Resmikan Masjid At-Taufiq, Megawati Minta Jokowi Doakan Almarhum Suaminya

Megawati berharap, Masjid At-Taufiq nantinya dapat diperuntukkan bagi masyarakat luas yang tinggal di sekitar lokasi. Tidak terbatas bagi kader PDIP, namun juga untuk umat muslim.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 08 Jun 2022, 21:16 WIB
Presiden RI Kelima, Megawati Soekarnoputri  meresmikan Masjid At-Taufiq yang berdiri atas semangat juang almarhum suaminya untuk bangsa dan negara. Presiden Jokowi turut hadir dalam acara tersebut. (Foto:Liputan6/Muhammad Radityo)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden RI Kelima, Megawati Soekarnoputri meminta Presiden Joko Widodo atau Jokowi mendoakan mendiang suaminya, Almarhum Taufiq Kiemas. Hal itu disampaikan Megawati saat Jokowi bersedia hadir dan meresmikan Masjid At-Taufiq yang berdiri atas semangat juang almarhum suaminya untuk bangsa dan negara. 

"Saya berharap bapak dan keluarga dapat juga sholat di masjid ini bersama para hadirin lainnya untuk sekalian mendoakan almarhum untuk bisa diterima Allah SWT," kata Megawati dalam pidato sambutannya di Masjid At-Taufiq, Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (8/6/2022). 

Megawati bercerita, selain dibangun untuk meneruskan cita-cita almarhum suaminya, Masjid At-Taufiq juga dibangun atas prakarsa dari keluarga besarnya untuk mengenang almarhum Taufiq Kiemas.  

Megawati berharap, Masjid At-Taufiq nantinya dapat diperuntukkan bagi masyarakat luas yang tinggal di sekitar lokasi. Tidak terbatas bagi kader PDIP namun juga untuk umat muslim. 

"Saya berharap masjid ini Tentunya karena akan dapat dipakai untuk masyarakat pada umumnya selalu dikelola dan dirawat dengan sebaik-baiknya," harap Megawati.

Sekilas jika dipandang, Masjid At-Taufiq yang dibangun oleh PDI Perjuangan tidak tampak seperti bangunan masjid pada umumnya. Masjid ini tidak memiliki kubah pada bagian atapnya, melainkan berbentuk atap seperti rumah gadang di Sumatera Barat.  

Menurut Megawati, hal itu memiliki arti tersendiri. Sebab dirinya ingin masjid tersebut tetap membawa sisi kebangsaan dan nasionalisme namun tidak melupakan sisi religiusnya sebagai rumah ibadah.

"Masjid At Taufiq ini dibuat dengan desain khusus yang seperti tadi telah saya katakan, sehingga kalau kita lihat dari ini saja rasanya kita berada di sebuah rumah di Sumatera Barat. Tapi tentunya dengan tulisan-tulisan yang sangat Islami," kata Megawati.  

"Ternyata dengan cara membangun masjid yang menonjolkan ke Indonesiaan kita menurut saya juga tetap artistik dan indah," tutur Megawati.

2 dari 2 halaman

Anggap Megawati Seperti Orangtua Sendiri, Jokowi: Anak Kadang Bandel, Wajar

Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana disambut Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri saat menghadiri peresmian Masjid At-Taufiq di Kompleks Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan. (Liputan6.com/Radityo Priyasmoro)

Sementara itu, Presiden Jokowi menjawab isu kerenggangan huhungannya dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Hal itu mencuat usai Jokowi dan Megawati dinilai mendukung calon presiden berbeda untuk Pemilu 2024. Menurut Jokowi, huhungannya dengan Megawati sudah seperti ibu dan anak. Dia pun menganalogikan hal tersebut bak ulah bandel dan nakal antar anak ke orang tua.

"Siapa bilang renggang? Saya dengan Ibu Megawati sudah seperti keluarga besar. Jelas, kan?," jawab Jokowi santai saat ditemui di Masjid At-Taufiq, Lenteng Agung Jakarta, Rabu (8/6/2022).

"Dalam perjalanan anak kadang ada yang bandel. Ada yang nakal, biasa. Itu wajar,” lanjut Jokowi.  

Awak media yang masih penasaran maksud dari analogi Jokowi itu pun bertanya, apakah keduanya memiliki pilihan yang berbeda untuk 2024. Namun Jokowi berharap, analogi yang disampaikan tidak melebar dan ditafsir kemana-mana. 

"Jangan ditarik kemana-mana. Ini tanyanya aneh-aneh saja," ujar dia.

Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Hasto jug memastikan, hubungan Megawati dan Jokowi tidak ada kerenggangan karena perbincangan keduanya dilakukan secara mendalam, dipandu oleh kesesuaian tentang arah masa depan bangsa dan dilandasi hubungan batin yang kuat.

"Bagi yang biasa menabuh genderang politik, biasanya yang ada hanya akal politik, karena itulah tidak mampu melihat kedekatan dalam suasana batin," lanjut Hasto.

Infografis Kader PDIP Tidak Loyal dan Sentilan Megawati. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya