Ketua Kadin Yakin UMKM Mampu Beradaptasi dengan Perkembangan Teknologi

Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Roeslani menyambut baik Program Kolaborasi Akselerasi Mencetak 500 ribu Eksportir Baru di 2030.

oleh Tira Santia diperbarui 17 Feb 2021, 12:24 WIB
Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani memberi sambutan saat penandatangangan MOU di Jakarta (14/8). Nota kesepahaman ini juga sebagai jalan keluar untuk mengatasi kelesuan pembiayaan khususnya di bidang otomotif. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan Roeslani menyambut baik Program Kolaborasi Akselerasi Mencetak 500 ribu Eksportir Baru di 2030. Program ini dapat mendorong kontribusi usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) kepada ekspor yang saat ini masih di level 15 persen.

“Memang kalau kita lihat UMKM dari sektor penyerapan tenaga kerjanya sangat tinggi, tetapi memang dari sektor kontribusi terhadap ekspor masih di level 15-16 persen,” kata Rosan dalam peresmian Program Kolaborasi Akselerasi Mencetak 500 ribu Eksportir Baru di 2030, Rabu (17/2/2021).

Tak dipungkiri, UMKM merupakan sektor yang terdampak paling besar pandemi Covid-19. Kendati begitu, dengan banyaknya stimulus yang dikeluarkan oleh pemerintah dapat membantu UMKM tetap bertahan di masa sulit ini.

Rosan pun cukup optimistis sektor UMKM akan terus berkembang dan bisa beradaptasi dengan perkembangan teknologi, pemasaran, dan lainnya. Sehingga UMKM bisa memberikan dampak positif bagi kita semua termasuk untuk meningkatkan ekspor.

“Sesuai dengan arahan Bapak Presiden Jokowi pada akhir Desember kita semua harus melakukan dan membangun suatu kebijakan yang bersama-sama mereformasi regulasi dalam rangka kita meningkatkan ekosistem dari para eksportir kita kedepannya,” ujarnya.

 

Load More
2 dari 2 halaman

Kinerja Ekspor-Impor

Pekerja membuat mebel di kawasan Tangerang, Selasa (3/11/2020). Kementerian Koperasi dan UKM mengajak para pelaku UMKM yang telah siap mengekspor untuk memanfaatkan Generalized System of Preference (GSP). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Lebih lanjut Rosan mengatakan, memang pada 2020 ini neraca perdagangan Indonesia surplus. Tapi jika dilihat lebih dalam peningkatan ekspor hanya sekitar 7,2 persen dan impor memang turun lebih tajam kurang lebih 13,5 persen.

Oleh karena itu, kata Rosan sangat penting bagaimana kita meningkatkan sumber daya manusia, dalam rangka meningkatkan daya saing. Dengan peningkatan SDM tersebut, nantinya memberikan suatu competitiveness yang bisa berjalan secara terus-menerus untuk meningkatkan ekspor.

“Kita pun bersama-sama masih ingat sebelum adanya Covid-19 ini kita melakukan beberapa pemaparan diskusi mengajak teman-teman di universitas dan UMKM untuk terus melakukan dan memberikan pengarahan bagaimana kita bersama-sama meningkatkan peran dari ekspor ini,” ungkapnya.

Demikian dalam kesempatan peresmian Program Kolaborasi Akselerasi Mencetak 500 ribu Eksportir Baru di 2030, Rosan mengatakan Pemerintah harus mensosialisasikan kepada para eksportir mengenai aktivitas perdagangan internasional yang sedang dijalankan Indonesia, seperti CEPA dan lainnya.

Sehingga para eksportir juga mengetahui apa saja yang Pemerintah Indonesia sudah disepakati dan mereka bisa memanfaatkan asas manfaat dari perjanjian perdagangan yang ada selama ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya