Sukses

Waspadai 4 Faktor Risiko Batu Ginjal, Termasuk Kerap Kekurangan Cairan

Ada beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terkena batu ginjal.

Liputan6.com, Jakarta Batu ginjal adalah suatu kondisi terjadinya kristalisasi di ginjal kemudian mengalami pemadatan, pembesaran hingga akhirnya terbawa aliran kencing dan menyumbat saluran kencing.

Menurut dokter spesialis bedah urologi dari RS EMC Sentul Bogor, Yacobus Prangbuwono ada beberapa faktor risiko yang membuat seseorang mengalami batu ginjal.

Faktor risiko yang pertama adalah herediter atau faktor keturunan.

"Bila ada anggota keluarga yang memiliki batu ginjal itu lebih berisiko mengalami hal tersebut. Entah bapak, ibu, saudara, om atau kerabat," kata Yacobus dalam Jangan Remehkan Batu Ginjal! Yuk Cegah dan Kenali Penanganannya bersama EMC pada Senin, 25 Maret 2024.

Faktor kedua adalah riwayat penyakit tertentu. Seseorang dengan hipeparatiroid, gangguan metabolisme tubuh, serta pasien obesitas yang terbatas bergerak memiliki risiko lebih tinggi mengalami batu ginjal.

Konsumsi Suplemen Tertentu Berlebihan

Faktor ketiga, konsumsi suplemen atau vitamin C yang berlebihan dari yang tubuh butuhkan juga bisa membuat kemunculan batu ginjal.

"Misalnya konsumsi suplemen tinggi kalsium atau vitamin C, sehingga ketika sudah cukup dalam tubuh tapi mendapat tambahan dari luar yang membuat kadarnya tinggi maka ketika difiltrasi ginjal itu memungkinkan terjadinya batu," kata dokter lulusan Universitas Airlangga Surabaya ini.

Lalu, pasien yang mengalami riwayat kekurangan cairan yang kronis seperti dehidrasi atau diare kronis juga memiliki risiko alami batu ginjal.

"Ya, kurang asupan cairan atau minum yang kurang," katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Gejala Batu Ginjal

Gejala paling tersering seseorang dengan batu ginjal adalah nyeri pinggang. Meski sudah berganti posisi sekalipun nyeri tak berkurang.

"Lewat berbagai posisi, nyeri di pinggang itu tidak berkurang. Mau duduk, berdiri, miring kanan atau kiri, gejala tidak berkurang," kata Yacobus.

Rasa nyeri di area pinggang itu bisa bervariasi. Ada yang merasakan seperti sakit otot bahkan nyeri hebat sampai tidak tahu rasanya yang dikabarkan rasa sakit berada di urutan kedua setelah sakitnya melahirkan seperti disampaikan dokter spesialis bedah urologi Johan R Wibowo dari RS EMC Pulomas Jakarta.

"Rasa nyerinya tidak berpengaruh dengan pergerakan, hebat sekali," kata Johan di kesempatan yang sama.

3 dari 4 halaman

Gejala Batu Ginjal

Selain nyeri pinggang, Yacobus dan Johan mengatakan gejala batu ginjal lain yang sering dikeluhkan pasien diantaranya:

  • Buang air kecil berwarna merah atau disertai darah
  • Bila disertai infeksi pasien bakal mengalami demam
  • Mual dan muntah
  • Tidak bisa buang air kecil, lantaran ginjal sudah rusak sehingga tidak bisa memproduksi kencing.
4 dari 4 halaman

Cara Mendiagnosis Batu Ginjal

Ketika pasien datang dengan keluhan dicurigai batu ginjal, maka dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis. Pertama, kata Yacobus, dimulai dengan melakukan anamnesis.

"Dokter menggali riwayat pasien seperti menanyakan keluhan yang terjadi," terangnya.

Kedua, dokter akan melakukan pemeriksaan laboratorium diantaranya dari darah dan urine.

Ketiga, bakal diikuti dengan pemeriksaan USG untuk memeriksa batu di saluran kencing. Pemeriksaan lain juga bisa dilakukan seperti foto rontgen serta CT Scan atau CT Urologi di ginjal atau saluran kencing.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.