Seorang Remaja di Australia Tewas Ditabrak Truk Saat Tidur di Tempat Sampah

Dua anak lainnya, berusia 11 dan 12, juga tidur di tempat sampah industri, tetapi satu berhasil melarikan diri sementara yang lainnya selamat dengan luka ringan.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 12 Mei 2021, 21:00 WIB
Ilustrasi Foto Jenazah

Liputan6.com, Port Lincoln - Seorang anak laki-laki berusia 13 tahun tewas tertabrak truk setelah tertidur di tempat sampah di Port Lincoln, Australia.

Sopir itu tidak menyadari ada orang di dalam tempat sampah sampai barang itu telah dimasukkan ke bagian belakang truk.

Dua anak lainnya, berusia 11 dan 12, juga tidur di tempat sampah industri, tetapi satu berhasil melarikan diri sementara yang lainnya selamat dengan luka ringan, demikian dikutip dari laman BBC, Rabu (12/5/2021).

Investigasi sekarang sedang dilakukan untuk mengetahui mengapa ketiga bocah lelaki itu tidur nyenyak, kata polisi kepada media setempat.

Jo Clark, CEO dari West Coast Youth and Community Support di Australia Selatan, mengatakan kepada Port Lincoln Times bahwa ketiga anak laki-laki itu adalah sering datang ke lokasi tersebut

Dia mengatakan, anak laki-laki yang meninggal "bukan tunawisma, dia adalah seorang anak muda Australia, yang seperti banyak anak muda lain berjuang untuk menavigasi masa dewasa dan menemukan tempat mereka, dan karena berbagai alasan mereka tertidur.

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Remaja Australia Lainnya

Ilustrasi Ubur-Ubur (Image by tee2tee from Pixabay)

Belum lama ini, seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun meninggal seminggu setelah disengat ubur-ubur kotak di pantai Queensland, Australia.

Diketahui remaja itu sedang berenang di Patterson Point, dekat Bamaga, pada 22 Februari ketika dia disengat hewan itu. Media lokal juga melaporkan bahwa ini adalah kematian pertama dari sengatan ubur-ubur kotak dalam 15 tahun terakhir.

Kepolisian Queensland mengkonfirmasi kepada CNN pada Kamis (4/3) bahwa mereka sedang mempersiapkan laporan untuk petugas koroner setelah kematian mendadak remaja tersebut, dari Bamaga.

Seorang juru bicara dari Royal Flying Doctor Service, layanan medis udara di Australia, mengatakan kepada CNN dalam sebuah pernyataan bahwa kru sempat menstabilkan remaja tersebut di Bamaga sebelum memindahkannya ke Rumah Sakit Townsville pada 22 Februari.

Namun sayang, remaja itu dikabarkan meninggal pada 1 Maret.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya