Kaleidoskop 2020: Kasus Flu Babi G4 Menyeruak dan 100 Dokter Gugur Terinfeksi COVID-19

Pertengahan 2020, di tengah dunia pada COVID-19 muncul kasus flu Babi G4 lalu di akhir Agustus data menunjukkan 100 dokter gugur terinfeksi virus Corona.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 14 Des 2020, 19:00 WIB
Ilustrasi Meninggal Dunia (Image by Rob van der Meijden from Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Tak terasa 2020 akan berakhir dalam hitungan minggu. Selain COVID-19, mari kita kilas balik pada apa yang terjadi pada pertengahan 2020 di kaleidoskop bidang kesehatan.

Pertengahan 2020, COVID-19 masih melanda dunia termasuk Indonesia. Di tanggal 9 bulan Mei 2020, terjadi lonjakan kasus tertinggi pertama, yakni ada 533 kasus baru di hari tersebut. Tepat sebulan kemudian, kasus baru bisa mencapai 1.043 orang dalam sehari.

Jumlah kasus COVID-19 yang terus naik, membuat petugas kesehatan termasuk dokter kelelahan. Tak sedikit yang tertular bahkan meninggal karena terinfeksi virus SARS-CoV-2. Berbulan-bulan bersama COVID-19 dan tak tahu kapan pandemi ini akan berakhir pemerintah mengajak masyarakat menerapkan kehidupan new normal alias normal yang baru. Diantaranya disiplin menerapkan 3 M: memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan sesering mungkin.

Saat fokus dalam menangani kasus COVID-19, di Mei hingga Agustus 2020 muncul kasus flu babi G4 EA H1N1 di dunia. Di Indonesia, muncul juga polemik pengangkatan anggota Konsil Kedokteran Indonesia.

Berikut selengkapnya Kaleidoskop Health pada Mei hingga Agustus 2020.

Mei

- Pengembangan Vaksin COVID-19

Beberapa perusahaan dalam negeri turut serta mengembangkan vaksin COVID-19. Perusahaan farmasi Indonesia PT Kalbe Farma dan Genexine dKorea Selatan sepakat melakukan uji klinik GX-19 di Indonesia. Ini merupakan pengembangan vaksin DNA terhadap COVID-19 yang akan dilakukan pada Juni 2020.

“Kerja sama pengembangan vaksin COVID-19 ini merupakan kontribusi Kalbe untuk membantu pemerintah mengatasi pandemi COVID-19 di Indonesia,“ kata Sie Djohan, Direktur PT Kalbe Farma Tbk.

 

- New Normal

Lebih dari tiga bulan pandemi Corona COVID-19 melanda Indonesia dan dunia, masalah kesehatan ini berimbas pada perekonomian. Guna kembali menggerakkan roda perekonomian tanpa meninggalkan aspek kesehatan, pemerintah menggaungkan tentang cara hidup yang baru alias new normal.

"Tentang bagaimana kenormalan yang baru, atau yang sering kita sebut sebagai new normal. Artinya kita harus hidup normal yang produktif, tentunya yang sekolah tetap bisa sekolah, yang bekerja tetap bisa bekerja. Namun mempersyaratkan sesuatu yang mutlak bahwa kita aman dari COVID-19," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 saat itu Achmad Yurianto pada Jumat, 29 Mei 2020 di Graha BNPB Jakarta.

Yuri mengimbau agar mulai sekarang masyarakat mulai membudayakan hal-hal yang dapat mengurangi risiko tertular COVID-19 seperti salah satunya menggunakan masker. Menurutnya kebiasaan menggunakan masker bisa menahan percikan droplet dari orang yang sakit ketika berbicara, batuk, hingga bersin ke lingkungan sekitarnya.

 

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini:

2 dari 5 halaman

Juni: Dexamethasone untuk Pasien COVID-19 dan Temuan Flu Babi

Ilustrasi flu babi (Sumber: Istockphoto)

- Dexamethason, Obat untuk Pasien COVID-19 Berat

Peneliti dari Inggris mengungkapkan hasil studi mereka terhadap obat dexamethasone untuk mengurangi risiko kematian pada pasien COVID-19 bergejala parah yang dirawat di rumah sakit.

"Hasil awal dari percobaan RECOVERY ini sangat jelas, dexamethasone mengurangi risiko kematian di antara pasien dengan komplikasi pernapasan yang parah," kata Martin Landray, Professor of Medicine and Epidemiology di Nuffield Department of Population Health, University of Oxford.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyebutkan bahwa obat ini merupakan yang terbukti mengatasi COVID-19 gejala parah. 

- Temuan Flu Babi Jenis Baru

Di tengah fokus terhadap penanganan COVID-19 muncul berita bahwa flu babi G4 EA H1N1 yang berpotensi menjadi pandemi telah diidentifikasi di Tiongkok oleh para ilmuwan. Flu babi ini baru-baru ini muncul dan dibawa oleh babi, tetapi dapat menginfeksi manusia.

"Kami melaporkan pengawasan virus flu babi dari 2011 hingga 2018 di Tiongkok dan mengidentifikasi genotipe 4 (G4) yang muncul baru-baru ini menyerupai virus H1N1, yang membawa pandemi 2009," tulis peneliti Hong Lei Sun, dikutip dari jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, Selasa (30/6/2020).

Virus G4 EA H1N1 mereplikasi sel epitel saluran napas manusia. Para peneliti menilai replikasi virus G4 dan temuan gejala klinis yang dapat dirasakan manusia.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, flu babi jenis baru belum pernah ditemukan di Indonesia. Hal ini ditegaskan dari hasil surveilans unit pelaksana Kementerian Pertanian Balai Veteriner Medan dan Balai Besar Veteriner Wates.

"Kami mengumpulkan beberapa sampel virus flu babi. Hasilnya berbeda, tidak ditemukan G4 EA H1N1. Meski demikian menjadi perhatian," ungkap Dirjen PKH I Ketut Diarmita."Ini karena babi termasuk hewan yang bisa meningkatkan mutasi virus dan berpotensi penularan kepada manusia."

3 dari 5 halaman

Juli: Achmad Yurianto Tak Lagi Jadi Jubir

Juru Bicara Penanganan Percepatan COVID-19 Achmad Yurianto saat konferensi pers melalui Live Streaming terkait perkembangan virus Corona di Gedung Graha BNPB, Jakarta pada Rabu (18/3/2020). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

- Achmad Yurianto Tak Lagi Jadi Jubir

Per 21 Juli 2020, sosok yang lima bulan ke belakang selalu tampil di media pukul 15.30 tak lagi hadir. Achmad Yurianto resmi menanggalkan jabatan juru bicara percepatan penanganan COVID-19. Posisi tersebut ditempati Prof Wiku Adisasmito.

Setelah 140 hari menjabat sebagai jubir penanganan COVID-19, pria dengan latar belakang dokter militer itu kembali fokus di Kementerian Kesehatan menjadi Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Pergantian ini juga membuat data terbaru kasus baru, meninggal, kasus sembuh COVID-19 di Indonesia tidak lagi disiarkan setiap hari. 

 

- Kasus Terkonfirmasi Corona Capai 100 Ribu

Setelah temuan kasus pertama COVID-19 di Indonesia pada 2 Maret 2020, selang beberapa bulan dari 1 menjadi seratus ribu kasus.Pada Senin, 27 Juli 2020 kasus COVID-19 di Indonesia menyentuh angka 100 ribu, tepatnya 1000.303 orang sudah terinfeksi virus SARS-CoV-2.

Kenaikan kasus COVID-19 sejak Maret memang terus mendaki. Lonjakan kasus tinggi pertama pda 9 Mei 2020 yang mencapai 533. Lalu, pada 9 Juni dilaporkan ada 1.043 kasus baru. Hingga pada 27 Juli bila diakumulasikan jumlahnya menjadi 100 ribu.

"Indonesia masih dalam kondisi krisis dan kita tidak boleh lengah menghadapi COVID-19," kata Wiku mengomentari tembus 100 ribu kasus terkonfirmasi COVID-19 di Indonesia.

 

- Pendaftaran Uji Klinis Tahap 3 Vaksin COVID-19 Sinovac

Indonesia turut terlibat dalam uji klinis tahap tiga vaksin yang dikembangkan perusahaan asal China, Sinovac. Pendaftaran berlangsung 27 Juli hingga 31 Agustus 2020dengan kriteria usia 18-59. Lalu dalam kondisi sehat dan tidak punya riwayat asma dan alergi vaksin.

Saat itu pemerintah mengumumkan dibutuhkan 1.620 relawan yang bakal 540 disuntikkan vaksin COVID-19, dan sisanya plasebo. Penelitian ini diketuai Tim Riset Uji Klinis Fase 3 Vaksin Covid-19 dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Prof Kusnandi Rusmil.

4 dari 5 halaman

Agustus: Penyuntikan Uji Klinis Vaksin COVID-19 Pertama

Ilustrasi gambar SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Corona COVID-19, diisolasi dari seorang pasien di AS. Diperoleh 27 Februari 2020 milik National Institutes of Health yang diambil dengan mikroskop elektron transmisi.(AFP/National Institutes Of Health)

- Penyuntikan Uji Klinis Vaksin COVID-19 Pertama

Pada 11 Agustus 2020 penyuntikan uji klinis vaksin COVID-19 dari Sinovac dilakukan. Penyuntikan yang dilakukan di Bandung, Jawa Barat itu disaksikan Presiden Joko Widodo. 

 

- Mutasi Virus Corona 10 Kali Lebih Menular

Mutasi Virus Corona penyebab COVID-19 terdeteksi di Malaysia. Otoritas kesehatan Negeri Jiran mengidentifikasi adanya strain baru Virus Corona yang dinamai D614G. Hal tersebut disampaikan Deputy General of Health Malaysia Noor Hisham Abdullah menulis dalam media sosial Facebook, Sabtu, 15 Agustus 220.

Abdullah menulis bahwa strain baru Virus SARS-CoV-2 itu sepuluh kali lebih menular dibandingkan strain-strain lainnya.

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Prof Amin Soebandrio, mengatakan, strain Virus Corona D614G yang terdeteksi di Malaysia dan disebut 10 kali lebih menular belum ditemukan di Indonesia.

"Sampai saat ini belum ditemukan di virus-virus yang ada di Indonesia. D614G itu belum ada," kata Prof Amin saat dihubungi Health Liputan6.com pada Rabu, 19 Agustus 2020.

Namun, Prof Amin tak bisa menyebut mutasi Virus Corona D614G tidak ada di Indonesia, "Kita belum tahu, karena kan virusnya enggak cuma 15, seperti yang sudah kita laporkan, tapi ada yang lain-lainnya."

Mengenai mutasi, menurut Amin itu adalah hal biasa pada virus. Mutasi merupakan cara virus beradaptasi agar tetap bisa hidup.

"Semuanya ada mutasi. Cuma ada mutasi yang menyebabkan perubahan asam amino dan ada yang tidak, tapi mutasi itu ada," kata Amin kepada Health-Liputan6.com.

 

Polemik Pengangkatan Anggota KKI

Pengangkatan 17 anggota Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) periode 2020-2025 oleh Presiden Joko Widodo menimbulkan polemik. Adanya pengangkatan tersebut didasari hukum pengangkatan, yakni Keputusan Presiden Nomor 55/M Tahun 2020 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota KKI tertanggal 11 Agustus 2020.

Polemik yang terjadi dilatarbelakangi nama-nama yang dilantik bukan hasil rekomendasi organisasi dan asosiasi profesi. Tak ayal, organisasi dan asosiasi profesi pun keberatan.

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih menyampaikan, dampak dari polemik tersebut.

"Pemerintah dan organisasi profesi seharusnya bergandeng tangan. Menurut kami, (polemik pengangkatan KKI) mencederai proses koordinasi, gotong royong, dan kebersamaan," ujar Daeng saat konferensi pers di Kantor PB IDI, Jakarta, Senin (24/8/2020).

IDI berharap saat itu bisa berdialog dengan Presiden Jokowi terkait haltersebut. 

"Harapannya, ada dialog ke depannya. Dan, sangat berharap Presiden Jokowi mau menerima kami," jelas Ketua Umum PB IDI Daeng M Faqih saat konferensi pers di Kantor PB IDI, Jakarta, Senin (24/8/2020).

 

- 100 Dokter Gugur Terinfeksi COVID-19

Di penghujung Agustus, Indonesia tengah berduka, genap 100 dokter  wafat terkait Corona COVID-19. Data tersebut per 30 Agustus 2020.

Humas Pengurus Besar (PB) IDI Abdul Halik Malik mengatakan, IDI mencatat dokter yang meninggal dunia terkait COVID-19 sudah genap 100 orang.

"Mari mendoakan tempat kembali yang terbaik bagi almarhum dan almarhumah serta ketabahan kepada keluarga dan kita semua yang ditinggalkan," kata Halik saat dikonfirmasi Health Liputan6.com melalui pesan singkat, Senin (31/8/2020).

"Sekaligus mendoakan agar kita semua diberi kekuatan, kesehatan, dan keselamatan dalam menghadapi pandemi Corona ini."

 

 

5 dari 5 halaman

Infografis

Infografis 4 Hal Positif untuk Kesembuhan Pasien Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya