Satgas: Positif COVID-19 Jangan Ditutup-Tutupi, Lapor ke RT-RW Supaya Dapat Layanan

Satgas meminta agar warga yang terkonfirmasi positif COVID-19 untuk segera melaporkan dirinya ke RT-RW

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 16 Jul 2021, 17:11 WIB
Ilustrasi isolasi mandiri, isoman, COVID-19. (Photo by Dylan Ferreira on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Satgas Penanganan COVID-19 mengingatkan agar masyarakat yang terkonfirmasi positif COVID-19, untuk tidak menutup-nutupi kondisinya. Dengan melaporkan ke pihak pengurus RT atau RW bisa segera dapat mendapatkan penanganan yang tepat.

"Kalau pun kita positif, jangan kita tertutup. Jangan kita sembunyikan," kata Brigjen TNI (Purn.) dr. Alexander K. Ginting, Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan COVID-19 dalam diskusi BNPB pada Kamis (16/7/2021).

Dokter spesialis paru itu mengatakan, apabila seseorang dinyatakan positif terinfeksi virus corona, segeralah untuk melapor ke RT-RW. Nantinya, posko desa dan tim puskesmas akan membantu pasien yang membutuhkan layanan.

"Sepanjang itu, ringan di rumah masing-masing juga bisa dilaksanakan," kata Alexander menambahkan.

Menurut Alexander, apabila pasien COVID-19 tanpa gejala atau bergejala ringan tidak memungkinkan untuk melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing, maka dia bisa dibawa ke tempat isolasi terpusat.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 4 halaman

Gunakan Layanan Telemedicine

Gedung bekas Mapolresta Tangerang yang bakal dijadikan lokasi isolasi mandiri pasien Covid-19 di Kabupaten Tangerang. (Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Lebih lanjut, Alexander mengatakan bahwa apabila seseorang harus menjalani isolasi mandiri di rumah, pemerintah sudah menyiapkan layanan telemedicine apabila memerlukan obat atau pelayanan.

"Jadi kalau terjadi perburukan, saturasi turun, kemudian batuk-sesak ada, tidak boleh ditahan di rumah," katanya.

Menurut Alexander, saat ini banyak pasien COVID-19 yang harus mengantre di UGD atau langsung ke rumah sakit dikarenakan kurangnya arahan dan konsultasi saat isolasi mandiri.

"Sehingga mereka sudah 10 hari, ke rumah sakit sudah sesak," kata Alexander.

 

3 dari 4 halaman

Cek Juga Komorbid

Dokter Arum saat menjelaskan tentang proses isolasi mandiri, ke salah satu pasiennya yang reaktif Covid-19 di Puskesmas Balai Agung Musi Banyuasin Sumsel (Liputan6.com / Nefri Inge)

Ia mengatakan, ketika seseorang terinfeksi COVID-19 tanpa gejala, kondisi itu sebenarnya bisa dipertahankan agar tetap tidak bergejala.

Selain itu, Alexander juga mengatakan bahwa yang harus diperhatikan oleh pasien COVID-19 lainnya adalah apakah dia memiliki komorbid atau penyakit bawaan, atau tidak.

"Kalau ada hipertensi, ada diabetes, ini juga harus diobati. Sepanjang diabetesnya tidak terkontrol, hipertensinya juga tinggi, kita positif COVID, ini akan memperburuk keadaan," kata Alexander.

"Oleh karena itu bagi mereka yang punya komorbid, komorbidnya juga harus dilakukan assessment dan terapi."

4 dari 4 halaman

Infografis 11 Aplikasi untuk Konsultasi Online dan Obat Gratis Pasien Isolasi Mandiri Covid-19

Infografis 11 Aplikasi untuk Konsultasi Online dan Obat Gratis Pasien Isolasi Mandiri Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya