2,1 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabodetabek saat Mudik, Terpadat ke Merak

Terjadi perubahan pola pergerakan mudik pada masa angkutan lebaran tahun ini. Jika sebelumnya volume tertinggi datang dari arah timur, kali ini justru lebih menumpuk di sisi barat Jabodetabek.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 17 Mei 2022, 17:00 WIB
Kepadatan kendaraan pemudik saat antre menunggu jadwal keberangkatan kapal di Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten, Sabtu (30/4/2022) dini hari. Memasuki H-2 Lebaran atau Puncak Arus Mudik yang diprediksi hari ini kepadatan kendaraan pemudik masih mengular di Pelabuhan Merak. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat, sekitar 2,1 juta unit kendaraan pergi meninggalkan area Jabodetabek ke arah barat, timur dan selatan selama masa angkutan mudik Lebaran 2022.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan, angka kendaraan tersebut didapat setelah melakukan pemantauan kegiatan mudik Lebaran selama 12 hari.

"Kita sampaikan, bagiamana perilaku mudik 2022 ini, terutama yang luar Jabodetabek dari 22 April sampai 3 Mei, di tahun 2022 jumlahnya sekitar 2,151 juta kendaraan," jelasnya dalam sesi teleconference, Selasa (17/5/2022).

"Itu naik 7 persen dari angkutan lebaran 2019. Jadi kalau apple to apple dengan 2019 memang mengalami kenaikan," imbuh Budi.

Tapi kalau kita lihat secara lebih detil, ia menambahkan, terjadi perubahan pola pergerakan mudik pada masa angkutan lebaran tahun ini. Jika sebelumnya volume tertinggi datang dari arah timur, kali ini justru lebih menumpuk di sisi barat Jabodetabek.

"Yang paling banyak kenaikan sebetulnya dari arah barat atau Cikupa ke arah Merak, yaitu untuk 2019 hanya 493 ribu kendaraan. Kemudian tahun 2022 naik menjadi 557 ribu kendaraan. Artinya ada kenaikan sekitar 17 persen," terangnya.

"Ini mungkin menarik. Pergerakan paling banyak dari Jabodetabek, kalau dulu adalah ke arah timur, jawa tengah dan Jawa barat. Tapi kalau sekarang ke arah Merak, atau nyebrang sampai Sumatera," kata Budi.

Menurut dia, perubahan pola ini terjadi lantaran banyak masyarakat yang lebih memilih pulang ke kampung halaman di Sumatera menggunakan jalur darat ketimbang udara/laut, karena kehadiran Jalan Tol Trans Sumatera.

Selain ke barat, penumpukan tak lazim juga terjadi ke arah selatan, khususnya ke kawasan Puncak, Kabupaten Bogor. Tak hanya pemudik, wilayah tersebut juga ramai dipadati masyarakat yang memanfaatkan libur panjang Lebaran untuk berwisata ke sana.

"Kemudian yang meningkat lagi ke arah Ciawi, atau ke arah Puncak. Tapi saya kira kalau yang ke arah Puncak naiknya sampai 16 persen, karena ini bercampur dengan para pemudik dan masyarakat yang akan ke puncak," tuturnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Survei Indikator: 73,8 Persen Warga Puas Kinerja Pemerintah Tangani Mudik 2022

Penumpang turun dari kereta api jarak jauh setibanya di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Senin (9/5/2022). PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengungkapkan gelombang arus balik pemudik pada H+7 Lebaran 2022 terpantau masih tinggi. Tercatat sebanyak 40.800 penumpang tiba pada hari Senin ini dikarenakan penundaan waktu sekolah dan pelaksanaan Work From (WFH). (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil surveinya terkait kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam menangani arus mudik Lebaran 2022.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengungkapkan, sebanyak 73,8 persen warga puas terhadap kinerja pemerintah dalam menangani arus mudik Lebaran Idul Fitri 1443 H/2022 M.

“Dukungan publik terhadap pelonggaran pembatasan pergerakan sehingga warga bisa mudik mencapai lebih dari 91.3 persen, dan 73.8 persen warga puas terhadap kinerja pemerintah dalam menangani arus mudik Lebaran tahun ini,” kata Burhanuddin, dalam keteranganya, Minggu (15/5/2022).

Meski begitu, hasil survei juga menunjukkan bahwa tingkat kepuasan terhadap penanganan mudik tidak berkorelasi dengan kepuasan terhadap kinerja Presiden Jokowi yang turun ke angka 58,1 persen.

“Faktor utama yang signifikan menjelaskan tingkat kepuasan atas kinerja presiden adalah minyak goreng. Mayoritas mutlak mengapa responden tidak puas adalah peningkatan harga-harga kebutuhan pokok, terutama minyak goreng. Untuk itu, diperlukan langkah benar, cepat dan tepat agar kepuasan terhadap kinerja Presiden kembali meningkat,” kata dia.

3 dari 3 halaman

Kepuasan Terhadap Kinerja Jokowi Menurun

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Jalan Tol Serang-Panimbang Seksi 1 ruas Serang-Rangkasbitung sepanjang 26,5 km.

Sebelumnya, hasil survei menyebut kepuasan terhadap Presiden Jokowi kembali menurun menjadi 58,1 persen.

“Kepuasan terhadap Presiden Jokowi kembali menurun menjadi 58,1 persen, terendah dalam enam tahun terakhir. Dengan demikian, sejak Januari 2022, approval rating Presiden sudah turun lima kali, meski sempat mengalami rebound pada 20-25 April 2022,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, dalam keteranganya, Minggu (15/5/2022).

Burhanuddin menyebut penurunan kepuasan terhadap kinerja Jokowi, disebabkan harga kebutuhan pokok yang melonjak, terutama minyak goreng.

“Secara umum, penurunan approval Presiden Jokowi kali ini disebabkan oleh kesenjangan (gap) antara ekspektasi kebijakan dengan realitas di lapangan terkait penanganan minyak goreng,” kata dia.

Adapun survei ini digelar pada 5-20 Mei 2022 dengan 1.228 responden. Sampel diambil secara acak melalui telepon seluler. Margin of error survei 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 92 persen. 

Infografis Pergerakan Arus Mudik-Balik Lebaran 2022 Sesuai Moda Transportasi. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya