Kesenjangan Akses Teknologi Jadi Tantangan Pemulihan Ekonomi di Indonesia

Teknologi digital bisa memfasilitasi pemulihan ekonomi dan bisa membentuk pembangunan di Indonesia dengan meningkatkan daya saing di masyarakat.

oleh Andina Librianty diperbarui 29 Jul 2021, 11:31 WIB
Logo Bank Dunia.

Liputan6.com, Jakarta Bank Dunia menilai teknologi digital bisa membantu pemulihan ekonomi di Indonesia. Namun kendalanya, saat ini masih ada kesenjangan yang cukup besar di Indonesia terkait akses terhadap teknologi digital.

Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, Satu Kahkonen, mengatakan teknologi digital bisa memfasilitasi pemulihan ekonomi dan bisa membentuk pembangunan di Indonesia dengan meningkatkan daya saing di masyarakat.

Sayangnya, saat ini tidak semua orang bisa mendapatkan manfaat teknologi digital. Oleh sebab itu, ia berharap pemerintah bisa mendorong akselerasi adopsi teknologi, terutama di tengah pandemi dengan semakin banyaknya orang bergantung pada teknologi.

"Manfaat teknologi digital tidak bisa kita anggap langsung ada begitu saja, karena tidak semua orang bisa mendapatkan manfaat dari teknologi digital," ungkap Satu dalam acara World Bank: Beyond Unicorns, Harnessing Digital Technologies for Inclusion in Indonesia pada Kamis (29/7/2021).

Dia menuturkan jika ada beberapa masyarakat yang tidak bisa berpartisipasi di dalam teknologi digital ini dan mereka berisiko tertinggal.

Sebagai contoh, katanya, terlepas dari berbagai capaian untuk memperluas konektivitas digital, hampir separuh dari masyarakat dewasa di Indonesia masih tidak bisa mengakses internet. Artinya, mereka tidak mendapatkan keuntungan dari teknologi digital.

 

Saksikan Video Ini

2 dari 2 halaman

Himbauan ke Pemerintah

Ilustrasi Internet, Digital, Gaya Hidu Digital. Kredit: Nattanan Kanchanaprat via Pixabay

Oleh karena itu, pemerintah diimbau untuk terus memastikan pengembangan inklusi digital. Hal ini agar dapat mengurangi tingkat kesenjangan. "Tentu caranya adalah dengan cara pembangunan yang inklusif," tutur Satu.

Di samping isu konektivitas, Bank Dunia juga melihat ada tantangan yang lain. Misalnya keterampilan yang diperlukan untuk bisa memanfaatkan teknologi digital.

"Ekonomi digital mempunyai kebutuhan pondasi analog yang termasuk lingkungan bisnis, dan yang akan menentukan bagaimana teknologi digital itu mendukung serta bagaimana manfaatnya akan dibagikan kepada semua," jelasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya