Harga Emas Stabil di Tengah Kekhawatiran Inflasi Lawan Kenaikan Imbal Obligasi

Ekspektasi inflasi yang meningkat dan ekspektasi pertumbuhan melemah dapat mendukung harga emas ke depan.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 22 Okt 2021, 06:26 WIB
Ilustrasi Harga Emas

Liputan6.com, Jakarta Kekhawatiran tentang inflasi dan kondisi sektor properti China yang diimbangi tekanan dari kenaikan imbal hasil obligasi AS mendorong harga emas dunia stabil di tengah perdagangan yang naik turun.

Melansir laman  Nasdaq, harga emas di pasar spot sedikit berubah menjadi USD 1.780,10 per ons. Adapun emas berjangka AS untuk pengiriman Desember turun 0,25 persen menjadi USD 1.780,50 per ounce.

"The Fed akan menurunkan suku bunga dan imbal hasil akan mencapai level tertinggi sepanjang masa sehingga tidak ada alasan bagi orang untuk memarkir uang mereka di aset keamanan yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas," kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line. Futures di Chicago.

Tercatat jika patokan imbal hasil obligasi 10-tahunan AS naik ke posisi puncak dalam 5 bulan, sementara indeks dolar bertahan stabil terhadap rival utamaya. 

Sementara emas sering dianggap sebagai lindung nilai inflasi, pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik, meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

Di sisi lain, harga saham Evergrande yang berakhir pada sesi lebih rendah 12,5 persen menjadi pendorong kasus positif untuk emas.

 

2 dari 2 halaman

Harga Logam Lainnya

Ilustrasi Harga Emas. Foto: Freepik

Pasar ekuitas di seluruh Asia dan Eropa jatuh setelah Evergrande mengatakan pada Rabu malam bahwa mereka telah membatalkan kesepakatan untuk menjual 50,1 persen saham pada layanan propertinya, dan karena kekhawatiran inflasi juga berdampak pada pasar.

Analis UBS mengatakan dalam sebuah catatan bahwa ekspektasi inflasi yang meningkat dan ekspektasi pertumbuhan yang melemah dapat mendukung harga emas dalam satu atau dua bulan ke depan.

Dua pejabat Federal Reserve AS mengatakan pada hari Rabu bahwa sementara bank sentral harus mulai mengurangi langkah-langkah stimulusnya, itu terlalu dini untuk kenaikan suku bunga.

Di antara logam mulia lainnya, harga perak turun 0,8 persen menjadi USD 24,07 per ounce dan Platinum susut 0,5 persen menjadi USD 1.045,02 per ounce. Harga paladium turun 2,8 persen menjadi USD 2.013,03 per ounce.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya