Cegah Gagal Ginjal, Pasien Hipertensi dan Diabetes Diimbau Minum Obat Teratur

Dokter mengungkapkan bahwa diabetes dan hipertensi, menjadi dua penyakit yang paling banyak menyebabkan gagal ginjal

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 13 Mar 2021, 07:00 WIB
(sumber: pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Diabetes dan hipertensi menjadi dua penyakit yang paling banyak menyebabkan gagal ginjal. Untuk mengendalikan kondisi tersebut merupakan hal yang penting bagi mereka yang menyandangnya.

Menurut data dari Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI), dari tahun ke tahun, hipertensi dan diabetes secara konsisten menjadi penyakit yang paling banyak menyebabkan gagal ginjal.

"Tentunya ada sebab-sebab yang lain seperti radang ginjal atau glomerulonefritis, penyakit bawaan, penyakit infeksi, juga turut berkontribusi menyebabkan timbulnya gagal ginjal," kata Ketua Umum Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) Aida Lydia.

Dalam temu media virtual beberapa waktu lalu, ditulis Sabtu (13/3/2021), Aida juga mengungkapkan bahwa menurut data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 dan 2018, terjadi peningkatan proporsi faktor risiko dari gagal ginjal yaitu hipertensi, diabetes dan obesitas.

Adapun, angka hipertensi meningkat dari 25,8 persen menjadi 34,1 persen; angka diabetes melitus meningkat dari 6,9 persen menjadi 8,5 persen; serta angka obesitas meningkat dari 15,4 persen menjadi 21,8 persen.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 3 halaman

Obat Hipertensi dan Diabetes Tak Bikin Gagal Ginjal

Ilustrasi Diabetes Credit: pexels.com/pixabay

Aida pun mengatakan, apabila seseorang telah mengalami hipertensi dan diabetes, penting untuk mengonsumsi obat secara teratur, di samping menjaga pola makan.

"Tujuannya adalah untuk mengontrol tekanan darah dan gula darah, agar terkontrol sepanjang waktu, dengan demikian mencegah komplikasi ke organ termasuk ginjal," katanya.

Aida mengatakan bahwa masih ada anggapan tekanan dan gula darah bisa dirasakan dan diketahui seseorang, tanpa perlu diperiksa atau diukur secara medis. Menurutnya, hal ini adalah salah.

Maka dari itu, penting bagi penyandang kedua penyakit tersebut untuk tetap rutin memeriksakan baik tekanan maupun gula darah.

Persepsi lain yang salah adalah, obat diabetes dan hipertensi dapat merusak ginjal karena terbuat dari bahan-bahan kimia. Aida juga menegaskan hal ini adalah anggapan yang salah.

"Yang betul adalah, obat hipertensi dan diabetes tidak merusak ginjal. Yang merusak ginjal adalah penyakitnya itu sendiri, bukan obatnya," kata Aida.

Untuk menjaga ginjal tetap sehat pun, seseorang diimbau untuk menjaga aktivitas fisik, mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan menjaga asupan cairan, hindari rokok, tidak mengonsumsi obat-obatan berlebihan seperti penghilang rasa sakit, serta mengenali faktor risiko.

3 dari 3 halaman

Infografis Syarat Lansia, Komorbid hingga Ibu Menyusui Disuntik Vaksin Covid-19

Infografis Syarat Lansia, Komorbid hingga Ibu Menyusui Disuntik Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya