Cek Fakta: Viral Video Diklaim Pembakaran Kedubes Prancis di Sudan, Benarkah?

Beredar video yang diklaim pembakaran kedubes Prancis di Sudan. Benarkah?

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 01 Nov 2020, 13:05 WIB
Gambar Tangkapan Layar Video yang Diklaim Pembakaran Gedung Kedubes Prancis di Sudan (sumber: Facebook)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang diklaim pembakaran kedutaan besar Prancis di Sudan beredar di media sosial. Video ini disebarkan akun Facebook Спокойная Душа pada 27 Oktober 2020.

Dalam video berdurasi 2 menit 20 detik itu, tampak demonstran merusak sebuah bangunan. Mereka melempar batu hingga kayu ke bangunan bertingkat dua tersebut.

Akun Facebook Спокойная Душа kemudian mengaitkan video tersebut dengan pembakaran kedutaan besar Prancis di Sudan.

"Pembakaran kedutaan Perancis di Sudan untuk menolak gambar Nabi yang menghina, semoga Tuhan memberkatinya dan memberinya kedamaian," tulis akun Facebook Спокойная Душа.

Video yang disebarkan akun Facebook Спокойная Душа telah 266 ribu kali ditonton dan mendapat 63 komentar warganet.

Benarkah video tersebut merupakan insiden pembakaran gedung kedutaan besar Prancis di Sudan? Berikut penelusurannya.

 

 

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri sebuah video yang diklaim pembakaran kedutaan besar Prancis di Sudan. Penelusuran dilakukan dengan mengunggah gambar tangkapan layar dari video tersebut ke Google Reverse Image.

Hasilnya terdapat beberapa artikel yang menjelaskan mengenai video tersebut. Satu di antaranya artikel berjudul "Rioters besiege British, German and US embassies in Khartoum" yang dimuat situs theguardian.com pada 14 September 2012 silam.

Gambar Tangkapan Layar Artikel dari Situs theguardian.com

Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa kedutaan besar Inggris, Jerman, dan Amerika Serikat dikepung dan dirusak oleh para perusuh ketika terjadi gelombang demonstrasi atas sebuah film amatir yang merendahkan Nabi Muhammad SAW. Peristiwa itu terjadi pada September 2012 silam.

Setidaknya tiga orang dilaporkan tewas di ibu kota Tunisia, Tunis, Jumat, setelah kerumunan perusuh yang melempar batu bentrok dengan polisi di luar kedutaan AS, yang menanggapinya dengan gas air mata. Api dan asap hitam mengepul dari bangunan luar di kompleks kedutaan saat ledakan terdengar, tampaknya disebabkan oleh bom bensin yang dilemparkan ke dalam kompleks oleh pengunjuk rasa.

Beberapa demonstran memanjat tembok kompleks. Pengunjuk rasa lainnya dipukul mundur oleh tembakan gas air mata.

Di Khartoum, pengunjuk rasa dilaporkan telah menargetkan kedutaan Jerman terlebih dahulu, menyerbu melalui tembok luar dan membakar mobil di dekat gerbang sebelum dipukul mundur oleh polisi. Massa kemudian pindah ke kedutaan Inggris di dekatnya.

William Hague, Sekretaris Luar Negeri mengatakan, para demonstran merobohkan tembok kompleks kedutaan dan menyebabkan beberapa kerusakan kecil, tetapi tidak memasuki kedutaan itu sendiri. Ketika serangan itu terjadi pada hari Jumat, beberapa staf kedutaan berada di dalam gedung dan semua karyawan baik warga Inggris dan Sudan aman.

"Kedutaan Jerman yang bertetangga, yang tampaknya menjadi fokus serangan, dibakar dan dirusak parah. Kami tetap berhubungan dekat dengan Jerman selama insiden itu dan dapat menawarkan perlindungan kepada diplomat Jerman. Saya senang untuk mengatakannya. bahwa mereka juga aman, "katanya.

Liputan6.com juga menemukan video serupa yang dimuat Channel YouTube CNN pada 14 September 2012 silam. Video berdurasi 1 menit 33 detik itu bertajuk "Sudan protesters storm German Embassy".

Gambar Tangkapan Layar Video dari Channel YouTube CNN

"Protesters are able to overpower security forces to breach the walls of the German embassy in Khartoum, Sudan," tulis Channel YouTube CNN.

 

 

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Sebuah video yang diklaim pembakaran kedutaan besar Prancis di Sudan ternyata tidak benar. Video yang disebarkan akun Facebook Спокойная Душа merupakan rekaman peristiwa kerusuhan di Khartoum, Sudan pada September 2012 lalu. Gedung yang dirusak dalam video tersebut merupakan gedung kedutaan Jerman.

 

Banner Cek Fakta: Salah (Liputan6.com/Triyasni)
4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya