1,5 Juta Tenaga Medis Prioritas Dapat Vaksin Covid-19

Tenaga kesehatan yang akan mendapatkan vaksin massal tersebut terdiri dari dokter hingga perawat, termasuk mereka yang bertugas di satuan TNI dan Polri.

oleh Athika Rahma diperbarui 03 Sep 2020, 18:42 WIB
Tim riset uji klinis vaksin Covid-19 Universitas Padjadjaran (Unpad) melaksanakan simulasi pelaksanaan uji klinis di Gedung Fakultas Kedokteran Unpad, Kota Bandung, Kamis (6/8//2020). (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 1,5 juta tenaga medis akan menjadi prioritas yang mendapatkan vaksin Covid-19 paling awal. Ini berkaitan dengan tugas mereka sebagai garda terdepan dalam pelaksanaan vaksinasi massal.

Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PCPEN) sekaligus Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan, hal ini juga menjadi bentuk keseriusan pemerintah dalam memastikan kesehatan tenaga medis menjadi prioritas utama.

Terlebih, setelah 100 dokter dinyatakan gugur dalam menjalankan tugasnya menangani pasien Covid-19. Erick juga turut menyampaikan duka cita atas meninggalnya para pahlawan tersebut.

"Kita sangat turut berduka cita yang sangat mendalam, dan tentu saya sendiri tadi malam menyampaikan kami pemerintah berusaha berbuat yang terbaik walaupun mungkin tidak sempurna. Nah, karena itulah penting sekali kita saling berkoordinasi," kata dia di Jakarta, Kamis (3/9/2020).

Setidaknya 1,5 juta tenaga kesehatan bakal diterjunkan untuk mendukung kelancaran vaksinasi massal Covid-19.

Adapun tenaga kesehatan yang akan mendapatkan vaksin massal tersebut terdiri dari dokter hingga perawat, termasuk mereka yang bertugas di satuan TNI dan Polri.

Angka ini merupakan hasil pemetaan Komite PCPEN bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia).

"Alhamdulillah, hari ini dikomunikasikan itu jumlahnya untuk dokter, perawat, bidan termasuk yang ada di TNI-Polri itu 1,5 juta orang. Nah, ini menjadi kekuatan kita untuk nanti melakukan imunisasi (vaksin) massal," kata Erick.

Nantinya,Dalam diskusinya bersama IDI dan PPNI, pihaknya juga akan menyusun data dokter dan perawat sesuai dengan klasifikasi masing-masing agar tidak terjadi kesalahan dalam konsolidasi data. Dengan demikian, vaksinasi bisa dijalankan dengan lancar dan sesuai rencana ke depannya.

Tonton Video Ini

2 dari 2 halaman

Ingin Dapat Vaksin Covid-19 Gratis dari Pemerintah, Ini Syaratnya

Falla Adinda, seorang dokter yang juga selebritis dunia maya, menjalankan tugasnya sebagai dokter relawan di Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, yang menangani pasien Corona COVID-19 di Indonesia (Foto: Dokumen Pribadi)

Pemerintah tengah menyiapkan skema vaksin Covid-19 massal yang rencananya bakal dilakukan awal tahun 2021.

Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PCPEN) sekaligus Menteri BUMN Erick Thohir menyebutkan, terdapat 93 juta Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang diprioritaskan mendapat vaksin gratis pemerintah.

"Kami juga jelaskan, vaksin itu ada yang bantuan gratis dari pemerintah, apakah nanti datanya juga dilebarkan dengan BPJS Kesehatan yang jumlah PBI-nya ada 93 juta, ini yang jadi prioritas untuk masuk ke dalam vaksin gratis pemerintah," jelas Erick dalam konferensi pers virtual, Kamis (3/9/2020).

Pihaknya kini akan membenahi data-data penerima vaksin gratis tersebut supaya tepat sasaran. Erick memastikan, pihak yang mendapat vaksin gratis adalah mereka yang memang membutuhkan.

Selain itu, pihak yang akan diprioritaskan mendapat vaksin gratis adalah 1,5 juta tenaga medis yang bakal diterjunkan dalam penyuntikan dosis vaksin nantinya, karena mereka garda terdepan dan harus dipastikan kesehatan dan keselamatannya.

"Makanya pemerintah dengan data yang baik akan menggratiskan untuk yang memerlukan, termasuk dokter dan perawat. Datanya darimana? Salah satunya dari BPJS Kesehatan. Datanya benar apa enggak? Kita verifikasi lagi," tandasnya.

Sementara, skema vaksin mandiri dilakukan untuk mengurangi beban keuangan pemerintah. Pelaksanaan vaksin mandiri juga akan dilakukan dengan data dan jadwal yang tersinkronisasi.

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya