Telkom Beri Pinjaman ke Telkomsat Rp 1,2 Triliun

Telkom menyatakan pinjaman dalam bentuk shareholder loan tersebut akan digunakan untuk pembangunan Satelit HTS.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Apr 2022, 21:18 WIB
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) kembali menjadi satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk dalam jajaran Global 500 2022 Most Valuable Brand.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan telekomunikasi BUMN, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) memberikan pinjaman ke anak usahanya, PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat) dalam bentuk shareholder loan sebesar Rp 1,2 triliun.

Hal tersebut disampaikan VP Investor Relations Telkom Indonesia Andi Setiawan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, 6 April 2022.

Telkomsat merupakan anak perusahaan Telkom yang dimiliki sebesar 100 persen. Telkomsat bergerak di bidang penyediaan layanan satelit end to end yang berkualitas tinggi dan berstandar internasional.

Menurut Andi, pinjaman dalam bentuk shareholder loan tersebut akan digunakan untuk pembangunan Satelit HTS (high through-put satellite) yang diperkirakan membutuhkan dana sebesar kurang lebih Rp3,8 triliun.

Telkom dengan pembayaran bertahap disesuaikan dengan termin pembayaran kepada mitra kontraktor satelit. Pemberian shareholder loan dilakukan secara bertahap dan sudah dillakukan sebagian, antara lain pada November dan Desember 2021 serta Maret 2022 dengan jumlah total sebesar Rp750 miliar.

"Pemberian shareholder loan tahap selanjutnya akan menyesuaikan dengan perkembangan pembangunan satelit," kata Andi.

Shareholder loan Telkom kepada Telkomsat tersebut merupakan fasilitas pendanaan yang akan digunakan untuk mendukung rencana investasi pembangunan Satelit HTS  Secara keseluruhan. Rencana pendanaan untuk investasi Satelit HTS tersebut akan dilakukan melalui equity Telkomsat sebesar 50 persen dan pinjaman sebesar 50 persen, dimana sebagian pinjaman berasal dari shareholder loan dan sebagian lainnya dari pihak ketiga.

Dalam pemberian shareholder loan ini, Telkom memberi tenor pinjaman sebesar 7 tahun, dengan grace period selama 3 tahun. Telkom menetapkan bunga dengan Jibor 3 bulan plus 2,5 persen.

Grace period disesuaikan dengan masa pembangunan dan peluncuran satelit HTS tersebut, yang diperkirakan memakan waktu hingga 3 tahun.  Satelit HTS ini ditargetkan dapat mulai beroperasi di 2024.

Andi mengatakan, pengadaan satelit ini akan menambah kapasitas satelit nasional berbasis teknologi HTS untuk melengkapi portofolio Telkom Group. Tujuannya, kata dia, untuk memperkuat infrastruktur digital connectivity agar lebih kompetitif dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar satelit Indonesia yang diperkirakan masih tinggi pada masa mendatang.

"Investasi pembangunan satelit ini diharapkan akan memperkuat kepemimpinan Telkomsat  dalam industri satelit dan meningkatkan dominasi dan market share Telkomsat di bisnis satelit di Indonesia," kata Andi.

Berdasarkan data BEI, Telkomsat memiliki total aset sebesar Rp 4,48 triliun.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Grup Telkom Kembangkan Bisnis Health dan Edu Tech

Pekerja berbincang di dekat layar indeks saham gabungan di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Pada pemukaan indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini naik tipis 0,09% atau 4,88 poin ke level 5.611,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Grup Telkom mengembangkan bisnis digital dengan masuk di bidang kesehatan (health-tech) dan pendidikan (edu tech).

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), 10 Februari 2022, ditulis Sabtu, 12 Februari 2022, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) melalui anak usaha Telkomsel yaitu PT Telkomsel Ekosistem Digital (TED) dan PT Telkomsel Mitra Inovasi (TMI) mendirikan PT Fita Sehat Nusantara (Fita) dan PT Kuncie Pintar Nusantara (Kuncie) pada 8 Februari 2022.

Telkomsel merupakan anak perusahaan yang dikendalikan langsung oleh Telkom dengan kepemilikan 65 persen. Sedangkan TED dan TMI merupakan anak perusahaan yang dikendalikan langsung oleh Telkomsel dengan kepemilikan di atas 99 persen.

Pendirian dan penyertaan modal Fita dan Kunci dalam bentuk penyertaan modal berupa uang dan bentuk lain atau inbreng. Pendirian dan penyertaan modal dalam bentuk uang oleh TED dan TMI kepada Fita sebesar Rp 146,92 miliar. Sedangkan pendirian dan penyertaan modal dalam bentuk uang oleh TED dan TMI kepada Kuncie sebesar Rp 162,27 miliar.

Sementara itu, penyertaan modal dalam dalam bentuk uang oleh Telkomsel kepada TED Rp 298,70 miliar. Selain itu, penyertaan modal dalam bentuk inreng dari Telkomsel kepada TED, kemudian diteruskan kepada Fita Rp 148,60 miliar. Sedangkan pernyataan modal dalam bentuk inbreng dari Telkomsel kepada TED, kemudian diteruskan dari TED kepada Kuncie senilai Rp 169,30 miliar.

“Rangkaian transaksi afiliasi tersebut dilakukan sebagai bagian dari strategi grup Telkom dalam rangka mengembangkan bisnis digital, khususnya di bidang kesehatan (health-tech) melalui Fita dan pendidikan (edu-tech) melalui Kuncie,” tulis perseroan.

Telkom menyatakan transaksi ini telah melalui prosedur transaksi afiliasi dan transaksi benturan kepentingan. Transaksi ini tidak mengandung benturan kepentingan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan POJK 42/2020.

 

3 dari 4 halaman

Adhi Karya Gandeng Telkom

Menara telekomunikasi Telkom. (Dok. Telkom)

Sebelumnya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) bekerja sama dengan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dalam rangka optimalisasi ekosistem properti yang sedang dikembangkan melalui digitalisasi teknologi dan layanan telekomunikasi.

Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan MoU oleh Direktur Utama Adhi Karya (ADHI), Entus Asnawi M. bersama Direktur Enterprise Business Services Telkom Indonesia, Edi Witjara dan disaksikan oleh Hendrika Nora Osloi Sinaga selaku Asisten Deputi Bidang Jasa Infrastruktur Kementerian BUMN pada Rabu, 26 Januari 2022 kemarin.

Corporate Secretary Adhi Karya, Farid Budiyanto menjelaskan, kerja sama tersebut merupakan bagian dari upaya untuk menciptakan customer value yang semakin terdepan di kawasan properti yang dikelolanya, serta melakukan percepatan penjualan produk propertinya.

Selain Telkom, sebelumnya ADHI telah berkolaborasi dengan PT Danareksa (Persero) atau Danareksa dengan tujuan yang sama.

"Optimalisasi aset yang diakselerasikan melalui kerja sama dengan Danareksa maupun Telkom, diharapkan dapat meningkatkan percepatan penjualan properti- properti yang dimiliki ADHI Group,” ujarnya dalam keterangan yang diterima Liputan6.com, Kamis, 27 Januari 2022.

Aset-aset properti yang dimiliki Adhi Karya berupa antara lain High Rise Building, Commercial, Landed House, serta Office & Commercial Area yang sebagian besar berada pada lokasi strategis, memiliki berbagai fasilitas penunjang dan memiliki prospek investasi jangka panjang.

4 dari 4 halaman

Optimalkan Bisnis

Menara telekomunikasi Telkom. (Dok. Telkom)

Disamping itu, rencana operasional LRT Jabodebek pada 2022 diharapkan akan memberikan dampak positif terhadap produk properti ADHI Group. Khususnya, ADCP yang pengembangannya akan berada di sepanjang jalur LRT Jabodebek.

"Kerja sama melalui program kolaborasi antar perusahaan BUMN ini diharapkan dapat memberikan optimalisasi terhadap lini bisnis properti ADHI Group dan berlanjut dengan inisiatif lain, baik dengan Perusahaan BUMN maupun dengan Perusahaan Non BUMN Lainnya,” kata Farid.

Sebagai perusahaan milik negara yang utamanya bergerak di bidang konstruksi, ADHI juga memiliki lini bisnis properti untuk mendukung pertumbuhan perusahaan melalui dua anak perusahaannya. Yakni PT Adhi Commuter Properti (ADCP) yang berfokus di bisnis properti yang terintegrasi dengan transportasi massal dan PT Adhi Persada Properti (APP) yang menyasar bisnis properti di sekitar kampus ternama.

 

Reporter: Elizabeth Brahmana

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya