Pengamat: Penghapusan Kode Broker Bakal Dorong Investor Rasional

Pengamat Pasar Modal Budi Frensidy menilai langkah BEI tersebut merupakan hal positif untuk mendorong investor membeli saham secara fundamental dan teknikal.

oleh Agustina Melani diperbarui 28 Feb 2021, 18:00 WIB
Pekerja melintas di bawah layar indeks saham gabungan di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Sebelumnya, Indeks harga saham gabungan (IHSG) menembus level 5.600 pada penutupan perdagangan pertama bulan ini, Senin (3/4/2017). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menghapus kode broker dan tipe investor di running trade. Pada tahap pertama, BEI akan tutup kode broker mulai Juli 2021.  Penghapusan itu akan pengaruhi investor.

Pengamat Pasar Modal Budi Frensidy menilai langkah BEI tersebut merupakan hal positif untuk mendorong investor membeli saham secara fundamental dan teknikal. Penerapan penghapusan kode broker akan mendorong investor untuk melakukan riset sendiri.

"Kondisi memang membuat pasar modal Indonesia sehat, investor rasional dan dewasa. Pelan-pelan mengarah kea rah lebih baik. Investor jadi lakukan riset sendiri, membeli saham berdasarkan fundamental dan teknikal. Selama ini relatif dimanjakan. Nanti akan mandiri dan andalkan riset,” ujar Budi saat dihubung Liputan6.com, ditulis Minggu (28/2/2021).

Selain itu, Budi menilai, penghapusan kode broker memang seperti menutup salah satu alat informasi untuk investor. Sumber informasi yang biasanya jadi pertimbangan investor  hilang. Meski demikian, menurut Budi, penghapusan kode broker dapat hilangkan kebiasaan ikut-ikutan beli saham.

"Menghilangkan hearding behavior, ikut-ikutan hanya sekadar lihat broker besar konsentrasi di saham tertentu kemudian ambil posisi. Hilangkan bandarmology dan volatilitas berkurang,” ujar dia.

Akan tetapi, Budi mengatakan, penghapusan kode broker akan membuat investor kikuk. Apalagi investor ritel di Indonesia sebagian besar trader.

"80 persen trader. Saat ini menggunakan informasi itu untuk saham. Sehingga nanti dihilangkan cukup banyak investor akan kagok,” kata dia.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Ikuti Bursa Lain

Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Pada hari ini, IHSG melemah pada penutupan sesi pertama menyusul perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Ia menambahkan, investor ritel kemungkinan juga tidak aktif dalam jangka pendek dengan rencana penghapusan kode broker. Hal itu dapat membuat volume transaksi harian saham berkurang.

"Siap-siap investor ritel akan kagok. Investor ritel sudah terbiasa menggunakan itu, dalam jangka pendek bisa ada pengurangan transaksi,” kata dia.

Budi menuturkan,  sebagian besar bursa saham di dunia sudah tidak mencantumkan kode broker.  Di Indonesia masih mencamtumkan kode broker. Akan tetapi, investor ritel makin banyak dan ada pencantuman kode broker menambah beban data transmisi.

"Ini ikuti best practice bursa lain. Di banyak bursa sudah tidak cantumkan kode broker. Saat ini kurang dari 10 termasuk kita yang masih informasikan kode broker. Masalah mencantumkan kode broker itu (nambah beban-red) memori. Jumlah investor ritel makin banyak jadi IT support alami kesulitan,” kata dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya