8 Startup Akhirnya Lulus Program Google for Startups Accelerator: Indonesia

Google baru saja mengumumkan delapan startup terpilih sudah menyelesaikan program Google for Startups Accelerator: Indonesia.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 06 Jul 2021, 17:00 WIB
Delapan startup peserta program Google for Startups Accelerator: Indonesia. (Ist.)

Liputan6.com, Jakarta - Google mengumumkan delapan startup yang bergabung dalam Google for Startups Accelerator: Indonesia telah menyelesaikan program pelatihannya. Ini merupakan pertama kali Google menggelar program akselerator yang didedikasikan khusus untuk satu negara.

Program Google for Startups Accelerator: Indonesia diselenggarakan dari 26 April hingga 10 Juni. Selama program ini, para startup mendapatkan materi secara mendalam dan workshop yang fokus pada desain produk, akuisisi pengguna, termasuk pengembangan leadership untuk founder.

Para peserta juga mendapatkan mentoring selama 169 jam bersama 47 mentor dari Google dan industri, termasuk di antaranya adalah alumni program Accelerator. Program ini juga memfasilitasi koneksi ke 117 venture capital.

"Kami sangat terkesan dengan ide-ide kreatif, energi, dan passion dari 8 founder ini, terlebih lagi karena mereka telah berhasil mengatasi berbagai tantangan yang muncul akibat pandemi," tutur Head of Startup Ecosystem SEA dan SAF di Google, Thye Yeow Bok dalam keterangan resminya, Selasa (6/7/2021).

Menurut Thye, tujuan program ini adalah untuk mempertajam kemampuan para founder dan membantu mereka mengembangkan startup-nya ke tingkat lebih tinggi. Dia pun senang dengan para peserta yang terus mengembangkan berbagai solusi untuk Indonesia.

Delapan lulusan program ini akan tergabung dalam jaringan global Google for Startups. Dengan bergabungnya mereka, Thye menuturkan, Google berharap dapat terus bekerja sama dengan para lulusan dan mengundan mereka untuk membimbing peserta akselerator program selanjutnya.

Adapun delapan startup yang bergabung dalam program Google ini adalah aido health, Aruna, Crowde, Duitin, Pahamify, Pintek, PrivyID, dan TeleCTG.

2 dari 3 halaman

Google Search Akan Peringatkan Pengguna Jika Hasil Pencarian Kurang Bisa Diandalkan

Ilustrasi Mesin Pencari, Google Search. Kredit: Photo Mix via Pixabay

Di sisi lain, Google akan memberitahukan ke pengguna jika hasil pencarian berubah dengan cepat, terkait dengan berita utama. Kini, beberapa pencarian akan memunculkan peringatan berupa "Sepertinya hasil ini berubah dengan cepat."

Selain itu, subjudul akan menjelaskan "Jika topik ini baru, terkadang perlu waktu agar hasil ditambahkan oleh sumber yang dapat dipercaya."

Dalam unggahan blognya, Google menyarankan, pengguna bisa memeriksa kembali ketika menemukan lebih banyak hasil pencarian.

Sejauh ini, pemberitahuan tersebut muncul pada hasil pencarian berbahasa Inggris yang berbasis di AS. Google menyebut, akan memperluas tools ini ke pasar lain dalam beberapa bulan mendatang.

"Meskipun Google Search akan selalu memberikan hasil paling berguna, terkadang informasi terpercaya yang kamu cari belum online," kata perusahaan, seperti dikutip Tekno Liputan6.com dari The Verge, Sabtu (26/6/2021).

Google juga menyebut, pemberitahuan dari Google berlaku untuk berita terkini atau topik-topik yang tengah berkembang. Menurut Google, ketika berita masih berkembang, mungkin hasil informasi yang dipublikasikan bukanlah yang paling bisa diandalkan. 

3 dari 3 halaman

Sedikit Berita dari Media

Tools milik Google ini pertama kali dilaporkan oleh Recode, berdasarkan informasi cuitan dari peneliti Stanford Internet Observatory Renee DiResta. Contoh screenshot di layar pencarian Google menampilkan kueri "ufo bisa terbang dengan kecepatan 106mph."

Referensi ini muncul ketika pengguna mencari tentang penampakan UFO pada 2016 di Wales. Saat itu, hasil pencarian yang muncul belum menyertakan peringatan.

"Seseorang telah merilis video laporan polisi ini di Wales dan hanya memiliki sedikit liputan media. Masih belum banyak yang mengetahui tentang informasi ini," kata Google Search Public Liaison Danny Sullivan kepada Recode.

Sullivan pun mengatakan, ada banyak orang yang mencari tentang UFO dan topik ini mulai jadi tren. Selain contoh tersebut, Google juga secara tak sengaja memperlihatkan informasi yang salah setelah peristiwa penembakan massal.

(Dam/Isk)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya