Miliarder Rusia Roman Abramovich Dikabarkan Harus Berutang untuk Bayar Gaji Pekerja

Diketahui banyak miliarder Rusia, termasuk Roman Abramovich yang dijatuhkan sanksi oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Eropa atas konflik yang terjadi di Ukraina.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 14 Apr 2022, 14:56 WIB
Miliarder Roman Abramovich.(AFP/Carl Court)

Liputan6.com, Jakarta - Miliarder Rusia sekaligus mantan pemilik Chelsea, Roman Abramovich dilaporkan meminta pinjaman uang untuk membayar gaji stafnya, menyusul serangkaian sanksi ekonomi yang ia hadapi dari negara Barat. 

Diketahui bahwa banyak miliarder Rusia, termasuk Abramovich, yang dijatuhkan sanksi oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Eropa atas konflik yang terjadi di Ukraina. 

Dilansir dari Daily Mail, Rabu (6/4/2022) sejumlah sumber melaporkan bahwa Abramovich meminta pinjaman uang dari teman sesama miliarder dan selebritas, sebesar USD 980.000 atau Rp 14 miliar. 

Laporan media Page Six menyebut sutradara film Hollywood Brett Ratner termasuk di antara mereka yang diminta pinjaman oleh Abramovich, serta figur-figur lain di Hollywood dan Silicon Valley.

"Roman meminta beberapa teman terdekatnya yang kuat untuk mengizinkannya meminjam USD 1 juta. Dia mengatakan dia tidak pernah melewatkan gaji untuk stafnya, yaitu USD 750.000 per minggu, dan dengan asetnya yang dibekukan, dia tidak dapat membayar," kata sumber itu kepada Page Six.

Abramovich harus mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk membayar stafnya, yang mencapai lebih dari 600.000 euro per minggu.

Sang miliader juga dilaporkan telah mendekati keluarga Rothschild setelah asetnya di Inggris dan AS disita bulan lalu.

Namun, belum ada keterangan atau konfirmasi lebih lanjut dari pihak Rothschilds mengenai laporan itu.

2 dari 3 halaman

Roman Abramovich Tak Bisa Akses Aset di Inggris Karena Sanksi

Miliarder Rusia mantan pemilik Chelsea, Roman Abramovich (AFP/ALEXANDER NEMENOV)

Abramovich saat ini tidak dapat menjual asetnya di Inggris termasuk Chelsea tanpa izin khusus yang hanya dapat diberikan oleh menteri dan Kantor Penerapan Sanksi Keuangan Inggris (OFSI).

Setiap uang tunai dalam rekening yang dia pegang di Inggris sekarang dibekukan, dan sahamnya di London Stock Exchange juga tidak dapat dijual. 

Sebelum terkena sanksi, miliarder itu sempat membeli jet Boeing 787-8 Dreamliner senilai 264 juta euro.

Pesawat yang dapat mengangkut 50 penumpang itu merupakan jet pribadi paling mahal di dunia dengan biaya dasar 188 juta euro dan peralatan tambahan sebesar 76 juta euro, menurut laporan Forbes.

3 dari 3 halaman

Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina

Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya