Menko Airlangga: Industri Kelapa Harus Gunakan Teknologi Guna Tingkatkan Nilai Tambah

Komoditas kelapa termasuk dalam sektor pertanian yang menjadi salah satu komoditas ekspor yang penting pada tanaman perkebunan.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 30 Agu 2021, 18:27 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang juga Ketua Komite Penanganan Covid-19dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, sektor pertanian memiliki peran penting dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia. Terlihat, pada 2020 sektor pertanian menyumbang PDB sebesar 13,70 persen, terbesar kedua setelah manufaktur.

Sektor pertanian menjadi salah satu yang paling tangguh di masa pandemi, dimana sektor ini tumbuh positif sebesar 0,38 persen (yoy) pada kuartal II-2021. Komoditas kelapa termasuk dalam sektor pertanian yang menjadi salah satu komoditas ekspor yang penting pada tanaman perkebunan.

“Kelapa harus masuk dalam rantai nilai global untuk mendapatkan nilai komoditas yang optimal dalam perdagangan internasional,” ujar Airlangga dalam acara 49th International Cocotech Conference and Exhibition, Senin (30/8/2021).

Ia mengatakan, bahwa smart farming dapat meningkatkan produksi pertanian secara signifikan, baik dari segi produktivitas maupun keberlanjutan.

Penerapan smart farming pada tanaman kelapa adalah untuk pengecekan kesehatan tanah, irigasi mikro, diversifikasi tanaman, palm climbing machine, robotic palm harvestors, neera harvestors, red palm weevil detector, air blast sprayer, surveillance plant condition using image analysis, pathogen detection, dan automation in coconut tissue culture.

“Teknologi inovatif untuk pengembangan kelapa berkelanjutan adalah hilirisasi produk kelapa seperti minyak kelapa, minyak kelapa murni, dan fitonutrien yang memiliki nilai tambah produk yang tinggi,” tutur Menko Airlangga. Selain itu, produk kelapa juga beragam seperti air kelapa, santan, nata de coco, kelapa kering, gula kelapa, bricket, karbon aktif, serat sabut kelapa, coco peat, dan lainnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Pembangunan Kelapa Berkelanjutan

Perluasan lahan baru untuk produksi Jagung di Desa Kuakon, Kecamatan Tinangkung, Kabupaten Banggai Kepulauan. Lahan di bawah pohon kelapa seluas 40 hektar ini dikelola oleh kelompok tani setempat, Kuakon Ekspo.

Dari segi lingkungan, aspek ramah lingkungan dari buah kelapa merupakan kapasitasnya dalam menyerap karbon sekitar 5,6 ton CO2 per ha per tahun dan penerapan agroforestri kelapa.

Menko Airlangga berharap negara-negara anggota International Coconut Community (ICC) dapat terus mendukung pembangunan kelapa berkelanjutan di negaranya masing-masing mengingat kontribusi kelapa yang besar tidak hanya dari aspek ekonomi, tetapi juga dari aspek sosial dan lingkungan.

Hal ini sangat penting karena lebih dari 95 persen kepemilikan kelapa merupakan petani kecil yang keberadaannya perlu diperhatikan. Menko Airlangga menegaskan, Pemerintah Indonesia juga akan terus mendukung sektor kelapa dan sekretariat ICC yang ada di Indonesia.

“Saya berharap konferensi dan pameran ini dapat menginspirasi semua negara penghasil kelapa untuk mendapatkan nilai tambah yang lebih tinggi dari hilirisasi industri kelapa dan meningkatkan produktivitas dengan menggunakan teknologi,” pungkas Menko Airlangga. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya