Rupiah Dibuka Melemah, Namun Potensi Penguatan Terbuka Lebar

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.600 per dolar AS hingga 14.728 per dolar AS.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 16 Okt 2020, 10:36 WIB
Teller menunjukkan mata uang rupiah di bank, Jakarta, Rabu (22/1/2020). Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan penguatan nilai tukar rupiah yang belakangan terjadi terhadap dolar Amerika Serikat sejalan dengan fundamental ekonomi Indonesia dan mekanisme pasar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah tipis pada perdagangan Jumat hari ini. Namun rupiah berpotensi menguat.

Mengutip Bloomberg, Jumat (16/10/2020), rupiah dibuka di angka 14.699 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.690 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.600 per dolar AS hingga 14.728 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 6,01 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah dipatok di angka 4.766 per dolar AS, melemah tipis jika dibandingkan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.760 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan, berpeluang menguat seiring pembahasan terkait stimulus di Amerika Serikat yang diharapkan disepakati sebelum pemilihan presiden AS pada awal November.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat, mengatakan pemerintah AS di bawah Donald Trump semalam masih membuka kemungkinan stimulus akan dirilis sebelum pemilu.

Trump menaikkan penawarannya untuk mendekati penawaran dari Partai Demokrat dan pembicaraan masih berlangsung. Stimulus AS dinilai bisa membantu pemulihan ekonomi Negeri Paman Sam.

"Sikap pemerintah Trump tersebut bisa memberikan sentimen positif untuk aset berisiko dan berpotensi mendorong pelemahan dolar AS terhadap mata uang lainnya termasuk rupiah," ujar Ariston.

Dari dalam negeri, lanjutnya, demo yang terkendali serta surplus neraca perdagangan, juga bisa membantu penguatan rupiah hari ini.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan RI pada September 2020 mengalami surplus 2,44 miliar dolar AS dengan nilai ekspor 14,01 dan impor 11,57 miliar dolar AS, sehingga Indonesia mengalami surplus untuk kelima kalinya tahun ini sejak Mei 2020.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah bergerak di kisaran 14.650 per dolar AS hingga 14.750 per dolar AS.

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Penutupan Kemarin

Pekerja menunjukan mata uang Rupiah dan Dolar AS di Jakarta, Rabu (19/6/2019). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sore ini Rabu (19/6) ditutup menguat sebesar Rp 14.269 per dolar AS atau menguat 56,0 poin (0,39 persen) dari penutupan sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar )

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini ditutup menguat. Dikutip dari Bloomberg, Kamis (15/10/2020), rupiah ditutup berada di 14.690 per dolar AS, menguat jika dibandingkan penutupan kemarin di 14.717 per dolar AS.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan kondisi ini dipicu pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal ketiga yang sudah pasti kontraksi. Sehingga Indonesia bakal masuk jurang resesi. Namun ada harapan ekonomi akan kembali pulih pasca kebijakan pelonggaran PSBB di DKI Jakarta.

"Itu bisa terlihat dari masyarakat yang kembali aktif bekerja, berbelanja di mall dan lestoran kembali ramai," kata Ibrahim kepada wartawan, Jakarta, Kamis (15/10/2020).

Selain itu, Ibrahim mengatakan, tanda-tanda pertumbuhan ekonomi kembali membaik setelah Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data ekspor dan impor pada September 2020. Nilai ekspor Indonesia tercatat sebesar USD 14,01 miliar. Nilai tersebut mengalami penurunan sebesar 0,51 persen dibandingkan September 2019.

Sementara nilai impor pada September 2020 tercatat USD11,57 miliar atau turun 18,88 persen. Perhitungan ekspor yang masih tinggi ini membuat neraca dagang September terjadi surplus USD 2,44 miliar.

"Angka-angka tersebut melebihi ekspektasi para analis yang memperkirakan ekspor akan terkontraksi atau tumbuh negatif nyaris 8 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya," kata Ibrahim.

Terkait impor, diperkirakan turun sebesar 25,15 persen (yoy). Ini membuat neraca perdagangan surplus USD 2,06 miliar.

Selain itu sebelum vaksin merah putih diserahkan ke Bio Farma, maka Pemerintah akan melakukan uji coba Vaksin merah putih pada hewan di bulan November. Keberhasilan vaksin tersebut akan membuat Indonesia bisa bersaing dengan negara-negara lain.

"Dengan vaksin tersebut maka untuk harga vaksin pun relatif terjangkau berbeda dengan vaksin buatan luar negeri. Dan ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Indonesia," kata dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya