Bursa Saham Asia Melemah Jelang Akhir Pekan Tersengat Wall Street

Bursa saham Asia melemah pada perdagangan Jumat, 17 Desember 2021 ikuti wall street yang tertekan.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 17 Des 2021, 08:40 WIB
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik beragam pada perdagangan Jumat pagi (17/12/2021). Pergerakan bursa saham Asia mengikuti wall street yang melemah. Investor juga menilai keputusan dua bank sentral utama.

Di Jepang, indeks Nikkei turun 0,68 persen pada awal sesi perdagangan. Indeks Topix tergelincir 0,33 persen dan indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,19 persen. Di Australia, indeks ASX 200 merosot 0,55 persen.

Di sisi lain, wall street melemah pada perdagangan Kamis pekan ini seiring saham teknologi kapitalisasi besar yang tertekan.

Sementara itu, Bank Sentral Inggris menaikkan suku bunga untuk pertama kali sejak pandemi COVID-19. Bank sentral Inggris menaikkan suku bunga naik dari 0,1 persen menjadi 0,25 persen karena tekanan inflasi.

Sementara itu, Bank Sentral Eropa memangkas pembelian obligasi untuk dukung kebijakan moneter di zona euro pada 2022. Namun, bank sentral Eropa mempertahankan suku bunga acuan 0 persen, dan tingkat marjin pinjaman 0,25 persen.

Keputusan Bank Sentral Inggris dan Bank Sentral Eropa mengikuti langkah Bank Sentral Amerika Serikat yang akan percepat pengurangan pembelian obligasi bulanan. Setelah itu bank sentral berharap mulai menaikkan suku bunga.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Menanti Langkah Bank Sentral Jepang

Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Bank of Japan akan mengumumkan kebutupan kebijakan moneter pada Jumat pekan ini. Analis mengatakan tidak mengharapkan perubahan substantif.

Ekonom Commonwealth Bank of Australia Joseph Capurso menuturkan, harapan inflasi yang melemah adalah salah satu kemungkinan Bank of Japan tidak akan mengikuti arah yang sama.

“Semua negara maju hadapi hambatan pasokan untuk beberapa produk,” kata Capurso dilansir dari CNBC, Jumat (17/12/2021).

Ia menuturkan, kontras tajam antara inflasi AS yang tinggi dan inflasi yang hampir tidak ada di Jepang menunjukkan hambatan pasokan tidak mendominasi tren inflasi secara keseluruhan.

“Faktor lain seperti dorongan permintaan yang sangat kuat di Amerika Serikat dibandingkan dengan di tempat lain termasuk Jepang berada di belakang dorongan inflasi Amerika Serikat yang luar biasa,” kata dia.

Indeks dolar AS berada di posisi 96,04 dari posisi sebelumnya 95,99. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 114. Harga minyak pada jam perdagangan di Asia melemah. Harga minyak Amerika Serikat turun 0,82 persen menjadi USD 71,79.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya