Mimpi Buruk Saat Natal, Total Kasus COVID-19 di AS Tembus 20 Juta

Saat ini jumlah kumulatif kasus COVID-19 di AS sudah mencapai 10 juta lebih kasus.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 11 Nov 2020, 07:22 WIB
Seorang pria dan anaknya beristirahat di Times Square, New York, Amerika Serikat (AS), 9 November 2020. Menurut Center for Systems Science and Engineering (CSSE) di Universitas Johns Hopkins, jumlah kumulatif kasus COVID-19 di AS mencapai 10 juta kasus pada Senin (9/11). (Xinhua/Wang Ying)

Liputan6.com, New York - Tidak menutup kemungkinan kasus COVID-19 di Amerika Serikat (AS) menjadi 20 juta pada saat Natal, prediksi para pakar.

Bagaimana tidak? Saat ini saja, data dari Johns Hopkins University menunjukkan bahwa total kasus COVID-19 di Negeri Paman Sam sebanyak 10.217.789 jiwa.

Dan, hingga Rabu, 11 November 2020, pukul 05.25 pagi, AS mencatat 239.374 kematian karena COVID-19. Akan tetapi ada 3.928.845 kasus yang dinyatakan sembuh.

Ahli Epidemiologi sekaligus Direktur Pusat Penelitian dan Kebijakan Penyakit Menular di Universitas Minnesota, Dr Michael Osterholm, mengaku tidak kaget melihat data yang ada.

Bahkan, apabila suatu hari nanti kasus baru COVID-19 di AS mencapai 150.000 per harinya.

"Apa yang telah saya katakan selama berbulan-bulan adalah bersiaplah. Kita akan mencapai 200.000 atau lebih kasus dalam sehari-hari," kata Osterholm di acara 'Morning Joe' MSNBC dikutip dari situs NBC News pada Rabu, 11 November 2020.

"Kami juga harus bersiap-bersiap di rumah sakit untuk menghadapi masalah tersebut," Osterholm melanjutkan.

 

Simak Video Berikut Ini

2 dari 4 halaman

Peluang Terjadinya Lonjakan Kasus COVID-19 di AS

Layar elektronik menampilkan iklan seruan bagi pasien sembuh dari COVID-19 untuk mendonorkan plasma mereka di Times Square, New York, AS, 19 Agustus 2020. Menurut Center for Systems Science and Engineering di Universitas Johns Hopkins, kasus COVID-19 di AS telah menembus 5,5 juta. (Xinhua/Wang Ying)

Menurut Osterholm, beberapa hari ke depan akan ada banyak hal yang buat peluang terjadinya lonjakan kasus COVID-19 di Amerika Serikat semakin besar.

Osterholm, mengatakan, tak terhitung berapa banyak orang di AS yang mulai lelah dan marah lantaran harus selalu memakai masker dan mempraktikkan jarak sosial selama pandemi COVID-19.

Ditambah pula dengan cuaca yang akan lebih dingin, yang mendorong orang-orang untuk berada di dalam ruangan. Tempat bagi virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 lebih mudah menyebar.

"Ini telah menciptakan 'badai yang sempurna' untuk infeksi baru," ujarnya.

Belum lagi, kata Osterholm, kecil kemungkinannya vaksin COVID-19 buatan Pfizer akan diluncurkan dalam waktu dekat.

Osterholm pun mengingatkan seluruh warga AS memersiapkan diri untuk minggu-minggu tergelap di sepanjang pandemi COVID-19.

 

3 dari 4 halaman

Kasus COVID-19 di AS

Para pejalan kaki melewati sebuah papan iklan tes COVID-19 di New York, Amerika Serikat (AS), 9 November 2020. Menurut Center for Systems Science and Engineering (CSSE) di Universitas Johns Hopkins, jumlah kumulatif kasus COVID-19 di AS mencapai 10 juta kasus pada Senin (9/11). (Xinhua/Wang Ying)

NBC News mencatat bahwa AS mencetak rekor kasus harian sebanyak 133.819 pada Senin, 9 November 2020.

Itu untuk pertama kalinya jumlah kasus COVID-19 melewati ambang batas 130.000. Dan, enam hari berturut-turut AS mencatat lebih dari 100.000 kasus COVID-19 dalam sehari.

American Health Care Association and National Center for Assited Living melaporkan bahwa telah terjadi lonjakan kasus baru COVID-19 di panti jompo pada Selasa, 10 November 2020, setelah terjadi penurunan selama tujuh minggu.

 

4 dari 4 halaman

Infografis COVID-19

Infografis Cara Aman Pesan Makanan via Online dari Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya