Terinfeksi COVID-19 dalam Tahanan, Orang Kepercayaan Aung San Suu Kyi Meninggal

Orang kepercayaan pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi, meninggal dunia karena terinfeksi COVID-19 dalam tahanan di penjara.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 21 Jul 2021, 10:28 WIB
Pengunjuk rasa antikudeta duduk di belakang poster dengan gambar pemimpin Myanmar yang digulingkan Aung San Suu Kyi selama unjuk rasa di Yangon, Myanmar, Senin (22/2/2021). Meski ada peringatan dari militer Myanmar, peserta demonstrasi tidak gentar. (AP Photo)

Liputan6.com, Yangon - Orang kepercayaan pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi yang dikudeta junta militer pada Februari lalu dilaporkan meninggal dunia karena terinfeksi COVID-19 dalam tahanan di penjara.

Nyan Win, seorang anggota senior veteran dan mantan juru bicara partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) - yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi - meninggal dunia di usia 78 tahun, seperti dikutip dari Channel News Asia, Rabu (21/7/2021).

Dia ditangkap setelah kudeta pada 1 Februari lalu yang melengserkan partai NLD dari pemerintahan Myanmar. Nyan Win ditahan ditahan di penjara Insein Yangon dengan tuduhan penghasutan.

"U Nyan Win ditemukan dengan gejala COVID-19 pada 11 Juli dan dipindahkan ke Rumah Sakit Umum Yangon ... untuk mendapatkan perawatan," kata Zaw Min Tun, juru bicara Dewan Administrasi Negara - sebutan resmi untuk junta militer Myanmar.

"Dia meninggal dunia pada pagi ini, pukul 09.00 di rumah sakit," terangnya.

Diketahui, Nyan Win memiliki penyakit bawaan yaitu hipertensi dan diabetes.

Nyan Win, politikus veteran yang bekerja untuk isu hak asasi manusia (HAM), menjadi satu-satunya orang yang diizinkan untuk bertemu Aung San Suu Kyi selama rezim junta militer sebelumnya saat dia menjadi tahanan rumah selama 15 tahun

Dia bertugas sebagai penyalur untuk Aung San Suu Kyi selama dia dipenjara, menyampaikan pesan-pesannya dari Myanmar yang saat itu terisolasi ke dunia luar dan para pendukungnya.

"Kami sangat bergantung padanya. Saya sangat sedih kehilangan dia," kata pengacara Khin Maung Zaw, yang merupakan bagian dari tim hukum Aung San Suu Kyi, kepada AFP.

"Tapi kami akan mengubah kesedihan kami menjadi kekuatan kami untuk bergerak maju," ujarnya.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

2 dari 3 halaman

Lonjakan COVID-19 di Myanmar Picu Kekhawatiran Risiko Wabah di Penjara

Polisi menangkap seorang pria saat pengunjuk rasa ikut serta dalam unjuk rasa menentang kudeta militer di Yangon, Myanmar, Sabtu (27/2/2021). Negara itu diguncang gelombang protes pro-demokrasi sejak kudeta militer Myanmar menggulingkan kekuasaan Aung San Suu Kyi pada 1 Februari. (Ye Aung THU/AFP)

Myanmar - yang telah berada dalam kerusuhan sejak kudeta - sekarang tengah menghadapi lonjakan kasus COVID-19.

Rumah sakit di seluruh negara itu kini mengalami kekurangan peralatan medis, tempat tidur pasien, oksigen dan dokter.

Penjara Myanmar juga penuh, karena tindakan keras junta terhadap para demonstran, aktivis dan politisi NLD - meningkatkan kekhawatiran wabah fatal di balik jeruji besi.

Juru bicara otoritas junta militer, mengatakan ada 375 orang di penjara di seluruh negeri yang dites positif COVID-19. Sekitar 200 dari mereka berada di rumah sakit, termasuk anggota senior NLD Han Thar Myint yang saat ini dalam perawatan intensif.

Wartawan asal Amerika Serikat, Danny Fenster juga masih berada di penjara Insein setelah dia ditahan ketika mencoba meninggalkan Myanmar pada Mei 2021.

Media yang dikelola pemerintah Myanmar mengatakan bahwa ada 1,6 juta orang yang telah divaksinasi COVID-19 di seluruh negeri - sekitar 2 persen dari populasi.

3 dari 3 halaman

Infografis Penangkapan Aung San Suu Kyi dan Kudeta Militer Myanmar

Infografis Penangkapan Aung San Suu Kyi dan Kudeta Militer Myanmar. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya