Top 3: AS Sanksi Iran Lagi hingga Potensi Lockdown COVID-19 Jilid II Inggris Disorot

Top 3 berita global hari ini terkait AS jatuhkan sanksi ke Iran, demo Thailand, hingga kemungkinan lockdown nasional jilid 2 akibat VIrus Corona COVID-19 di Inggris.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 21 Sep 2020, 09:35 WIB
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan pidato pada hari keempat Konvensi Nasional Partai Republik di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Kamis (27/8/2020). (AP Photo/Evan Vucci)

Liputan6.com, Washington, D.C. - Amerika Serikat menjatuhkan sanksi ke Iran akibat masalah nuklir. Sanksi itu sempat dibatalkan PBB, tetapi kembali diterapkan. 

AS menerapkan kembali semua sanksi yang dulu sempat dibatalkan PBB terhadap Republik Islam Iran," demikian seperti dikutip dari USA Today, Minggu 20 September 2020. 

Sanksi baru AS terhadap Iran tersebut kembali jadi sorotan termasuk oleh pembaca kanal Global Liputan6.com hari ini.

Berita internasional lain yang menjadi sorotan adalah demo di Kerajaan Thailand. Tanpa rasa takut, anak-anak muda di Negeru Gajah Putih itu turun ke jalan untuk menentang sistem monarki. 

Terkait isu COVID-19, Inggris menjadi sorotan karena membuka kemungkinan lockdown nasional jilid II. Hal ini karena kekhawatiran lonjakan kasus pada musim gugur. 

Selengkapnya, berikut tiga berita terpopuler di kanal global Liputan6.com dalam Top 3 Senin (21/9/2020): 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 4 halaman

1. AS Resmi Jatuhkan Sanksi ke Iran, PBB Tetap Ogah Dukung Donald Trump

Konpers Presiden AS Donald Trump mengakhiri hubungan AS dan WHO. Dok: Gedung Putih

Pemerintah Amerika Serikat resmi memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran pada 20 September 2020 --sebuah langkah yang telah dipandang sebagai aksi unilateral.

Pemberlakuan sanksi --yang sebelumnya sempat dibatalkan oleh AS pada 2015 untuk membuka jalan terhadap skema kesepakatan kepatuhan nuklir Iran atau JCPOA-- diumumkan langsung oleh Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo. 

Baca selengkapnya...

3 dari 4 halaman

2. Warga Thailand Kembali Demo Tuntut Reformasi Monarki

Demonstran pro-demokrasi menghadiri protes di Sanam Luang dengan The Grand Palace menyala di latar belakang di Bangkok, Thailand (19/9/2020). (AP Photo/Sakchai Lalit)

Para pengunjuk rasa di Bangkok pada Sabtu, 19 September 2020 mengulangi tuntutan agar monarki Thailand tetap berada di bawah konstitusi dalam demonstrasi terbesar sejak kudeta militer pada 2014.

Mereka berkumpul di Sanam Luang, lapangan umum di depan Istana Kerajaan di Bangkok, untuk menyuarakan penentangan mereka terhadap pemerintah Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha dan menyerukan reformasi, termasuk monarki, demikian dikutip dari laman Channel News Asia.

"Jika kita tidak bisa mengubah ini, kita tidak akan pernah memiliki demokrasi," kata pengacara hak sipil dan aktivis Anon Nampha, yang baru-baru ini dibebaskan dari penjara setelah melanggar persyaratan jaminannya. 

Baca selengkapnya...

4 dari 4 halaman

3. Inggris Dihadapkan dengan Lockdown Jilid II

Orang-orang berjalan di Jembatan Milenium dengan latar pemandangan Katedral St. Paul di London, Inggris, 1 Agustus 2020. Pemerintah Inggris pada Jumat (31/7) mengumumkan penundaan pelonggaran beberapa langkah pembatasan menyusul jumlah infeksi virus corona yang meningkat. (Xinhua/Han Yan)

Inggris kemungkinan akan kembali memberlakukan tindakan penguncian (lockdown) akibat Virus Corona COVID-19. Hal ini dikatakan oleh seorang ahli epidemiologi terkemuka pada Sabtu, 19 September 2020 ketika kasus baru naik ke level tertinggi sejak awal Mei. 

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan pada hari Jumat bahwa dia tidak ingin penutupan nasional lagi tetapi pembatasan baru mungkin diperlukan karena negara itu menghadapi gelombang kedua COVID-19 yang "tak terhindarkan". 

Baca selengkapnya...

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya