Pertumbuhan Ekonomi Pamekasan Minus 2,54 Persen Akibat Pandemi Covid-19

Bupati menjelaskan pandemi COVID-19 yang menimpa bangsa Indonesia, termasuk Jawa Timur dan Pamekasan telah menyebabkan dampak luar biasa dalam bidang ekonomi.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Jul 2021, 16:28 WIB
Ilustrasi Konsep Inflasi Credit: pexels.com/pixabay

Liputan6.com, Surabaya - Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur mengalami penurunan pada tahun 2020 akibat didera pandemi COVID-19 hingga mencapai minus 2,54 persen.

"Data ini lebih tinggi dari Jawa Timur, karena pertumbuhan ekonomi Jatim minus 2,39 persen," kata Bupati Pamekasan Badrut Tamam saat menyampaikan sambutan dalam acara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menangah Daerah (RPJMD) 2021 secara virtual di Pamekasan, Kamis, 15 Juli 2021, dilansir dari Antara.

Sementara, pertumbuhan ekonomi nasional selama 2020 minus 2,1 persen. Pada 2019, pertumbuhan ekonomi Pamekasan masih 4,92 persen, Jawa Timur 5,52 persen dan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5 persen.

Bupati menjelaskan pandemi COVID-19 yang menimpa bangsa Indonesia, termasuk Jawa Timur dan Pamekasan telah menyebabkan dampak luar biasa dalam bidang ekonomi.

Daya beli masyarakat menurun dan banyak anggaran dialokasikan pemerintah untuk bidang pembangunan dan pemberdayaan masyarakat terpaksa di-refocusing untuk mengatasi pandemi.

 

Saksikan Video Menarik Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Gotong Royong

Ilustrasi Grafik Resesi Ekonomi Credit: pexels.com/energepic.com

Bupati muda ini menjelaskan beragam program oleh pemerintah telah dilakukan untuk memulihkan ekonomi masyarakat, baik melalui APBN, APBD provinsi maupun kabupaten.

Namun, karena situasi yang tidak terkendali, ditambah lagi dengan adanya lonjakan kasus baru pada gelombang kedua, maka ekonomi belum bisa stabil.

"Maka dari itu, mari kita bekerja keras, bergotong royong, mencari solusi bersama guna memulihkan kondisi ini, menjadi lebih baik lagi," ajak bupati.

Berdasarkan data Satgas COVID-19 Pemkab Pamekasan, lonjakan kasus corona di kabupaten ini mulai meningkat setelah libur Lebaran Idul Fitri 1442 Hijriah.

Berbagai upaya telah dilakukan, termasuk memperketat penegakan disiplin protokol kesehatan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya