Kasus Covid-19 Melonjak, Bagaimana Target Pertumbuhan Ekonomi Nasional?

Kasus positif harian Covid-19 mengalami kenaikan pasca libur Idulfitri 2021

oleh Andina Librianty diperbarui 17 Jun 2021, 16:50 WIB
Warga mengikuti tes swab antigen gratis di Tower Alamanda Apartemen GNR, Jakarta, Kamis (20/5/2021). Swab antigen yang digelar pengelola apartemen bekerjasama dengan Polres Jakarta Utara, Polsek Kelapa Gading dan Puskesmas bertujuan untuk menekan penyebaran virus Covid-19.(Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta Kasus positif harian Covid-19 mengalami kenaikan pasca libur Idulfitri 2021. Hal ini dikhawatirkan akan berdampak pada pemulihan ekonomi RI pada tahun ini, atau setidaknya pada kuartal II 2021.

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengungkapkan sejauh ini target pertumbuhan ekonomi untuk 2021 masih di kisaran 4,1 hingga 5,1 persen. Sementara itu, ada kemungkinan untuk mengoreksi prediksi untuk kuartal II 2021 yang sebelumnya diperkirakan sekitar 7 persen.

Oleh sebab itu, Perry, mengatakan pihaknya akan terus memantau kondisi di tengah kembali melonjaknya kasus Covid-19.

"Kami terus melihat bagaimana indikator-indikator di bulan Juni ini, khususnya dampak dari kenaikan kasus Covid-19 akan berdampak. Tapi pertumbuhan kuartal dua jelas akan positif dan positifnya relatif tinggi, cuman angkanya saja perlu nanti kita lihat kembali dengan berbagai data terkini," jelas Perry dalam konferensi pers Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Juni 2021 pada Kamis (17/6/2021).

Sejauh ini, kata Perry, perbaikan perekonomian domestik berlanjut pada kuartal II 2021. Kondisi tersebut tercermin melalui berbagai indikator dini pada Mei 2021 yang terus membaik.

Indikator konsumsi rumah tangga meningkat sesuai pola musiman Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) seperti penjualan eceran, terutama makanan, minuman dan tembakau, serta bahan bakar kendaraan bermotor. Perbaikan ekonomi domestik juga tercermin dari kinerja indikator lainnya, yaitu ekspektasi konsumen, penjualan online, dan PMI Manufaktur yang melanjutkan peningkatan.

Dari sisi eksternal, kinerja ekspor terus meningkat, khususnya pada komoditas batu bara, besi dan baja, serta kendaraan bermotor sejalan dengan kenaikan permintaan mitra dagang utama.

Secara spasial, peningkatan ekspor terjadi di seluruh wilayah, terutama Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua).

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Sektor Lainnya

Suasana gedung perkantoran di Jakarta, Sabtu (17/10/2020). International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 menjadi minus 1,5 persen pada Oktober, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada Juni sebesar minus 0,3 persen. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Perbaikan ekonomi juga tercermin pada kinerja beberapa sektor utama, seperti industri pengolahan, perdagangan, dan konstruksi yang terus membaik.

Ke depan, pemulihan ekonomi domestik didorong oleh akselerasi perekonomian global, kecepatan vaksinasi, dan penguatan sinergi kebijakan, meskipun dibayangi oleh peningkatan kasus Covid-19 yang muncul pada akhir kuartal II.

"Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2021 tetap sesuai dengan proyeksi Bank Indonesia pada April 2021, yakni pada kisaran 4,1 persen hingga 5,1 persen," tutur Perry.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya