Tak Bikin 100 Persen Kebal tapi Vaksinasi COVID-19 Tetap Berguna Cegah Sakit Berat

Pakar pun menegaskan bahwa usai diberi vaksin COVID-19, seseorang harus tetap menjalankan protokol kesehatan demi mencegah tertular virus corona

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 20 Jan 2021, 12:00 WIB
Vaksinator menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas Jurang Mangu, Tangerang Selatan, Jumat (15/1/2021). Program vaksinasi COVID-19 tahap pertama kepada tenaga kesehatan mulai dilakukan di berbagai daerah di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Vaksinasi COVID-19 tidak seratus persen menjamin seseorang terlindung dari virus corona. Meski begitu, pakar mengatakan bahwa pemberian vaksin setidaknya mampu mengurangi gejala jika terinfeksi.

Iris Rengganis, pakar alergi dan imunologi yang juga Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengatakan bahwa setiap orang memiliki waktu membentuk antibodi dalam tubuh yang berbeda-beda.

"Kalaupun dia kena sakit COVID padahal sudah divaksinasi, itu mungkin saja," kata Iris dalam sebuah dialog virtual yang disiarkan dari Graha BNPB beberapa waktu lalu, ditulis Selasa (19/1/2021).

"Hanya saja bilamana dia sakit, tidak seberat dengan orang yang tidak divaksinasi," Iris menambahkan.

"Jadi dia tetap ada perlindungan tetapi tetap juga bisa kena."

Maka dari itu, Iris pun menegaskan bahwa protokol kesehatan harus tetap dijalankan hingga pandemi COVID-19 berakhir.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

Load More

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 3 halaman

Jangan Lengah Protokol Kesehatan

Presiden Joko Widodo atau Jokowi disuntik vaksin COVID-19 di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (13/1/2021). Jokowi menyatakan tidak merasa apa-apa saat disuntik vaksin COVID-19. (Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr)

Selain itu, Iris juga menjelaskan bahwa agar antibodi terbentuk, maka dibutuhkan dua kali penyuntikkan vaksin virus Corona. Di sini, ia kembali mengulang tentang pentingnya disiplin protokol kesehatan.

"Justru karena baru satu kali suntikkan, apalagi kalau kita tetap tidak menjaga protokol kesehatan, tetap bisa tertular," katanya.

Menurut Iris hal ini dikarenakan antibodi belum terbentuk dengan sempurna sehingga belum ada perlindungan yang diharapkan.

Maka dari itu, 14 hari setelah penyuntikkan dosis pertama, seseorang harus kembali mendapatkan penyuntikkan kedua vaksin COVID-19.

"Jadi kita belum bisa mengatakan bahwa sudah ada vaksin, tapi kan baru satu kali. Terus orang itu tidak menjaga protokol kesehatan. Tetap saja (kasusnya) akan naik."

Iris pun mengimbau agar usai vaksinasi kedua, orang yang sudah disuntik vaksin COVID-19 tetap harus menjalankan protokol kesehatan.

"Tetap juga menjaga protokol kesehatan sampai antibodi terbentuk dua minggu setelah vaksinasi kedua, tetap menjaga protokol kesehatan sampai pandemi berakhir."

3 dari 3 halaman

Infografis Yuk Kenali Cara Kerja Vaksin Covid-19

Infografis Yuk Kenali Cara Kerja Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya