Sederet Tanggapan soal Stasiun Manggarai Bakal Jadi Stasiun Sentral

Pemerintah menyiapkan Stasiun Manggarai menjadi stasiun sentral pertama di Indonesia.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 07 Jun 2022, 17:02 WIB
Rangkain KRL Commuter Line bersiap menuju Stasiun Manggarai, Jakarta, Minggu (26/9/2021). Jalur layang (elevated track) KRL Bogor Line di Stasiun Manggarai yang terdiri dari empat peron bagi penumpang kereta relasi tujuan Jakarta-Bogor. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Stasiun Manggarai bakal menjadi stasiun sentral. Hal itu tengah dipersiapkan pemerintah, mengingat, layaknya setiap kota metropolitan di dunia sudah memiliki stasiun sentral dengan fasilitas yang megah.

Saat ini, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah melakukan pembenahan di Stasiun Manggarai, Jakarta. Nantinya, Stasiun Manggarai akan menjadi stasiun sentral pertama di Indonesia.

Artinya, kegiatan transit skala besar dan operasi semua jenis kereta bakal dipusatkan di Stasiun Manggarai. Selain itu, Stasiun Manggarai juga bakal menjadi pusat layanan integrasi moda baik intermoda maupun antarmoda.

Mengacu rencana jangka panjang, setelah Stasiun Manggarai jadi stasiun sentral, operasi kereta jarak jauh juga akan difokuskan di stasiun ini. Sehingga Stasiun Gambir tak lagi jadi tumpuan kereta jarak jauh.

Dijelaskan Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten Kementerian Perhubungan Rode Paulus, ada kemungkinan stasiun Gambir kemudian akan melayani kereta rel listrik (KRL). Tujuannya juga untuk mengurai kepadatan penumpang.

"Desain Stasiun Manggarai dengan segala fasilitas di sana memang didesain kereta jarak jauh itu berhenti sampai dengan Stasiun Manggarai saja," kata dia dalam acara Ngobrol Bersama Komunitas Kereta Api (Ngobras) Persiapan Switch Over 5 Stasiun Manggarai.

Sementara itu, Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno menilai, hambatan masuknya kereta atau headway bisa tertangani saat Stasiun Manggarai jadi stasiun sentral. Hambatan ini disebabkan adanya bottleneck jalur kereta api.

Stasiun Manggarai akan jadi stasiun sentral yang pengembangannya masih memungkinkan berdasarkan pertambahan frekuensi jumlah perjalanan KA, meliputi KRL, KA Jarak Jauh maupun Kereta Bandara.

"Dengan pemusatan Stasiun Manggarai, maka bottleneck berupa perlambatan headway atau kereta masuk ke stasiun berikutnya tidak akan terjadi seperti sekarang ini," kata dia dalam keterangannya, Senin 6 Juni 2022.

Berikut sederet tanggapan soal Stasiun Manggarai bakal jadi stasiun sentral dihimpun Liputan6.com:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

1. Kemenhub

Sejumlah penumpang menaiki eskalator saat penerapan switch over (SO) ke-5 di Stasiun Manggarai, Jakarta, Senin (30/5/2022). Penerapan switch over (SO) atau peralihan sistem persinyalan ke-5 itu membuat terjadinya penumpukan penumpang di peron kereta karena terdapat perubahan rute perjalanan KRL. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah melakukan pembenahan di Stasiun Manggarai Jakarta. Nantinya, Stasiun Manggarai akan menjadi stasiun sentral pertama di Indonesia.

Artinya, kegiatan transit skala besar dan operasi semua jenis kereta bakal dipusatkan si Stasiun Manggarai. Selain itu, Stasiun Manggarai juga bakal menjadi pusat layanan integrasi moda baik intermoda maupun antarmoda.

Mengacu rencana jangka panjang, setelah Stasiun Manggarai jadi stasiun sentral, operasi kereta jarak jauh juga akan difokuskan di stasiun ini. Sehingga Stasiun Gambir tak lagi jadi tumpuan kereta jarak jauh.

Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten Kementerian Perhubungan Rode Paulus menyebut, ada kemungkinan stasiun Gambir kemudian akan melayani kereta rel listrik (KRL). Tujuannya juga untuk mengurai kepadatan penumpang.

"Desain Stasiun Manggarai dengan segala fasilitas di sana memang didesain kereta jarak jauh itu berhenti sampai dengan Stasiun Manggarai saja," kata dia dalam acara Ngobrol Bersama Komunitas Kereta Api (Ngobras) Persiapan Switch Over 5 Stasiun Manggarai, ditulis Kamis 26 Mei 2022.

Ia menuturkan dengan skenario tersebut, harapannya penumpukan penumpang yang terjadi di stasiun Sudirman akan berkurang.

"Jadi nanti untuk yang Gambir akan difungsikan untuk naik-turun penumpang KRL. Harapannya untuk beban yang selama ini ada di (stasiun) Sudirman dan seterusnya nanti bisa berkurang dan semuanya bisa langsung ke pusat kota di Gambir," terangnya.

Sebagai informasi, hingga saat ini Stasiun Gambir hanya khusus melayani kereta api jarak jauh. Guna memaksimalkan itu, KRL hanya melintas di Stasiun Gambir.

 

3 dari 3 halaman

2. Pengamat Transportasi

Penumpang KRL Commuterline transit (berpindah tujuan kereta) di stasiun transit Manggarai, Jakarta, Senin (30/5/2022). Perubahan rute baru kereta rel listrik yang diberlakukan pada Sabtu, 28 Mei 2022 lalu dikarenakan proses Switch Over ke 5 penataan lintas kereta api di Stasiun Manggarai. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno menyebut seluruh kota metropolitan dunia telah memiliki stasiun sentral. Ini menyusul pengembangan Stasiun Manggarai menjadi pusat integrasi kereta api pertama di Indonesia.

Djoko menilai, dengan dicapainya target itu, berarti stasiun perlu memiliki fasilitas yang megah. Serta telah menerapkan sistem terintegrasi dengan moda transportasi lainnya.

"Stasiun Manggarai nantinya memiliki 18 sepur, sementara sekarang baru 10 sepur. Antara Cikarang – Manggarai sudah mulai dipisahkan jalur kereta jarak jauh atau antar kota dan kereta perkotaan (komuter) dengan double-double track yang sedang berproses diselesaikan pembangunannya," kata dia dalam keterangannya, ditulis Senin 6 Juni 2022.

"Setiap kota metropolitan dunia sudah memiliki stasiun sentral dengan fasilitas yang megah. Jakarta sebagai ibukota negara baru memiliki Stasiun Gambir yang dianggap megah," tambahnya.

Djoko menilai, hambatan masuknya kereta atau headway bisa tertangani saat Stasiun Manggarai jadi stasiun sentral. Hambatan ini disebabkan adanya bottleneck jalur kereta api.

Stasiun Manggarai akan jadi stasiun sentral yang pengembangannya masih memungkinkan berdasarkan pertambahan frekuensi jumlah perjalanan KA, meliputi KRL, KA Jarak Jauh maupun Kereta Bandara.

"Dengan pemusatan Stasiun Manggarai, maka bottleneck berupa perlambatan headway atau kereta masuk ke stasiun berikutnya tidak akan terjadi seperti sekarang ini," kata dia.

"Sekarang ini bottleneck-nya itu ketika KRL mau masuk Stasiun Manggarai, harus menunggu kereta yang lain lewat dulu. Katakanlah kereta jarak jauh atau kereta barang. Ke depan tidak akan seperti itu," tambah Djoko.

Ia memandang, akses jalan dan kapasitasnya tidak jauh beda dengan di Stasiun Gambir. Juga lahan parkir perlu untuk kendaraan bermotor dan tidak bermotor.

Persiapan matang harus dilakukan sebelum rencana pengembangan Stasiun Manggarai jadi Stasiun Sentral. Rencana ini harus didukung dengan perubahan layanan serta fasilitas yang menunjang.

Kekhawatiran publik terkait menumpuknya penumpang di Stasiun Manggarai dapat diantisipasi dengan perubahan dari beragam infrastruktur di Stasiun Manggarai.

"Dengan ukuran bangunan stasiun itu 100 m x 100 m. Pastinya padat, kalau tidak padat bukan stasiun modern," katanya.

Namun, yang terpenting, kata dia, daya dukungnya memadai baik di dalam stasiun maupun di luar stasiun. Diketahui, saat ini Stasiun Manggarai dinilai masih mengantongi masalah dalam infrastruktur pelayanan ke konsumen.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya