Anak WNI Asal Ponorogo Jadi Yatim Piatu di Malaysia, Ayah Ibunya Meninggal karena COVID-19

Seorang anak WNI di Malaysia menjadi yatim piatu karena kedua orangtuanya meninggal dunia akibat COVID-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Agu 2021, 19:37 WIB
Petugas mendistribusikan kebutuhan pokok di kawasan Segambut Dalam yang berada di bawah Enhanced Movement Control Order (EMCO) akibat peningkatan drastis jumlah kasus COVID-19 yang tercatat selama 10 hari terakhir di Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (27/6/2021). (AP Photo/Vincent Thian)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Kabar duka datang dari Malaysia. Di Negeri Jiran, seorang anak warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Kampung Baru, Kuala Lumpur, menjadi yatim piatu karena kedua orangtuanya meninggal dunia akibat Virus Corona COVID-19.

Dia adalah Mohd Fadlul Wafi (10), anak dari pasangan suami istri Isngaini dan Ruliatin. "Pak Isngaini meninggal 19 Juli 2021 karena COVID-19 kemudian disusul istrinya pada 24 Juli," ujar tetangga Wafi, Sholikhan, Jumat (6/8/2021).

Isngaini merupakan WNI asal Ponorogo yang memiliki kartu tanda penduduk tetap Malaysia atau IC merah, sedangkan istrinya asal Lamongan pemegang paspor mengikuti suaminya.

"Bapaknya meninggal saat isolasi mandiri di rumah sedangkan istrinya meninggal di rumah sakit karena tertular suaminya. Wafi sendiri negatif dan isolasi di rumah," kata Sholikhan.

Wafi saat ini duduk di kelas 4 Sekolah Kebangsaan (SK) Kampung Baru. Dia bisa masuk ke sekolah Malaysia karena bapaknya pemegang IC merah.

 

 
2 dari 4 halaman

Kehilangan 4 Orang Keluarga

Warga berdiri di belakang kawat berduri di Segambut Dalam yang ditempatkan di bawah EMCO di Kuala Lumpur, Malaysia (27/6/2021). Pemimpin Malaysia mengatakan penguncian total satu bulan yang akan berakhir Senin akan diperpanjang karena infeksi virus corona tetap tinggi. (AP Photo/Vincent Thian)

Almarhum Isngaini sehari-hari bekerja sebagai tukang besi, sedangkan Ruliatin bekerja sebagai petugas kebersihan di tempat sekolah anaknya. Saat ini Wafi tinggal bersama saudara dari ibunya, Khakim.

Wafi tidak hanya ditinggalkan kedua orangtuanya, namun juga oleh dua orang saudara ibunya di Kuala Lumpur.

"Dalam dua Minggu dia kehilangan empat orang yang disayangi. Pertama ayahnya disusul ibunya, terus dua orang saudara dari ibunya. Meninggal di Hospital Selayang dan Hospital Kuala Lumpur," kata tetangga depan rumahnya, Nazikin.

 

3 dari 4 halaman

Dapat Donasi

Seorang pria yang mengenakan masker berjalan di sepanjang jalan kosong di depan Menara Kembar pada hari pertama Full Movement Control Order (MCO) di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (1/6/2021). (AP Photo/Vincent Thian)

Sejumlah donasi telah diberikan kepada Wafi, seperti dilansir Antara. Di antaranya dari DPLN SBMI Malaysia, APMI Malaysia, KBRI Kuala Lumpur, warga setempat.

Sedangkan Ustadz Ahmad Fathoni dari PCIM Malaysia, menawarkan untuk memasukkan Wafi ke Rumah Aman Children Home.

"Saya menawarkan untuk memasukkan ke dalam rumah kebajikan (panti asuhan) yang pernah saya asuh," katanya. 

4 dari 4 halaman

Infografis RI Malaysia Cinta dan Benci

infografis RI Malaysia Cinta dan Benci

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya