Festival Keren Tanpa Rokok, Ajak Berhenti Merokok Menyambut Hari Tanpa Tembakau Sedunia

Commit to Quit juga perlu dimaknai bukan hanya berhenti dari rokok konvensional, tapi juga produk rokok jenis baru,

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Jun 2021, 20:02 WIB
Festival keren tanpa rokok oleh Komnas Pengendalian Tembakau dan Yayasan Jantung Indonesia. (dok Komnas Pengendalian Tembakau)

Liputan6.com, Jakarta - Pada 31 Mei seluruh dunia merayakan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS). Momentum itu diusulkan oleh Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) dengan tema “Commit to Quit” atau “komitmen berhenti merokok”. Tema itu menjadi momen untuk memberi peringatan kepada masyarakat agar selalu waspada dengan bahaya konsumsi rokok.

Dalam momen yang sama, Komnas Pengendalian Tembakau dan Yayasan Jantung Indonesia bekerja sama untuk mengadakan Festival Keren Tanpa Rokok yang terdiri atas serangkaian kegiatan. Festival tersebut mengajak masyarakat memaknai arti “berhenti” tidak hanya dari perilaku merokok tapi pada hal-hal yang lebih mendasar lainnya.

"Commit to Quit" juga perlu dimaknai bukan hanya berhenti dari rokok konvensional, tapi juga produk rokok jenis baru, yaitu rokok elektrik baik berbentuk vape (electronic nicotine delivery system) maupun rokok yang dipanaskan (heated tobacco product) yang punya dampak yang sama.

Festival Keren Tanpa Rokok terdiri atas dua kegiatan utama, yaitu webinar “Pesan Kebangsaan: Rokok, Pandemi, dan Ketahanan Nasional” yang menampilkan para tokoh besar seperti Prof. Emil Salim, Nafsiah Mboi, dan Arifin Panigoro pada 31 Mei 2021.  Lalu ada kegiatan untuk anak muda, "Youth Talk #QuitNotSwitch: Keren Tanpa Rokok" pada 1 Juni 2021, yang menampilkan para pemuda inspiratif yang akan membagikan cerita dan prestasinya tanpa bergantung pada rokok dan industrinya.

"COVID-19 dibuktikan sangat erat kaitannya dengan --salah satunya-- perilaku merokok. Namun sayangnya, merokok menjadi perilaku yang sangat normal dengan didukung kebijakan yang lemah dalam pengendaliannya," kata Ketua Umum Komnas Pengendalian Tembakau Prof. dr. Hasbullah Thabrany, MPH, Dr.PH, dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com.

"Maka dalam rangka HTTS 2021 ini, kami memohon kepada pemerintah untuk lebih serius melakukan pengendalian konsumsi rokok demi bisa turut menekan COVID-19 di Indonesia. Hapus iklan dan sponsor rokok, buat harganya semahal mungkin, dan tutup akses rokok pada anak," tambahnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut:

2 dari 3 halaman

Mengendalikan Konsumsi Rokok

Salah satu pesan anak muda di Festival Keren Tanpa Rokok (Tangkapan Layar YouTube Komnas Pengendalian Tembakau)

Hasbullah meyakini derajat kesehatan masyarakat Indonesia akan naik saat konsumsi rokoknya bisa dikendalikan, dan ketahanan nasional pun otomatis terbentuk dari sumber daya manusia yang berkualitas.

Sementara Ketua Yayasan Jantung Indonesia Esti Nurjadin mengatakan, pemerintah perlu mengambil langkah serius terhadap kampanye marketing dari rokok elektrik kepada anak-anak dan remaja.

"Rokok elektrik dan rokok dengan berbagai rasa menjadi daya tarik untuk kaum muda Indonesia karena dianggap keren dan trendi. Padahal kita tahu kalau penyakit jantung dan kardiovaskular tidak lagi hanya menyerang kaum lansia, tetapi juga banyak ditemui di generasi muda," terang Esti.

Festival Keren Tanpa juga diramaikan dengan kampanye digital, diantaranya melibatkan para social media influencers untuk mengenakan kaus “Keren Tanpa Rokok” secara serentak pada 31 Mei 2021.  (Muhammad Thoifur)

3 dari 3 halaman

Protokol Kesehatan Vaksin Terbaik

Infografis Protokol Kesehatan Vaksin Terbaik (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya