Disuntik Vaksin Covid-19, Jokowi: Tidak Terasa Sama Sekali

Setelah tekanan darahnya dinyatakan sehat, Jokowi pun langsung disuntik vaksin Covid-19 di lengan kirinya.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 13 Jan 2021, 10:03 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi (kanan) meninjau fasilitas produksi dan pengemasan di PT Bio Farma, Bandung, Jawa Barat Selasa (11/8/2020). Jokowi menggunakan pakaian lengkap penelitian untuk melihat Laboratorium Bio Farma. (Foto: Biro Pers Kepresidenan)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah menerima dosis vaksin Covid-19 Rabu (13/1/2021). Dia merupakan orang pertama di Indonesia yang disuntik vaksin Corona buatan Sinovac.

Berdasarkan pantauan Liputan6.com dari Youtube Sekretariat Presiden, penyuntikan vaksin terhadap Jokowi dilakukan oleh Tim Dokter Kepresidenan.

Sebelum disuntik vaksin, dia sempat diperiksa tekanan darah dan ditanyakan apakah pernah terpapar Covid-19, memiliki gejala Covid-19, hingga riwayat penyakit seperti, jantung dan diabetes.

Setelah tekanan darahnya dinyatakan sehat, Jokowi pun langsung disuntik vaksin Covid-19 di lengan kirinya. Saat disuntik, Jokowi mengaku tak merasakan apapun

"Tidak terasa sama sekali," ucap Jokowi sambil tertawa kecil kepada dokter yang menyuntiknya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Prioritas Vaksin Covid-19

Vaksin COVID-19 produksi Sinovac tersimpan dalam lemari pendingin di gudang penyimpanan UPTD Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (12/1/2021). Sebanyak 14.060 vaksin COVID-19 produksi Sinovac diterima Dinas Kesehatan Kota Bekasi di tahap I. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Pemerintah sendiri menargetkan 70 persen atau 182 juta masyarakat Indonesia harus divaksin untuk mencapai herd immunity (kekebalan komunitas).

Untuk program vaksinasi Covid-19 tahap awal, pemerintah memprioritaska tenaga kesehatan, TNI/Polri, aparat hukum, hingga petugas pelayanan publik lain.

Vaksin Covid-19 asal Sinovac sendiri telah mengantongi Izin Penggunaan Darurat atau Emergency Use of Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM). Sehingga, vaksin dapat disuntikkan ke tenaga kesehatan yang menjadi prioritas program vaksinasi.

Izin Penggunaan Darurat ini ditandai dengan adanya nilai efikasi (kemanjuran) setara dengan 65,3 persen yang diambil dari laporan interim 3 bulan pascasuntikan kedua dari Uji Klinis Fase 3, yang dilaksanakan di Bandung sejak Agustus 2020 yang lalu, yang diberikan kepada 1.620 relawan.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya