Alasan Warren Buffett Indonesia Lo Kheng Hong Beli Saham Gajah Tunggal

Saham PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) menguat 25 persen ke posisi Rp 825 pada Jumat, 8 Januari 2021.

oleh Agustina Melani diperbarui 11 Jan 2021, 10:00 WIB
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) melonjak pada perdagangan saham Jumat, 8 Januari 2021. Lonjakan tersebut membuat saham terkena auto rejection atas (ARA).

Mengutip data RTI, saham PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) menguat 25 persen ke posisi Rp 825. Saham GJTL sempat berada di level tertinggi Rp 825 dan terendah Rp 655 per saham. Total frekuensi perdagangan 8.937 kali dengan nilai transaksi Rp 103,2 miliar.

Di tengah bangkitnya saham PT Gajah Tunggal Tbk, ternyata investor yang juga disebut Warren Buffett Indonesia, Lo Kheng Hong akumulasi saham PT Gajah Tunggal Tbk.

Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per 6 Januari 2021 yang dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI),  investor Lo Kheng Hong genggam saham GJTL 5,06 persen atau 176.484.900. Ada tujuh kali transaksi saham GJTL yang dilakukan Lo Kheng Hong.

Investasi saham yang dilakukan Lo Kheng Hong selalu menjadi perhatian. Ia mengakumulasi saham PT Global Mediacom Tbk pada Agustus 2020, dan kini secara bertahap ternyata mengakumulasi saham PT Gajah Tunggal Tbk.

Sementara kalau melihat dari kinerja keuangan, PT Gajah Tunggal Tbk mencatatkan rugi periode berjalan Rp 104,59 miliar hingga kuartal III 2020 dari periode sama tahun sebelumnya untung Rp 139,53 miliar.

Penjualan bersih perseroan merosot 19,43 persen dari Rp 11,93 triliun hingga September 2019 menjadi Rp 9,61 triliun hingga September 2020.

Lo Kheng Hong pun menjelaskan alasan membeli saham PT Gajah Tunggal Tbk. Ia menuturkan, kerugian PT Gajah Tunggal Tbk akibat ada kerugian nilai tukar mata uang atau kurs sebesar Rp 304 miliar. Tercatat memang laporan keuangan perseroan rugi kurs Rp 304,44 miliar hingga September 2020 dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 162,55 miliar.

Secara operasional, Lo Kheng Hong menilai, perseroan masih menguntungkan. "Akhir Desember 2020, rupiah menguat sehingga kerugian kurs berkurang banyak dan bisa membuat Gajah Tunggal berubah menjadi laba," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Senin (11/1/2021).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Dapat Cuan Rp 29 Miliar

Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Lo Kheng Hong menuturkan, PT Gajah Tunggal Tbk termasuk pabrik ban terbesar di Asia Tenggara dengan penjualan Rp 9,6 triliun selama sembilan bulan pertama 2020. “Terakhir saya membeli di harga 650. Itu price to book value 0,36, murah sekali,” kata dia.

Lo Kheng Hong menambahkan, pembelian saham GJTL pada awal Januari untuk menggenapi lima persen saja lantaran sebelumnya sudah memiliki.

Ia menuturkan, kalau mendapatkan keuntungan Rp 29 miliar dari saham PT Gajah Tunggal Tbk.

"Jumat harga saham GJTL naik 165, saya punya 176 juta lembar, 1 hari dikasih cuan 29 miliar, saya tidak ambil. Padahal ada yg pasang beli 1.274.226 lot," ujar dia.

Saat ditanya mengenai strategi pembelian saham secara bertahap, Lo Kheng Hong mengatakan, hal tersebut tergantung persediaan di bursa.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya