Microsoft Kembangkan Alat Pendeteksi Hoaks

Microsof berencana meluncurkan perangkat ini menjelang pilpres di Amerika Serikat.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 07 Sep 2020, 21:06 WIB
Kantor pusat Microsoft

Liputan6.com, Jakarta - Raksasa teknologi, Microsoft tengah mengembangkan alat untuk mendeteksi konten manipulasi deepfake dan hoaks.

Microsoft berencana meluncurkan perangkat ini jelang pemilihan presiden (pilpres) di Amerika Serikat (AS) guna mengantisipasi maraknya penyebaran hoaks.

Teknologi deep learning merupakan bagian dari kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), yang secara umum mampu mengolah audio dan video.

Dilansir dari bbc.com, Microsoft berharap teknologi itu akan membantu "memerangi disinformasi".

Penasihat teknologi Nina Schick mengatakan, penggunaan video deepfake untuk menyebarkan hoaks, relatif sedikit saat ini.

"Satu-satunya penggunaan (deepfake) yang sangat luas, yang kami ketahui, yakni untuk pornografi non-konsensual terhadap wanita," katanya, dikutip dari bbc.com, Senin (7/9/2020).

Namun, ia menilai bahwa deepfake dapat membahayakan masyarakat awam yang sulit membedakan konten palsu atau tidak.

"Deepfake ada di mana-mana dalam waktu sekitar tiga hingga lima tahun ke depan. Jadi kami perlu mengembangkan alat ini ke depan," ujarnya.

Microsoft telah mengakui tantangan ini. Dalam jangka pendek, pihaknya berharap produk yang ada dapat membantu mengidentifikasi deepfake menjelang pemilihan AS, November 2020 mendatang.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya