Ratusan Anak di Enam Daerah Jatim Jadi Perokok Aktif Selama Pandemi

Direktur Eksekutif Alit Indonesia, Yuliani Umrah mengatakan, temuan survei tentang perokok anak selama pandemi ini diketahui prevalensi perokok anak di masa pandemi mengalami kenaikan.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 29 Sep 2020, 20:30 WIB
Ilustrasi rokok/dok. Pascal Unsplash

Liputan6.com, Surabaya - Yayasan Arek Lintang (ALIT) yang bergerak di bidang Perlindungan Anak bekerja sama dengan Koalisi Stop Child buse yang terdiri dari ISNU, KP2M, Komunitas Siwi dan Gusdurian Sidoarjo, menemukan sedikitnya 500 anak telah menjadi perokok aktif selama pandemi.

"Kebetulan saat kondisi pandemi anak-anak tidak ada kegiatan sekolah tatap muka, sehingga banyak menggunakan wifi dan belajar daring di warung kopi, tetapi di sana mereka juga merokok," kata Tim Baseline Survey Koalisi Stop Child Abuse, Lisa Febriyanto di Surabaya, Jawa Timur Selasa (29/9/2020).

Lisa mengatakan, temuan ini adalah hasil survei yang dilakukan di lima regional state, masing-masing Surabaya, Sidoarjo, Malang Raya, Jember-Banyuwangi dan DI Yogyakarta, yang menunjukkan tempat yang paling banyak digunakan untuk merokok adalah warung kopi.

Direktur Eksekutif Alit Indonesia, Yuliani Umrah mengatakan, temuan survei tentang perokok anak selama pandemi ini diketahui prevalensi perokok anak di masa pandemi mengalami kenaikan.

"Kami ingin mengajak berpikir bersama dengan adanya temuan tersebut. Kalau kemudian kami hanya menemukan 500 anak yang menjadi perokok, besar kemungkinan jumlah tersebut lebih dari seribu atau bahkan sepuluh ribu anak yang menjadi perokok," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Harapan

Ia meminta agar temuan itu harus dipikirkan bersama agar dapat menentukan langkah bersama ke depan seperti apa. "Harapan kami ke depan, kita satu suara ke pemerintah pusat bagaimana mengatur kebijakan selanjutnya," ujar Yuli. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya