu bukan tiga hari sesudah Hari Raya, tapi kenaikan terjadi antara 27 hari sampai 35 hari sesudah Hari Raya besar, seperti Natal dan Lebaran. Kenaikan itu normal setiap kali ada perayaan hari besar, ya pasti ada kenaikan," ungkap Budi Gunadi usai Kick Off Integrasi Layanan Kesehatan Primer di Gedung Kementerian Kesehatan Jakarta pada Jumat, 10 Juni 2022.

"Kemudian, karena adanya varian baru Omicron BA.4 dan BA.5 yang kami kita identifikasi tadi malam, tapi kejadiannya (laporan masuk) bulan Mei 2022. Dari dua fakta tadi (dampak libur dan varian baru) ya memang ada kenaikan."

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), ada 4 kasus subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 pertama yang dilaporkan di Indonesia pada 6 Juni 2022. Keempat kasus terdiri dari satu orang positif BA.4 seorang Warga Negara Indonesia (WNI) dengan kondisi klinis tidak bergejala serta vaksinasi COVID-19 sudah dua kali.

3 dari 3 halaman

BA.4 dan BA.5 Lebih Cepat Menular

BA.4 dan BA.5 disebut-sebut sebagai biang kerok peningkatan kasus di banyak negara. Singapura, Portugal, Afrika Selatan, dan Chile menyebut kehadiran dua turunan Omicron ini membuat kasus COVID-19 di negara tersebut meningkat.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Muhammad Syahril mengatakan di tingkat global secara epidemiologi subvarian BA.4 sudah dilaporkan sebanyak 6.903 sekuens melalui GISAID. Laporan tersebut berasal dari 58 negara dan ada 5 negara dengan laporan BA.4 terbanyak, antara lain Afrika Selatan, Amerika Serikat, Britania Raya, Denmark, dan Israel.

Sedangkan BA.5 sudah dilaporkan sebanyak 8.687 sekuens dari 63 negara. Ada 5 negara dengan laporan sekuens terbanyak yaitu Amerika, Portugal, Jerman, Inggris, dan Afrika Selatan.

"Penyebarannya cepat ya tapi tidak tingkat keparahannya tidak berat. Lebih ringan dari Omicron yang terdahulu, yang kita tahu Omicron awal-awal itu lebih ringan dari Delta," kata Syahril kepada wartawan pada Jumat, 10 Juni 2022.

Infografis Yuk Kenali Cara Kerja Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya