Kisah Santri Selamatkan Diri Saat Ponpes Al Bara'ah Adonara Roboh Diterjang Banjir Bandang

Musibah banjir bandang yang melanda Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengakibatkan sarana dan prasarana Ponpes Al Bara'ah di Desa Duwanur, Kecamatan Adonara Barat mengalami kerusakan.

oleh Dionisius Wilibardus diperbarui 13 Apr 2021, 07:00 WIB
Kondisi sekolah di Pesantren Al Bara’ah, Desa Duwanur,Kecamatan Adonara Barat,Kabupaten Flores Timur,NTT yang mengalami kerusakan Pasca banjir bandang. (Liputan6.com/Dionisius Wilibardus)

Liputan6.com, Flores Timur - Musibah banjir bandang yang melanda Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengakibatkan sarana dan prasarana Pondok Pesantren (Ponpes) Al Bara'ah di Desa Duwanur, Kecamatan Adonara Barat rusak parah.

Dinding tembok Ponpes Al Bara'ah jebol. Air disertai lumpur merendam seluruh ruangan pondok.

"Sekolah di lingkungan Ponpes Al Bara'ah mengalami kerusakan parah beberapa bangunannya," sebut Abdulrrahman Hamzah, pengurus Ponpes saat ditemui di Desa Duwanur, Kecamatan Adonara Barat, Kabupaten Flores Timur, NTT, Jumat (9/4/2021).

Abdulrrahman mengatakan, kerusakan yang paling parah dialami bangunan sekolah Raudatul Athfal (RA) setingkat TK yang tergenang material lumpur dengan tembok bagian depannya jebol.

Material banjir, kata dia, membuat beberapa alat permainan anak rusak. Ia menambahkan, material banjir juga menggenangi Madrasah Tsanawiyah (MTs) setara dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Madrasah Aliyah (MA) setara dengan Sekolah Manengah Atas (SMA).

"Di lembaga pendidikan pesantren Al Bara’ah yang mengalami kerusakan seperti TK (RA), asrama putri dan 2 MCK putri jebol. Tembok di bagian belakang asrama putri juga jebol," ucapnya.

Abdulrrahman menyebutkan jumlah siswa RA sebanyak 57 orang, MTs sebanyak 74 siswa, dan MA berjumlah 65 siswa.

Sementara itu, Ibnu Hamzah menjelaskan, peristiwa itu terjadi saat siswa sudah selesai ujian. Meski demikian, masih ada siswa yang tinggal di asrama. Ketika asramanya jebol, 3 orang siswa bersama guru melarikan diri ke hutan.

"Beruntung mereka semua bisa selamat meskipun berlari tanpa menggunakan senter dalam suasana gelap gulitan," sebutnya.

"Kami berharap agar pemerintah bisa memberikan bantuan untuk pembangunan sekolah ini. Sudah ada staf dari Kementerian Agama yang sudah datang melihat kondisi pesantren," dia menambahkan.

Saat mendatangi lokasi, Liputan6.com menyaksikan material lumpur menggenangi halaman sekolah dan menumpuk di dalam bangunan sekolah RA yang tembok bagian depannya telah roboh diterjang banjir.

Sebanyak 2 MCK rusak dan masih dipenuhi lumpur termasuk asrama putri serta tembok di sebelah utara juga roboh akibat dihantam arus banjir bandang.

Simak video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya